eQuator.co.id-PONTIANAK-RK. Partai Gerindra Kalimantan Barat telah menyerap aspirasi dari pengurus partai di tingkat ranting, anak cabang, hingga daerah. Hasilnya, sepakat mengusung dan memenangkan Prabowo Subianto menjadi orang nomor satu di bumi pertiwi.
Ketua DPD Gerindra Kalbar, Suriansyah, menegaskan Ketua Umum-nya itu merupakan calon tunggal bakal presiden RI yang akan diusung partai berlambang Garuda tersebut pada Pemilihan Umum (Pemilu) mendatang. “Dengan konsekuensi bahwa kami bertekad memenangkan Pemilu 2019 dengan menjadikan Prabowo Subianto sebagai Presiden ke 8 bagi Indonesia,” tegas Suriansyah, dalam konferensi pers deklarasi mengusung Prabowo Subianto untuk Pilpres 2019, di Sekretariat DPD Gerindra Kalbar, Jalan Reformasi, Pontianak, Minggu (11/3).
Menurut dia, deklarasi yang dilakukan merupakan langkah bersama yang juga dilakukan DPD Gerindra di 34 provinsi lainnya. Dijelaskannya, deklarasi se-Indonesia ini agar Prabowo mendengar, dan bersedia dicalonkan sebagai pemimpin negeri.
“Karena ketegasan sanggup dan bersedia mencalonkan diri belum kami dengar,” tuturnya.
Tanggal 11 Maret diambil, dikatakannya, memang sengaja. Bertepatan dengan Hari ditekennya Surat Perintah 11 Maret 1966 oleh Presiden Soekarno. Diharapkan menjadi momen baik bagi Indonesia akan pencalonan presiden baru pada 2019 nanti.
“Kita ingin, dengan adanya deklarasi ini, maka Indonesia mendapatkan masa depan yang baik dari orde lama menjadi orde baru yang penuh kebaikan, karakter Prabowo yang berani dan tegas tentu akan membawa perubahan bagi Indonesia hingga 2024 nanti,” harap Wakil Ketua DPRD Kalbar ini.
Soal dukungan dari partai lainnya untuk koalisi ini, dijelaskan Suriansyah, merupakan kewenangan pengurus Gerindra pusat. “Kami pengurus Kalbar tidak berwenang termasuk mendikte terkait hal itu,” tegasnya.
Di Ibukota Indonesia, deklarasi serupa dilakukan di Lapangan Arcici, Rawasari, Jakarta Pusat, Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan, mengucapkan selamat kepada Prabowo Subianto yang dideklerasikan oleh DPD Partai Gerindra. “Kami ucapkan selamat dan ini adalah keputusan DPD Gerindra, mudah-mudahan konsolidasi berjalan lancar,” ucapnya.
Pengamat Politik, sekaligus Direktur Eksekutif Lembaga Analisis Politik Indonesia, Maksimus Ramses Lalongkoe, menyebut deklarasi itu hal biasa dalam proses politik. “Soal deklarasi, itu sebagai salah satu sarana meningkatkan elektabilitas partai,” ujarnya saat dihubungi INDOPOS (Jawa Pos Group), Minggu (11/3).
Walaupun Gerindra menyatakan Probowo sebagai Capres 2019, Maksimus menilai itu tak menjadi keputusan akhir. “Bukan berarti final dalam urusan capres itu, karena ini juga bisa jadi untuk mendongkrak elektabilitas partai,” tekannya.
Sosok capres, apalagi seperti Prabowo, menurut Maksimus, bisa sangat berpengaruh terhadap peningkatan elektabilitas partai. “Artinya, muncul korelasional antara deklarasi pencapresan untuk kepentingan partai, bahwa dalam perjalanan dia (capres, red) kalau tidak dapat parpol koalisi. Itu hal lain lagi,” sebutnya.
Lantas, apa kira-kira jawaban Prabowo? Meski dukungan sudah banyak disuarakan, Sekretaris Jenderal Partai Gerindra, Ahmad Muzani, menyatakan bahwa mantan Capres 2014 itu belum menentukan pilihan maju atau tidak dalam Pilpres 2019 nanti.
Hingga saat ini, lanjut dia, Prabowo masih memikirkan beberapa hal. Mulai dari koalisi partai, keinginan masyarakat, hingga kemungkinan jika nantinya terpilih sebagai presiden.
“Pak Prabowo masih berfikir apakah koalisi ini cukup, apakah masyarakat masih menghendaki, sampai sanggupkan meminpin di tengah masalah yang besar yang terjadi di Indonesia saat ini,” ujar Muzani.
Laporan: Zainuddin, JPG
Editor: Mohamad iQbaL