eQuator.co.id – Melawi-RK. Belum tuntas kasus izin pabrik PT Citra Mahkota yang menjadi target kerja Panitia Hak Angket DPRD Melawi, namun pabrik tersebut sudah mulai beroperasi. Namun belakangan akibat beroperasinya pabrik mobilitas angkutan buah sawit dari luar. Seperti dari Kota Baru dan Sayan menuju lokasi pabrik di Ella Hilir meningkat drastis. Akibatnya kerusakan jalan semakin parah hingga masyarakat yang menjadi sengsara.
Belum lama ini, sekitar 20 Januari lalu, muncul persoalan baru yang juga berkaitan dengan keberadaan pabrik PT CM. Yakni sebuah truk tangki minyak Crude Palm Oil (CPO) tumbang ketika akan menyeberang dan menumpahkan CPO ke Sungai Melawi, sehingga mencemari Sungai Melawi. Hal itu tentunya tidak disengaja, melainkan musibah. Namun tidak menutup kemungkinan hal tersebut sering terjadi dan Sungai Melawi terus menerus tercemari.
Seorang warga Agustiyanto menyampaikan, lokasi kejadian truk tangki pengangkut CPO terbalik di penyeberangan Desa Popai, Ella Hilir. Terbaliknya truk tangki CPO itu bermula saat truk sudah keluar dari ponton. Namun saat truk mau naik dari pantai menuju jalan, truk pun tak mampu naik sehingga merosot ke belakang tanpa rem dan terbalik. Tak pelak, CPO pun bertaburan mencemari sungai.
“Tumpahan CPO dengan cepat menyebar terbawa arus Sungai Melawi. Mengakibatkan air di perhuluan tak bisa digunakan sementara ini untuk mandi. Terlebih untuk konsumsi air minum. Sehingga warga di hulu sekarang ini banyak yang terkena penyakit gatal-gatal, karena air sungai memang dipakai untuk mandi. Tak hanya itu, akibat pencemaran ini juga berdampak langsung kepada sumber air PDAM setempat yang didistribusikan kepada warga di sana,” ungkap Agustiyanto melalui messenger, Kamis (25/1).
Sementara itu, PDAM Ella Hilir menggunakan air sungai sebagai sumber air yang akan dialiri ke IPA yang kemudian didistribusikan ke masyarakat. Namun dengan tercemarinya air sungai akibat tumpahan CPO. Artinya juga akan tersedot oleh PDAM. Saat ini tumpahan CPO masih menyisakan tumpukan CPO yang tergenang di jamban-jamban warga,” tuturnya.
Menurutnya, sementara ini air di Sungai Melawi yang berada di sekitar lokasi tumpahnya CPO sementara ini tidak bisa digunakan untuk keperluan sehari-hari. Apalagi tumpahan CPO mengalir hingga ke beberapa desa di bantaran Sungai Melawi. “Jelas masyarakat yang dirugikan dan apa perusahaan bertanggungjawab,” tegasnya.
Atas kejadian itu, Yanto menambahkan, warga mendesak perusahaan perkebunan PT CM harus membuat pelabuhan penyeberangan bongkar muat yang permanen. Ketika truk CPO terbalik tidak akan mencemari sungai. “Jika hal semacam ini sering terjadi maka memang sangat besar sekali dampak kepada masyarakat. Yang jelas masyarakat akan terganggu,” lugasnya.
Reporter: Dedi Irawan
Redaktur: Andry Soe