eQuator.co.id – GRUP-GRUP chatting yang banyak diikuti para perempuan kemarin diberondong pesan ancaman kesehatan. Isinya, waspada pada bra yang mengandung cairan. Cairan tersebut mengakibatkan kanker payudara. Padahal, cairan itu sendiri sebenarnya hanyalah sebuah gel.
Isi pesannya berbunyi seperti ini, ’’BEGITU JAHAT MUSUH-MUSUH ISLAM. Mereka memproduksi BH diexport ke negara2 Arab, mungkin juga ke Indonesia. Di dalamnya ada cairan penyebab kanker payudara. HATI2 IBU-IBU. Coba semua BH diperiksa, caranya dg mencoblos-coblos dg jarum. Kalau keluar cairannya berarti itu yang dimaksud”. Agar semakin meyakinkan, dalam pesan juga disertai video bra yang di dalamnya terdapat cairan.
Breast Surgeon RS Onkologi Surabaya dr Bob J. Octavianus membantah kebenaran pesan berantai tersebut. ”Penyebab pasti kanker payudara tidak diketahui,” katanya. Bahkan, hanya 5 hingga 10 persen yang dapat diketahui karena kelainan genetik. Sementara itu, 90–95 persen masih multifaktor. Belum bisa diketahui dengan pasti seperti sakit yang lain.
Menurut Bob, gel atau silikon yang hanya diletakkan di luar payudara tidak akan menimbulkan pengaruh. Yang justru bisa menimbulkan efek samping adalah silikon cair yang disuntikkan. ”Itu dapat merusak jaringan di payudara,” jelasnya.
Dokter yang akrab disapa Bob itu menyebutkan, selama ini dunia medis hanya bisa memberikan gambaran dari faktor risiko pencetus kanker payudara. Risiko tersebut dibagi menjadi risiko yang bisa dikendalikan dan yang tidak bisa dikendalikan. ”Berat badan serta konsumsi alkohol dan rokok bisa menjadi faktor risiko. Namun, hal tersebut bisa dikendalikan,” ucapnya.
Sementara itu, faktor yang tidak bisa dikendalikan adalah jenis kelamin, usia, riwayat keluarga atau keturunan, serta status hormonal seseorang. Sekitar 99 persen penyandang kanker payudara adalah perempuan. Hal itu disebabkan perempuan lebih banyak terpapar hormon estrogen.
”Jika durasi perempuan terpapar estrogen atau status hormonalnya lebih panjang, maka lebih besar risiko terkena kanker payudara. Misalnya, yang datang bulan pertama lebih muda atau yang menopause usianya lebih lanjut,” jelasnya.
Bob menambahkan, orang yang memiliki berat badan berlebihan juga memengaruhi hormonalnya. Sebab, jaringan lemak merupakan sumber dari hormon estrogen. Untuk yang seperti itu, solusinya adalah rajin berolahraga. ”Untuk riwayat keluarga, biasanya yang keluarga intinya terkena kanker payudara atau ovarium maka dia berisiko. Apalagi kalau yang kena lebih dari satu orang,” ucapnya.
Yang perlu menjadi perhatian, lanjut Bob, selam 10 tahun terakhir, penyandang kanker payudara semakin muda. Jika dulu kanker hanya mengintai usia 50 tahun ke atas, kini banyak pasien yang berusia 40 hingga 45 tahun. Bahkan yang termuda berusia 16 tahun. ”Makin muda ini karena banyak perempuan yang menunda atau menolak hamil serta menyusui,” tuturnya. Bagi mereka yang hamil dan menyusui, produksi hormon estrogennya turun. Tentu hal ini membantu perempuan lebih sedikit terpapar estrogen.
Apa yang disampaikan dr Bob senada dengan dr Dwirani R. SpB yang juga dari RS Onkologi Surabaya. Menurut dia, sampai saat ini belum bisa diketahui secara pasti penyebab kanker payudara. Kalau memang ada cairan yang disebut menimbulkan kanker, itu harus dipastikan secara ilmiah apakah memang terdapat bahan-bahan kimia tertentu yang bersifat karsinogen.
”Tapi, karsinogen itu juga dapat mengakibatkan semua kanker, bukan kanker payudara saja,” katanya. Dwirani menambahkan, kanker payudara bersifat multifactorial. ”Jadi, dapat dipastikan, kalau ada cairan yang disebut bisa mengakibatkan kanker payudara, itu adalah hoax,” tegasnya. (Jawa Pos/JPG)
FAKTA: Gel atau silikon yang hanya diletakkan di luar payudara tidak akan menimbulkan pengaruh.