PPIH Kalbar Evaluasi Pelayanan Haji

Klaim Asuransi Jamaah Meninggal Rp15,1 Juta

Ilustrasi

eQuator.co.id –Pontianak-RK. Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Kalbar akan melakukan evaluasi pelaksanaan dan pelayanan ibadah haji tahun ini. Memperbaiki kinerja di tahun mendatang, sehingga jamaah semakin terlayani dengan baik.

“Bulan Oktober ini kami akan melakukan evaluasinya,” kata PPIH Kalbar, Mahmudah, Senin (2/10).

Dia mengatakan, secara keseluruhan pelaksanaan ibadah haji tahun ini lebih baik. Namun tak dipungkiri ada beberapa kekurangan yang harus diperbaiki. Diantaranya berkaitan dengan beban biaya bagi jemaah ketika tiba di Batam sepulang dari pelaksanaan ibadah haji. Sesuai surat edaran, biaya itu dibebankan kepada Pemprov Kalbar.

“Beban biaya itu memang dibebankan pada APBD, tapi tidak dicantumkan. Makanya tidak dibayar. Kami pun tekankan agar jamaah tidak membayar juga. Ini yang menjadi evaluasi kami untuk ke depannya agar tidak ada lagi biaya yang dikeluarkan jamaah,” jelas Mahmudah. data jamaah haji meninggal

Kekurangan dalam pelayanan itu tetap akan diperbaiki sepanjang masih menjadi kewenangan dan tanggungjawab Pemprov Kalbar. Sebab, kata Mahmudah, beda kasus jika keluhan yang disampaikan jamaah terkait pelayanan selama di Mekkah. “Evaluasi ini hanya untuk lokal saja, kami sudah berupaya sebaik mungkin. Tetap ada kekurangan dan itu tidak mempengaruhi pelayanan kami kepada jamaah,” ungkap dia.

Asuransi Rp15,1 Juta

Kasi Akomodasi dan Transportasi Haji Kementerian Agama (Kemenag) Kalbar, Anwar Ayub mengatakan, jamaah yang meninggal selama pelaksanaan ibadah haji tahun ini akan mendapat klaim asuransi sebesar Rp15,1 juta. Proses pengajuan klaim dilakukan dari masing-masing kabupaten/kota asal jamaah haji tersebut.

“Jadi dari bagian penyelenggaraan haji dan umrah yang mengurus. Ahli waris hanya melengkapi persyaratan yang diminta saja,” kata Ayub.

Tahun ini ada 11 jamaah haji Kalbar yang meninggal selama menjalani tahapan rukun Islam yang kelima ini. Dua diantaranya meninggal di Madinah, satu meninggal di Kota Pontianak dan delapan meninggal di Mekkah. Haji terakhir yang meninggal dunia adalah Dayang Sudimaningsih asal Kabupaten Melawi. Sebelum meninggal, Dayang sempat menjalani perawatan medis di King Fahd Hospital Arab Saudi.

“Ibu Dayang meninggal kemarin tanggal 30 September di Madinah. Beliau sempat menjalani perawatan medis,” kata Kepala Seksi Pendaftaran dan Dokumen Haji Kemenag Kalbar, Husnul Azmi.

Seluruh jamaah termasuk di Kalbar berhak mendapat klaim asuransi ini. Karena telah membayar premi sebanyak Rp50 ribu dari dana optimalisasi Biaya Penyelenggaraan Ibadah Haji (BPIH). Besaran premi itu merupakan kesepakatan antara pemerintah dan Komisi VIII DPR RI.

Asuransi itu berlaku sejak jamaah haji keluar dari rumah masing-masing menuju embarkasi dan tanah suci hingga kembali ke tanah air. Hanya saja asuransi itu tidak berlaku jika sampai ke rumah dan kemudian meninggal.

“Selain untuk yang meninggal, asuransi juga diberikan kepada jamaah yang terkena musibah hingga mengalami cacat permanen. Klaim asuransi sebesar 200 persen dari asuransi kematian,” jelas Husnul.

