eQuator – Pelatih Ikatan Anggar Seluruh Indonesia (IKASI) Kabupaten Mempawah, Sunardi mengharapkan para atlet yang berhasil lolos dalam Prakualifikasi PON di Bandung 14-19 September lalu, supaya tidak tidur atau terlena dengan kemenangan itu. Karena perjuangan yang sesungguhnya untuk merebut medali belum dimulai.
“Seluruh atlet yang lolos jangan tidur. Artinya jangan menganggap dirinya sudah hebat karena bisa lolos. Jangan langsung membanggakan diri,” ujar Sunardi dihubungi via seluler, Senin (9/11).
Peringatan ini muncul sepulangnya Sunardi mendampingi empat atlet IKASI Kabupaten Mempawah yang diundang secara khusus dari Pengurus Provinsi IKASI Jawa Tengah untuk mengikuti kejuaraan Jawa Tengah Open International Fencing Championship 2015, di Magelang, 21-26 Oktober lalu.
Selaku pelatih, agenda Jawa Tengah Open International Fencing Championship 2015 juga dimanfaatkan sekaligus untuk mengamati dan membaca peta perlawanan atlet tiap-tiap provinsi yang akan ikut dalam kejuaraan PON 2016.
“Harus banyak mengikuti even pertandingan. Supaya banyak pengalaman tanding. Kemudian yang penting juga yakni kerja sama antaratlet dan kerja sama antarpelatih harus kuat. Karena beberapa kali, ada juga pelatih yang merasakan dirinya hebat,” ucapnya.
Berdasarkan hasil pantauan tersebut, Sunardi memprediksi bahwa tantangan para atlet anggar Kalbar pada PON cukup berat. Namun demikian, Sunardi menyampaikan masih ada waktu bagi Kalbar untuk melakukan persiapan. Yakni dengan harapan masing-masing pengurus dapat bekerja sama dan meninggalkan ego demi prestasi Kalbar.
“Saya dengar pihak pengurus tidak mau kalau TC atlet di Mempawah. Padahal di sini punya Pusdiklat, sarana dan prasarananya cukup. Bahkan, Menpora RI juga sudah sempat berkunjung ke sini. Dan lagi seperti pada PON 2008 dan 2012 yang mendapat medali emas, itu atlet-atlet dari Mempawah,” ulasnya.
Dengan mementingkan kepentingan yang lebih besar menjadi alas an Sunardi bahwa pihaknya tidak memasang target kemenangan pada kejuaraan Jawa Tengah Open International Fencing Championship 2015 yang diikuti oleh beberapa negara Asia tersebut.
“Kita nontarget. Karena tujuannya, kita untuk menambah wawasan bertanding. Mempelajari teknik-teknik lawan untuk memperkaya kemampuan terutama untuk bekal di PON. Namun begitu, kita sempat menduduki skor papan tengah. Artinya masuk dalam peringkat 8 besar dan 16 besar,” ujarnya.
Masih soal pengalaman di Jawa Tengah Open. Menariknya, banyak daerah atau provinsi yang lolos mengikuti PON 2016 justru tidak menurunkan atlet kualitas kelas satunya. Mereka banyak menurunkan para atlet yang lolos di kelas dua.
“Sebenarnya itu sama dengan strategi saya. Makanya beberapa atlet yang kelas satu sengaja tidak saya ikutkan. Saya sudah inventarisir person per person, mana-mana yang mesti diwaspadai,” timpalnya.
Ada pun atlet yang diturunkan IKASI Kabupaten Mempawah dalam kejuaraan ini, diantaranya Nurhaya Kadafi, Iqbal Pahlevi yang juga merupakan atlet PPLP Kalbar untuk kelas degen, Ian Ardian yang merupakan atlet Prima Pratama untuk kelas sabel, Meri Ananda dan Listia Anjarini dikelas floret. Kesemua atlet ini merupakan atlet yang lolos di Pra PON 2015. (fik)