eQuator.co.id – PONTIANAK-RK. Sempat pingsan di dalam kamar 729 Lantai 7 Hotel Golden Tulip Pontianak, warga asal Amerika, Phillip Gavin Swyden, akhirnya meninggal di rumah sakit Promedica, Jumat (3/11) pagi. Sebelumnya, pria kelahiran OKlahoma, 20 Februari 1978 ini di dalam kamar ditemani cewek asal Kota Pontianak.
Berdasarkan informasi yang berhasil dihimpun Rakyat Kalbar, awalnya warga Negara Amerika dengan nomor passport 534981042 ini menelepon teman wanitanya untuk janjian di Hotel Golden Tulip. Setelah itu mereka ketemuan di lobi depan hotel dan santai sambil minum bir. Sekitar jam 02.00 Wib, korban bersama teman wanitanya naik ke atas dan masuk ke dalam kamar. Tidak lama sang wanita melihat korban gelisah, tidak bisa tidur.
Lalu korban minum obat vitamin. Tidak lama kemudian, korban kejang dan sesak nafas. Wanita korban itu lalu menyiramkan air keran (ledeng) ke muka korban. Ternyata warga Amerika tersebut pingsan.
Teman wanita korban itu langsung menghubungi pihak hotel. Kemudian mereka menghubungi rumah sakit Promedica. Korban langsung dibawa ke rumah sakit menggunakan mobil rental bersama dua orang security hotel.
Wakasat Reskrim Polresta Pontianak, AKP Siswadi, membenarkan adanya warga Amerika yang meninggal. Namun bukan tewas di hotel, melainkan rumah sakit. “Itu meninggalnya di rumah sakit, bukan di hotel,” katanya kepada Rakyat Kalbar, Jumat (3/11) malam.
Dugaan sementara korban mempunyai riwayat penyakit jantung. Karena dalam kamar korban ditemukan banyak jenis obat diantaranya testoteron dan jarum suntik. Di dalam kamar juga ditemukan bubuk yang diduga daun kratom atau puri. Diduga korban merupakan bayer daun kratom.
Korban sering menginap di Hotel Golden Tulip. Yaitu pada 17-18 September 2017, 20-21 September 2017, 25-28 September 2017 dan 1-3 Oktober 2017. Sempat cek out, pada 3-5 Oktober, korban kembali menginap di Hotel Golden Tulip. Kemudian, cek in lagi pada 5-7 Oktober 2017, 14-17 Oktober 2017, 20 Oktober-5 November 2017.
Wakasat Polresta Pontianak menuturkan, tidak ada tanda-tanda kekerasan terhadap jasad warga Amerika tersebut. “Tidak ada tanda-tanda kekerasan pada korban,” jelas Siswadi.
Laporan: Ambrosius Junius
Editor: Arman Hairiadi