eQuator.co.id – SEJUMLAH grup pembongkar hoax, Rabu (3/1), membahas kabar palsu mengenai Korea Utara. Presiden Korea Utara disebut mengatakan hanya membolehkan orang yang beragama Islam yang masuk ke negaranya. Kebijakan itu diberlakukan karena Korea Utara mendukung negara tersebut menjadi negeri mayoritas muslim.
Hoax terkait kabar itu memang banyak disebarkan akun-akun Facebook yang terkesan hanya mendulang like, comment, and share. Salah satunya, fanspage Facebook Vidio Viral.
’’Presiden korea utara mengatakan: hanya agama Islam yang boleh masuk di Korea Utara. Kami menerima Islam berdiri di Korea Utara dan mendukung Korea Utara ke depannya dapat menjadi negara yang mayoritas muslim. Selain Islam, tidak kami izinkan agama lain masuk ke Korea Utara… ! Begitulah isi pesan yang tersebar.
Pesan tersebut memang sangat mudah dilabeli sebagai hoax. Pertama, tidak ada sumber informasi dari kabar itu. Kedua, pernyataan presiden Korut seperti itu tidak ada di portal-portal berita internasional.
Jawa Pos bisa lebih memastikannya lagi karena jurnalis koran ini, Tomy Cahyo Gutomo, pernah mengikuti tur di Korea Utara pada 2016. Ketika itu Tomy mengikuti Pyongyang Marathon.
’’Waktu itu dari Indonesia ada empat orang. Kebetulan hanya saya yang muslim. Semuanya tak ada masalah itu. Juga, tak ada persyaratan peserta harus muslim,’’ kata Tomy. Pria asal Ngawi tersebut lantas merekomendasikan pengecekan ke travel Koryo Group yang bisa melayani wisata ke Korea Utara. Memang benar, ada banyak pilihan paket wisata yang ditawarkan. Harga paket wisatanya beragam, mulai EUR 750 sampai EUR 1.499.
Jawa Pos juga berusaha mengonfirmasi kabar hoax itu lewat Koryo’s Co-founder Josh Green. Dia memastikan bahwa kabar itu palsu. ’’Definitely fake news,’’ tulisnya via e-mail. Menurut dia, Korut tidak mengarahkan masyarakatnya untuk memeluk agama tertentu. Masyarakat Korut lebih mengikuti filosofi Juche, sebuah ideologi yang diciptakan Kim Il Sung. (Jawa Pos/JPG)
FAKTA: Tidak ada persyaratan harus muslim untuk berkunjung ke Korea Utara.