Ngabang Krisis Ayam

KOSONG. Salah satu kandang ayam di Pasar Rakyat Ngabang yang kosong karena kehabisan stok, Selasa (1/8). Antonius-RK

eQuator.co.id – Ngabang-RK. Sejak hampir satu bulan teraekhir, ayam potong mulai sulit ditemukan di Pasar Rakyat Ngabang. Kalaupun ada, harganya sangat mahal. Kondisi ini memburuk sejak tiga hari lalu. Diduga karena bibitnya langka dan diperparah mahalnya harga pakan.

“Bibit ayam di agen biasanya didatangkan dari Kota Singkawang dan Sungai Pinyuh. Ada juga yang saya pelihara sendiri,” ujar Ojok, salah seorang pedagang ayam di Pasar Rakyat Ngabang, ditemui di tempat usahanya, Selasa (1/8).

Ojok mengatakan, bibit ayam yang semakin langka ini menyebabkan harganya meroket, dari Rp550 Ribu menjadi Rp700 Ribu per kotak atau per 100 ekor. “Kelangkaan ini berakibat pada melonjaknya harga ayam potong,” jelasnya.

Saat ini, harga ayam potong yang sudah dibersihkan berkisar antara Rp45 Ribu hingga Rp50 Ribu per Kilogram. “Padahal biasanya hanya Rp38 Ribu per Kilogram,” ungkap Ojok.

Selain kelangkaan bibit, menurut Ojok, kenaikan harga ayam potong ini karena harga pakan yang juga mahal. “Saat ini harga pakan dengan kualitas baik dijual Rp410 Ribu per karung 50 Kilogram,” katanya.

Kalau harga bibit ayam mahal tetapi pakannya murah, Ojok optimis harga ayam tidak akan mengalami kenaikan signifikan seperti yang terjadi akhir-akhir ini.

Mahalnya harga ayam potong di Pasar Rakyat Ngang membuat daya beli konsumen merosot, terutama pemilik rumah makan dan peraih. “Biasanya pemilik rumah makan membeli lima ekor, namun sekarang hanya empat ekor,” ungkap Ojok.

Demikian pula dengan peraih, tambah dia, biasanya mereka membeli sepuluh ekor ayam di kampung. Namun, kini merosot drastis menjadi empat ekor.

Senada juga diutarakan pedagang ayam lainnya di Pasar Rakyat Ngabang. Ana. Baginya, walaupun harga ayam potong mahal, mau tidak mau harus tetap jualan. Asalkan stoknya ada.

“Kalau harga mahal, saya naikan harga jualnya menjadi Rp48 Ribu per Kilogram. Biasanya harga tertinggi saya jual Rp38 ribu per Kilogram,” jelas Ana.

Dia mengakui saat ini stok ayam potong di Ngabang semakin langka. Kalaupun ada, hanya ayam berukuran kecil. Akibatnya, jumlah konsumen pun terus menurun.

:Saat ini daya beli konsumen terhadap ayam memang berkurang. Seperti sekarang ini, saya hanya menjual 60 ekor ayam. Biasanya per hari 100 ekor. Pokoknya, akhir-akhir ini penjualannya menurun 50 persen,” tutup Ana.

 

Laporan: Antonius

Editor: Mordiadi