eQuator.co.id – Putussibau-RK. Program hibah pengelolaan sumberdaya alam berbasis masyarakat konsorsium perempuan untuk keberlanjutan penghidupan berakhir. Kegiatan penutupan program tersebut dirangkaikan dengan ‘Seminar Peluncuran Praktik Baik Perempuan dan Pertanian Berkelanjutan dan Workshop Evaluasi Program dengan stakeholder serta kelompok penerima manfaat’ di Aula Kantor Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kabupaten Kapuas Hulu, Kamis (28/12).
Bupati Kapuas Hulu AM Nasir mengharapkan, berbagai program tersebut bisa bermanfaat untuk masyarakat, seperti peningkatan SDM dan sebagainya. Kemudian untuk program harus sinkron dengan Pemda Kapuas Hulu. “Ada pekerjaan dan kegiatan yang bisa meningkatkan kesejahteraan ekonomi dan keluarga, maka saya ingin lihat sejauh mana hasilnya,” pintanya.
Sebagai kabupaten konservasi dan jantung Kalimantan, Kapuas Hulu punya peran besar dalam mensuplai oksigen untuk dunia internasional. Oleh karenanya, dia menginginkan Bumi Uncak Kapuas jangan hanya memberi oksigen, tetapi kehidupan masyarakatnya masih melarat.
“Apa kompensasi? Maka melalui dana yang ada dikelola NGO harus tepat sasaran, karena masyarakat Kapuas Hulu sudah komitmen dalam menjaga lingkungan, namun masyarakat tidak dapat apa-apa,” ujarnya.
Nasir mencontohkan, baru-baru ini ia mengaku cukup geram dengan pihak GIZ yang tiba-tiba datang memohon tanda tangan darinya sebagai bupati, sekaligus dicantumkan penanggung jawab kegiatan.
“Kami tidak tahu berapa anggaran yang dikelola. Seperti GIZ yang punya kegiatan, Bupati suruh tanda tangan, kan ndak masuk akal. Sekarang orang masuk penjara bukan karena makan duit, tapi karena tanda tangan. Saya ingin tujuan kegiatan ini berjalan baik,” ujar Nasir geram.
“Silakan bekerja, tapi dengan hasil nyata. Kami ingin sinergitas dan koordinasi, maka kita perlu evaluasi kegiatan, bagaimana manfaat bagi masyarakat, baik tidak? Maka di akhir tahun di evaluasi, apa yang kurang,” timpal orang nomor satu di Bumi Uncak Kapuas ini.
Sekretaris Bappeda Kapuas Hulu Indra Kumara menyampaikan, kegiatan tersebut dilaksanakan oleh konsorsium sejumlah NGO yang melaksanakan kegiatan di Bumi Uncak Kapuas. Kegiatan berakhir Desember 2017. Kegiatan ini tujuannya untuk pendekatan program pemberdayaan dan peningkatan kapasitas perempuan. “Kemudian praktik inovasi pengembangan pertanian, mengembangkan kearifan lokal. Di luar ada beberapa praktik pengelolaan produk yang sudah bisa dihasilkan ibu-ibu,” terangnya.
Indra mengingatkan, ke depan konsorsium pelaksana kegiatan hendaknya menjalin komunikasi yang intens dengan Pemda Kapuas Hulu, baik itu melalui para camat di wilayah kerja, kades hingga Pemkab Kapuas Hulu.
“Kita perbaiki ke depan, jangan hanya launching kegiatan, tapi tidak tahu perkembangannya bagaimana, kemudian tahapan program sudah sampai mana. Kemudian program yang akan masuk disesuaikan,” pesannya.
Program ini kata dia, sebenarnya sangat membantu untuk menggerakan perekonomian masyarakat di tingkat desa dan dusun, makanya harus ada hasil nyata.
“Misal terkait dengan fasilitas, seperti adanya produk dan pabrik mini, sehingga menjadi nilai tambah bagi ekonomi masyarakat. Misal praktik pertanian berkelanjutan, ini sesuai dengan daerah kita sebagai kabupaten konservasi,” tutupnya.
Laporan: Andreas
Editor: Arman Hairiadi