eQuator.co.id – Melawi-RK. Karena masih perlu dilakukan audit terhadap kondisi gedung, sehingga membuat pembangunan Kantor Bupati Melawi batal dilanjutkan pada tahun lalu.
Tahun ini, Pemerintah Melawi kembali menganggarkan pembangunan Kantor Bupati Melawi sebesar Rp21,9 miliar. Untuk menyelesaikan pembangunan kantor yang telah terbengkalai selama bertahun-tahun.
Kepala Dinas Perumahan Rakyat, Kawasan Permukiman dan Pertanahan (DPRKPP) Melawi, Hinduansyah menerangkan, untuk proses kelanjutan Kantor Bupati Melawi sudah tak ada lagi permasalahan, karena proses audit sudah selesai dilakukan.
“Untuk perencanaan juga kita sudah siap. Sekarang tinggal menunggu proses APBD saja. Setelah itu langsung kita lelang,” ujarnya.
Hinduansyah menegaskan, memang tidak ada masalah dari hasil audit. Bahkan, perencanaan juga sudah disesuaikan dengan audit yang telah dilakukan. Sedangkan untuk item-item yang akan dilakukan perbaikan, di antaranya membongkar atap, plafon hingga jaringan listrik di dalamnya.
“Kemudian, mendesain kembali ruangan-ruangan serta dinding. Sedangkan untuk lanskap luar belum. Anggaran ini hanya untuk bangunan saja,” terangnya.
Sementara, angka alokasi dana yang dianggarkan untuk kelanjutan tahun ini sama dengan anggaran tahun lalu yang sempat batal dipergunakan. “Anggaran kantor bupati sama dengan tahun lalu. Tahun lalu kan tidak dilaksanakan. Karena prosesnya panjang. Maka anggarannya dialihkan di tahun 2018. Semoga tidak ada kendala,” ujar Sekretaris Daerah (Sekda) Melawi, Ivo Titus Mulyono, kemarin.
Ivo menerangkan, audit terhadap Kantor Bupati Melawi telah dilakukan oleh BPKP. Sekarang tinggal menunggu proses lelang terhadap proyek pembangunan kantor tersebut. “Pembangunannya memang melanjutkan pada bangunan lama. Kita tidak bangun baru,” jelasnya.
Ihwal sempat munculnya wacana untuk membangun kantor bupati baru di lokasi berbeda, Sekda menjelaskan, wacana ini sebenarnya untuk kembali membangun kantor bupati lama yang telah terbakar pada akhir 2016.
“Itu rencananya diajukan ke pusat lewat APBN. Hanya sepertinya tidak masuk, tidak gol. Karena kalau buat baru itu besar dananya. Kalau melanjutkan paling dananya hanya Rp21,9 miliar saja,” ulasnya.
Reporter: Dedi Irawan
Redaktur: Andry Soe