187 Ribu Jamaah

Sudah Dipulangkan

Penghujung misi pemulangan jamaah haji musim 2017 semakin dekat. Sesuai Rencana Perjalanan Haji (RPH), pemulangan pamungkas dilaksanakan Kamis (5/10). Hingga saat ini sudah 187 ribu lebih jamaah dan petugas haji telah dipulangkan ke tanah air.

Pemulangan jamaah haji dari Arab Saudi menuju Indonesia terbagi dalam dua gelombang. Rombongan gelombang pertama pulang dari Jeddah. Kemudian disusul rombongan gelombang kedua, pulang dari Madinah. Untuk pemulangan rombongan pertama sudah selesai dilakukan. Saat ini panitia haji Kemenag berfokus untuk misi pemulangan jamaah gelombang kedua dari Madinah.

Data dari sistem komputerisasi haji terpadu (Siskohat) Kemenag, Senin (2/10), total jamaah yang sudah pulang ke tanah air mencapai 187.007 orang. Perinciannya adalah 180.749 orang jamaah dan 2.258 orang petugas haji. Sementara dilihat dari titik pemulangan, jamaah yang pulang dari Jeddah mencapai 101 ribu lebih (251 kloter). Kemudian jamaah yang sudah pulang dari Madinah ada 81 ribuan orang (203 kloter).

Terkait dengan jumlah jamaah haji yang meninggal, data sementara menunjukkan ada peningkatan dibandingkan tahun lalu (lihat grafis). Data sampai 2 Oktober 2017 menyebutkan jumlah jamaah haji meninggal ada 640 orang. Perinciannya adalah 615 orang jamaah haji reguler dan 25 orang jamaah haji khusus. Sementara pada musim haji 2016 total jamaah meninggal ada 342 orang.

Direktur Pelayanan Haji Luar Negeri Kemenag Sri Ilham Lubis menjelaskan, proses pemulangan jamaah haji berjalan sesuai jadwal. Dia mengatakan, tidak ada gangguan serius dalam proses pemulangan. Kasus jamaah kelebihan berat koper juga semakin kecil, karena sosialisasi terus digelar oleh petugas haji.

Pengamat haji dari UIN Syarif Hidayatullah Dadi Darmadi mengatakan, peningkatan jumlah jamaah haji meninggal tidak terelakkan, karena jumlah jamaah hajinya meningkat. Selain itu jamaah haji tahun ini juga bertepatan dengan musim panas di Arab Saudi. “Semoga tahun depan Kemenag dan Kemenkes lebih matang persiapan dan edukasi tentang kesehatan kepada jamaah,” katanya, Senin (2/10).

Dadi juga menyoroti tentang adanya kasus katering basi. Diantaranya yang sempat geger di Madinah. Dia mengatakan akibat cuaca yang panas, maka makanan yang dikemas dalam boks bisa cepat basi. Apalagi makanan Indonesia terdiri dari nasi dan lauk bersantan. Sehingga makanan sebaiknya langsung dikonsumsi.

Dia juga menyoroti kapasitas tenda dan toilet untuk jamaah selama di Armina. Informasi yang beredar, kapasitas tenda dan toilet tidak ditambah. Padahal jamaah haji tahun ini jauh lebih banyak dibandingkat tahun lalu. Tahun ini jamaah haji Indonesia mencapai 221 ribu orang. Sementara tahun lalu hanya 168 ribu.

Dadi mengatakan tahun depan sebaiknya Kemenag membuat komitmen yang lebih kuat dengan pihak muasasah. Menurutnya Kemenag tidak bisa hanya menggunakan komitmen lisan untuk layanan haji. “Komitmen tertulis saja kadang ada yang dilanggar. Apalagi sekedar lisan,” tutur Dadi.

Laporan: Rizka Nanda, JPG

Editor: Hamka Saptono