eQuator.co.id – PONTIANAK-RK. Yayasan Puteri Indonesia telah menentukan 25 Finalis Pemilihan Puteri Indonesia se Kalimantan yang mengikuti karantina di Golden Tulip, Pontianak, Selasa (30/1). Karantina tersebut akan diadakan hingga 3 Februari 2018 mendatang.
Finalis berasal dari Kalbar, Kalteng, Kaltara, Kalsel dan Kaltim. Nantinya mereka akan melaksanakan Malam Grand Final di Hotel Aston Pontianak pada 3 Februari. Penilaian dilakukan pihak Yayasan Puteri Indonesia bekerja sama dengan Pemegang Lisensi Pemilihan Puteri Indonesia (EO). Aspek yang akan dinilai beauty, brain dan behavior. Ada juga penilaian intelegensia, karena Putri Indonesia harus memiliki kecerdasan, ilmu pengetahuan dan mandiri. Penilaian lainnya menyangkut kepandaian merawat diri, bersih, dan berpenampilan rapi.
Kalbar diwakili lima wanita cantik yang muda dan berbakat. Yaitu Aldora Helsa Goewyn, Beisca Azzhara, Elsa Aurelia Suci Avilla, Wilda Octaviana Situngkir dan Salsabila. Saat press conference di Golden Tulip, 25 peserta se Kalimantan dihadirkan. Hadir pula Pemegang Lisensi Pemilihan Puteri Indonesia se Kalimantan 2018, Rezka Okto. Dikatakan Rezka, antusias kaum perempuan di Kalimantan untuk mengikuti kegiatan ini sangat tinggi.
“Kami telah melakukan beberapa tahap penjaringan, dengan langsung mendatangi provinsi se Kalimantan dilanjutkan dengan verifikasi data, berkas serta pengalaman-pengalaman mereka, ilmu pendidikan, dan akhirnya terpilihlah 25 finalis se Kalimantan,” ujarnya.
Kegiatan ini kata dia, sangat bermanfaat bagi pariwisata, perekonomian, dan UMKM di daerah masing-masing provinsi. Putri Indonesia ini akan jadi ujung tombak untuk mempromosikan potensi daerah, jika Pemda mendukung dan melibatkan mereka.
“Saya yakin 25 finalis ini bisa memberikan yang terbaik saat penilaian pada masa karantina ini, mereka yang mewakili provinsi masing-masing akan menjelaskan potensi daerahnya,” paparnya.
Dia berharap dukungan Pemda. Kepada finalis terpilih nantinya diharapkan tidak hanya memiliki ilmu pengetahuan, tapi juga beretika.
Kepala Dinas Kepemudaan, Olahraga dan Pariwisata (Disporapar) Kalbar Kartius yang juga turut menghadiri acara pembukaan karantina Puteri Indonesia se Kalimantan tersebut menyampaikan dukungannya terhadap kegiatan ini. Dengan dipilihnya Kota Pontianak sebagai tuan rumah merupakan kebanggaan dan kehormatan bagi Kalbar.
“Saya menyampaikan salam hangat dan permintaan maaf dari gubernur karena dia tidak bisa hadir,” katanya.
Dirinya juga mengucapkan selamat datang bagi para finalis. Sepuluh tahun belakangan dia mengungkapkan jika Pontianak sudah berbenah diri dan wajahnya sudah baik. “Kita akui kerja keras Wali Kota Pontianak, wajah Pontianak kini sudah membaik. Selamat datang, selamat menikmati Pontianak,” ucapnya.
Tiga tahun ini kata dia, Kalbar mulai menunjukkan geliatnya di tingkat nasional. Sedangkan dari segi keunggulan berkaitan dengan kompetisi nasional. “Tiga tahun ini kita tidak kalah baik itu pemuda, olahraga, maupun pariwisata,” jelasnya.
Karena itu Kartius meminta agar anak-anak Kalbar menunjukkan kelebihannya dan kecerdasannya untuk mewakili daerah di ajang nasional. Dia juga meminta EO untuk bekerja secara profesional, sportif dan mengutamakan prestasi. “Kalbar terutama gubernur dan dinas sangat mendukung kegiatan ini. Meski secara finansial saat ini belum mampu, tapi jika proposal masuk akan bisa pertimbangan pada kesempatan lainnya,” tuturnya.
“Tunjukan Kalbar bisa menjadi tuan rumah yang baik dan mampu memberikan pelayanan yang baik karena tamu adalah raja, jika kita melayani degan baik mereka bisa datang lagi,” timpal Kartius.
Sementara itu, salah seorang perwakilan Putri Indonesia asal kalbar Beisca Azzhara menyampaikan komitmennya untuk memajukan pariwisata Kalbar dengan cara yang kekinian, cara anak muda yang memanfaatkan kecanggihan teknologi dan media sosial. “Cara ini saya anggap sebagai cara yang efektif untuk menarik perhatian wisatawan. Dengan majunya pariwisata Kalbar, perekonomian juga akan meningkat,” pungkas mahasiswi Fakultas Hukum Untan ini
Pembangunan kesehatan merupakan aspek penting yang harus diperhatikan pemerintah. Karena kesehatan akan membentuk karakter masyarakat. “Makanya harus ada sosialisasi dan pembinaan yang dilakukan bagi masyarakat agar mereka semakin peduli pada kesehatan,” ucapnya.
Menyikapi Pilkada yang akan dihelat di tahun ini, dia berharap masyarakat Kalbar umumnya dan Kota Pontianak khususnya dapat menerapkan azas Jurdil dalam memilih pemimpin.
“Jangan mengembangkan isu Sara, jangan jadi gunting yang bisa membuat bagian-bagian terpisah, jadilah benang yang bisa membuat bagian terpisah jadi menyatu. Saling berpegangan tangan, tanamkan komitmen untuk memilih pemimpin di Kalbar,” tutupnya.
Laporan: Zainudin
Editor: Arman Hairiadi