Pesan dalam Perayaan Hari Perempuan Sedunia

Jadi Wanita Itu Spesial, Tetap Semangat Jalani Hari

UNIK. Para pelari wanita di PKT Atletik Klub dan BBC kompak mengenakan dress code pink saat berlari. Nurdiansyah-Bontang Post

Walaupun tidak setenar hari-hari raya keagamaan ataupun hari-hari besar lainnya, yang kerap diperingati secara besar-besaran, namun International Women’s Day atau Hari Perempuan Sedunia masih dirayakan segelintir warga Kota Taman. Dengan cara berbeda nan unik.

YUSVA ALAM, Bontang

eQuator.co.id – Kamis (8/3) sore, sinar mentari di langit Stadion Mulawarman tak seterik biasanya. Hangat-hangat kuku. Tidak terlalu menyengat, tidak juga redup. Cuaca yang pas untuk mencari keringat.

Seperti sore biasanya, salah satu stadion kebanggaan warga Bontang ini digunakan berolahraga. Sepak bola dan lari yang mendominasi. Tapi ada yang berbeda sore itu. Para pelari yang tergabung dalam PKT Atletik Klub dan Bontang Berlari Community (BBC), tampil berbeda dari biasanya. Khususnya para wanitanya hampir semuanya mengenakan dress code berwarna pink.

Sekilas olahraga yang dilakukan pun sama seperti hari-hari sebelumnya. Berlari mengitari lintasan atletik sesuai program yang ditetapkan sang pelatih. Sore itu, program berlari selama 15 menit harus ditempuh dalam waktu secepat-cepatnya. Harus dilahap atlit maupun para “pelari hore” –sebutan bagi pelari selain atlit-.

Kostum merah muda yang dikenakan hampir seluruh pelari wanita ini tampak mencolok mata.

Kerudung merah muda, baju atasan juga merah muda, namun bawahan bervariasi.
Jusrianty, salah satu anggota BBC menjelaskan, para pelari yang tergabung di BBC sudah mengadakan kesepakatan untuk tampil beda Kamis sore itu. Sepakat mengenakan dress code pink, untuk merayakan momen yang lekat dengan bangkitnya feminisme ini, yang diperingati setiap tanggal 8 Maret, bertepatan dengan Kamis sore tersebut.

“Kami sering merayakan momen-momen besar. Seperti hari kemerdekaan bangsa ini. Dengan mengenakan dress code merah putih,” ujarnya.

Namun dijelaskannya lagi, untuk hari wanita sedunia ini, BBC baru kali ini memperingatinya. Alasan mengenakan kostum warna merah muda pun dijelaskannya, karena identik dengan warna perempuan. Karena ide ini spontan, merekapun sebatas kepikiran merayakan dengan cara ini.

“Belum sempat memikirkan cara unik lainnya. Karena kami akan mengikuti perlombaan Minggu besok. Masih banyak yang harus dipikirkan,” candanya.
Tak hanya memperingati dengan cara unik, mewakili pelari wanita yang lain di BBC dan PKT Atletik Klub ia ingin menyampaikan pesan kepada seluruh wanita di dunia, khususnya wanita Bontang. Bahwa menjadi wanita itu harus selalu kuat. Menjadi wanita itu sesuatu yang spesial. Tetap harus selalu bersemangat menjalani hari.

Tak lupa iapun menyampaikan salam untuk pemimpin Bontang yang kebetulan juga seorang wanita. Mereka mengucapkan selamat hari perempuan untuk Bunda Neni.
“Selamat untuk seluruh wanita sedunia khususnya di Bontang. Jangan lupa berolahraga,” salamnya.

Perlu diketahui, dikutip dari berbagai sumber, sejarah Hari Wanita Sedunia jatuh pada tanggal tanggal 8 Maret setiap tahunnya, ini adalah sebuah hari besar yang dirayakan untuk memperingati keberhasilan kaum perempuan di bidang ekonomi, politik dan sosial.
Gagasan tentang perayaan ini dikemukakan untuk pertama kalinya pada saat memasuki abad ke-20 di tengah-tengah gelombang industrialisasi dan ekspansi ekonomi yang menyebabkan timbulnya protes-protes mengenai kondisi kerja.

Menurut sejarah, pada 1917 dua juta tentara Rusia terbunuh dalam perang yang mengakibatkan perempuan Rusia turun kejalan pada hari minggu terakhir di bulan Februari menyerukan “Roti dan Perdamaian”.

Para pemimpin politik menentang unjuk rasa tersebut, tetapi aksi tersebut tetap dilakukan agar Czar (raja) di Rusia saat itu turun tahta dan pemerintahan sementara mengakui hak perempuan untuk ikut serta dalam pemilu.

Hari bersejarah itu jatuh pada tanggal 23 Februari di Kalender Julian yang digunakan di Rusia atau tanggal 8 Maret menurut kalender Gregorian atau kalender masehi.

Hari Wanita Sedunia sebelumnya sempat menghilang, namun dengan bangkitnya feminisme pada tahun 1960-an, perayaan ini dirayakan kembali sampai akhirnya pada tahun 1975, PBB mulai mensponsori Hari Wanita Sedunia sebagai perayaan Internasional yang ditujukan untuk seluruh wanita di dunia.

Selain itu, perayaan ini juga untuk memperingati peristiwa kebakaran Pabrik Triangle Shirtwaist di New York pada tahun 1911 yang menewaskan 140 orang perempuan kehilangan nyawanya. (Bontang Post/JPG)