eQuator.co.id – Pontianak-RK. Bank Perkreditan Rakyat (BPR) diharapkan meningkatkan pelayanannya dengan mengembangkan information technology (IT). Sehingga dapat mengimbangi bank-bank umum.
Menurut Kepala Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Kalbar Asep Ruswandi, untuk menghadirkan IT memang memerlukan biaya yang tidak sedikit. Agar tidak memberatkan, sesama BPR dapat bersinergi untuk membangun IT. “Kalau modal inti semuanya sudah terpenuhi. Sehingga perlu pemikiran dari sisi IT,” katanya, Senin (31/7).
Menurutnya, di masing-masing daerah telah terbentuk Perbarindo sebagai wadah perhimpunan BPR. Maka Perbarindo Kalbar harus berperan aktif menjembatani kebutuhan yang sifatnya penggabungan ini. Agar bisa membangun IT dengan gabungan semua BPR, tentunya menggunakan perjanjian agar biayanya lebih murah. “Diharapkan dengan begitu jadi lebih murah. Memang tidak bisa diartikan secanggih bank umum,” pungkasnya.
Dibandingkan provinsi lain, Asep menilai kinerja BPR di Kalbar cukup sehat. Di daerah lain biasanya ada masalah sampai sidang penutupan. Sedangkan di Kalbar, kendati terbatas, tapi mempunyai BPR berkualitas. “Artinya di Kalbar semuanya sehat, beberapa tahun terakhir tidak ada yang sampai di tutup. Mudah-mudahan tidak ada,” jelasnya.
Pihaknya kata Asep, berupaya agar jangan sampai muncul BPR yang tidak berkualitas. Jika NPL BPR kisaran 10 persen, disepadankan dengan NPL bank umum sekitar 15 persen. “Artinya masih di bawah batas. Kita di Kalbar berharap meningkatnya penyaluran kredit harus dimbangi dengan kredit yang berkualitas,” pungkasnya.
Dibandingkan dengan bank umum diakui Asep, porsi kredit BPR masih sangat kecil. Namun sama seperti bank umum, aset BPR mengalami peningkatan. Jika saat ini aset bank umum berkisar Rp64 triliun, BPR di kisaran Rp1,2 triliun. Artinya porsinya di 2 persen. Karena BPR di Kalbar hanya ada 22 yang persebarannya di Pontianak, Kubu Raya, Mempawah, Singkawang, Sambas, Sanggau dan Sintang. “Belum menyeluruh. Tidak seperti bank umum yang sampai ke pelosok. Kalau pertumbuhan bagus porsinya bisa meningkat,” pungkasnya.
Dijelaskannya, untuk aset BPR di Kalbar, sudah ada yang mencapai Rp400 miliar. Sehingga dari jumlah keseluruhan 22, ada satu BPR yang sudah cukup besar.“Aset BPR di Kalimantan hampir 50 persennya dari Kalbar. Kalau di total aset BPR di Kalimantan berkisar Rp2,5 triliun,” demikian Asep. (agn)