eQuator.co.id – Sintang-RK. Banjir mulai melanda beberapa daerah di Kalbar. Belum surutnya banjir bandang di dua kecamatan 16 desa di Kabupaten Ketapang, kini empat kecamatan di Kabupaten Sintang terendam air.
Empat kecamatan yang dilanda banjir itu berada di daerah perhuluan Kabupaten Sintang. Kecamatan Kayan Hulu, Kayan Hilir, Serawai dan Ambalau. “Pemkab Sintang telah mengambil langkah konkrit untuk mengatasinya. Kita sudah perintahkan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sintang untuk menginventarisir lokasi banjir di empat kecamatan itu,” kata Wakil Bupati Sintang, Drs. Askiman, Kamis (31/8).
Menurut Askiman, berdasarkan informasi yang dia dapatkan, saat ini kondisi air sudah mulai bertahan dan tidak naik (pasang) lagi. Dia mengimbau masyarakat terus meningkatkan kewaspadaan seiring tingginya curah hujan. “Selalu waspada. Karena kondisi cuaca tidak bisa kita perkirakan,” pintanya.
Terpisah, Paur Subbag Humas Polres Sintang, Iptu Hariyanto mengaku belasan personel kepolisian membantu mengevakuasi korban banjir di empat kecamatan tersebut. “Kalau di Polsek Serawai kurang lebih belasan personil yang turun membantu warga,” kata Iptu Hariyanto.
Jajaran Polres Sintang juga membantu evakuasi korban di Kecamatan Kayan Hulu dan Kayan Hilir. “Yang kita utamakan adalah keselamatan dan keamanan para korban banjir,” jelas Iptu Hariyanto.
Menurut dia, banjir yang merendam empat kecamatan itu disebabkan curah hujan tinggi, mengakibatkan debit air sungai meluap. Warga yang bermukim di kecamatan tersebut diminta harus tetap waspada. “Jangan lengah dan tetap selalu waspada,” tegasnya.
Kepolisian, kata Iptu Hariyanto, tidak tutup mata ketika melihat konidis ini. “Kita selalu mengimbau korban banjir agar dapat mengamankan barang berharga termasuk surat-surat penting,” ujarnya.
Dia meminta kepada orangtua untuk selalu mengawasi anak-anaknya. Jangan dilepas untuk bermain di air. “Karena bisa saja ada lokasi yang dalam dan sangat berbahaya bagi anak,” pintanya.
Tindakan yang dilakukan saat ini merupakan pelayanan jemput bola terhadap korban banjir. “Tidak hanya kepolisian, petugas Puskesmas juga melakukan pelayanan jemput bola untuk memberikan pelayanan kesehatan secara gratis,” jelas Iptu Hariyanto.
Evakuasi Korban Banjir
Sementara banjir bandang yang melanda Kecamatan Jelai Hulu dan Tumbang Titi Kabupaten Ketapang hingga kini belum surut. Air berlumpur merendam ratusan rumah warga di 16 desa dengan ketinggian mencapai 2,5 meter.
Kepala Kantor SAR Pontianak, Hery Marantikan, SH, M.Si memberangkatkan tim rescue dari Pos SAR Ketapang. Mereka membawa peralatan untuk mengevakusi korban. Meski tidak terdapat korban jiwa, namun banyak warga, khususnya lanjut usia (lansia), anak-anak dan wanita yang kesulitan keluar rumah karena ketinggian air.
“Setelah menempuh perjalanan sekitar 90 Km melewati medan ekstrim, saat tiba di Tumbang Titi, tim kita langsung mengevakuasi warga yang terjebak di dalam rumah,” kata Hery, Kamis (30/8).
Tim rescue dibantu Koramil Tumbang Titi, Polsek Tumbang Titi dan perangkat desa. Petugas gabungan terus memantau perkembangan di lapangan.
Sementara BPBD Ketapang menyalurkan bantuan berupa makanan dan pakaian yang dibawa dari Kantor BPBD Ketapang, Kamis (31/8). “Bantuan ini langsung diserahkan kepada korban banjir,” kata Kasi Rehabilitasi dan Rekonstruksi BPBD Ketapang, Arpani.
Dia menjelaskan, diantara bantuan yang disalurkan ini berupa makanan siap saji, pempes dan pakaian bayi, selimut, tikar serta pakaian anak-anak dan dewasa maupun kebutuhan lainnya. Hanya saja bantuan yang disalurkan jumlahnya sangat terbatas.
“Misalnya bantuan selimut yang disalurkan ini hanya 200 lembar,” jelas Arpani. Bantuan disalurkan kepada korban yang benar-benar membutuhkan, sambil menunggu bantuan dari provinsi.
Camat Jelai Hulu, Ungai, SIP menjelaskan, banjir melanda Kecamatan Tumbang Titi hingga ke daerah Tanjung Kecamatan Jelai Hulu. Saat ini ketingian air di wilayahnya mulai surut.
“Banjir disebabkan curah hujan selama dua hari, hingga mengakibatkan Jembatan Lamboi rusak dan putus, tiang listrik ada yang rusak, sehingga jaringan PLN tidak berfungsi dan sekitar tiga rumah warga hanyut terbawa arus,” kata Ungai.
Warga yang rumahnya terendam banjir masih ditampung di rumah adat Tanggerang. Di sana mereka mendapatkan bantuan sembako dari beberapa donatur dan pemerintah desa. Petugas kesehatan dilibatkan untuk memeriksa kesehatan korban.
“Kami sudah membuat surat laporan untuk Bupati Ketapang ditembuskan ke BPBD Ketapang dengan dokumen-dokumen pendukung yang ada,” papar Ungai.
Laporan: Achmad Munandar, Jaidi Chandra
Editor: Hamka Saptono