Revitalisasi Istana Kadriah, Kemendikbud Gelontorkan Rp2 Miliar

Kembali ke Struktur Asli, Berharap Wisatawan Meningkat

PROYEK REVITALISASI. Di antara item proyek revitalisasi Istana Kadriah yang telah dikerjakan menggunakan dana Kemendikbud, Selasa (19/12) Maulidi Murni-RK

Pemerintah pusat mengalokasikan dana sebesar Rp2 miliar untuk merevitalisasi beberapa item komplek Istana Kadriah. Dengan mengembalikan strukturnya ke bentuk asli, diharapkan dapat meningkatkan kunjungan wisatawan

Maulidi Murni, Pontianak

eQuator.co.id – Anggaran yang digelontorkan pemerintah pusat itu kini sudah selesai dikerjakan. Revitalisasi yang sudah rampung ada enam bagian. Item pertama, pagar dan halaman.
Pagar yang sebelumnya beton, dikembalikan ke kayu belian sebagaimana aslinya. Sementara  halaman Istana Kadriah ditinggikan. “Penataan kembali halamannya supaya tidak banjir,” ucap Kepala Bidang Kebudayaan pada Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kota Pontianak Rendrayani, Selasa (19/12).
Item selanjutnya, jalan menuju rumah kediaman Sultan yang berada di belakang Istana berikut dengan jembatannya. Pembangunan jalan dan jembatan ini merupakan dua item. Kemudian, membuat dua pos jaga di depan pagar dan depan gerbang Istana.

Gerbang Istana Kadriah disolek. Namun sekadar dicat, lantaran masuk dalam restorasi Masjid Jami. Terakhir, tugu atau monumen Sultan Hamid yang berada di depan di pagar dan direvitalisasi. “Itu aja ada enam item,” jelasnya.

Dengan selesainya revitalisasi ini diharapkan dapat meningkatkan kunjungan wisatawan di Istana Kadriah. Untuk sementara, sudah diusulkan tiga orang sebagai juru pelihara istana. Sebelumnya hanya satu orang. Diharapkan, juru pelihara ini lebih bisa menjaga istana sekaligus dapat menjelaskan kepada wisatawan yang berkunjung. “Insha Allah disetujui untuk 3 orang,” harap Redrayani.

Saat ini, Redrayani sedang berada di Jakarta untuk melaporkan hasil pelaksanaan revitalisasi ke Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI. Pengerjaan ini diharapkan bisa jadi bahan pertimbangan untuk bantuan lagi ke depannya. Proposal revitalisasi tahap dua sudah dikirim November lalu, namun belum ada kabar selanjutnya.
“Sekarang baru revitalisasi di depan. Dari depan pagar, halaman, termasuk di belakang masih banyak yang perlu kita perbaiki. Ini sekalian kita mengajukan kembali, semoga bisa disetujui lagi,” tutup Redrayani.

Pemkot Pontianak terus memperhatikan renovasi Istana Kadriah yang dilakukan Kemendikbud. Jika ada item revitalisasi yang belum masuk, Pemkot siap untuk membantu. “Anggaran sudah disusun, kita lihat nanti. Kalau yang belum diselesaikan dan dikerjakan, tapi itu penting untuk penataan kawasan itu, mudah-mudahan bisa,” tutur Wali Kota Pontianak Sutarmidji.
Tahun depan, Kementerian PUPR akan melakukan pemugaran Masjid Jami dan lingkungannya. Namun, belum diketahui apakah ada juga anggaran untuk pemugaran Istana Kadriah. Jika tidak ada untuk Istana Kadriah, akan dilihat dari APBD Kota Pontianak perubahan nanti.

Cuma terhadap item-item yang mau dikerjakan. Yang tidak dikerjakan Kemendikbud sekarang, nantinya akan diambil alih Pemkot.
Sebelumnya pemerintah pusat melalui Dinas Pariwisata sempat menganggarkan renovasi untuk Istana Kadriah, tapi tidak terealisasi. Apa permasalahannya tidak terealisasi, tak diketahui secara pasti.
“Mungkin waktu itu petunjuknya mepet. Nanti akan kita lihat, artinya istana itu memang perlu pemugaran. Misal pagar itu dikembalikan ke bentuk asal. Termasuk cagar budaya,” kata pria yang karib disapa Midji ini.

Wali Kota Pontianak dua periode ini menegaskan, cagar budaya tidak boleh diubah-ubah. Ia mencontohkan yang merusak SDN 14 yang berada di Jalan Camar. Guru bikin gedung tenis meja dengan rusak salah satu tiang SD. “Kita tindak, yang kasihan penjaga yang akhirnya dicopot. Cagar budaya itu bukan hal sepele, banyak yang dilindungi, perlu dilestarikan,” tegas Midji.

Sultan Pontianak ke IX, Sy Machmud Melvin Alkadri berharap, renovasi Istana Kadriah terus berlanjut. Sehingga ke depan, pembangunan kawasan istana yang menjadi cikal-bakal lahirnya Kota Pontianak itu bisa lebih baik lagi. Karena banyak yang masih harus dibenahi dan kembalikan kebentuk semula. Terutama terkait fisik dari istana itu sendiri, misalnya pengecatan karena sudah mulai pudar. “Semoga kedepan pemerintah  pusat lebih memperhatikan istana kadriah supaya nilai budaya dan marwah budaya yang ada di kota Pontianak  terangkat,” ucapnya.

Ada juga beberapa di komplek Istana kadriah yang sudah tidak ada. Sehingga beberapa item perlu dikembalikan. Seperti bangunan yang ada di belakang Istana. Dulunya ada rumah panggung, namun sekarang sudah tidak ada. Kemudian ada beberapa kolam yang sudah tidak berfungsi untuk difungsikan.

“Ada beberapa rumah juga yang dulunya ada dan sekarang tidak ada. Kemudian yang tinggal di Istana akan dibuatkan rumah dibelakangnya, supaya tidak tinggal lagi agar tidak terjadi hal-hal yang diinginkan,” pungkasnya. (*)

 

Editor: Arman Hairiadi