eQuator.co.id – Pontianak-RK. Kecelakaan lalulintas (Laka Lantas) yang selalu menghantui para pemudik terus membayangi ketika mereka balik. Walau jumlah korban tewas menurun dibanding tahun lalu, Polda Kalbar kembali mengeluarkan imbauan agar pengendara kendaraan umum dan pribadi tetap waspada.
Kepala Urusan (Kaur) Liprodok Bidang Humas Polda Kalbar, AKP Cucu Syafiudin mencatat, hingga akhir Juni tahun ini enam orang meninggal dunia akibat Laka Lantas. “Tahun lalu 14 orang yang meninggal dunia. Begitu juga dengan luka ringan dan berat, terjadi penurunan di tahun ini,” ungkap Cucu kepada Rakyat Kalbar, Sabtu (1/7).
Ia juga menyebut beberapa kawasan rawan Laka Lantas (lihat grafis). “Untuk arus balik ini agar tak terjadi kecelakaan, pengendara harus tetap berhati-hati,” pintanya.
Dijelaskan dia, hal-hal yang harus diperhatikan dengan seksama oleh para pengemudi –roda dua maupun empat—, antara lain mengecek kesiapan dan kelengkapan kendaraan. Beban yang diangkut pun jangan melebihi kapasitas.
Demikian pula batas ketahanan tubuh pengendara yang merupakan salah satu kunci keselamatan berkendara. “Jika terasa lelah, lebih baik berhenti, agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan,” tutur Cucu.
Ketika menempuh perjalanan jauh, ia berharap, tidak dilakukan sendirian. Sedapatnya bersama keluarga atau rekan yang bisa menyupiri kendaraan.
“Sehingga jika lelah dapat bergantian mengemudi,” pungkasnya.
Kemarin, data Laka Lantas yang dicatat Polda Kalbar bertambah. Seorang penumpang bus Valenty, Anita, tewas setelah kendaraan yang ditumpanginya itu mengalami kecelakaan tunggal di jalan raya Dusun Urip, Desa Temiang Taba, Kecamatan Batang Tarang, Sabtu (1/7) sekitar pukul 11.00. Warga Nanga Taman, Sekadau, itu baru berusia 29 tahun.
Kepala Satuan (Kasat) Lantas Polres Sanggau, AKP Refandri Meidika Putra, menduga nasib nahas yang menimpa bus bernomor polisi KB 7540 B jurusan Pontianak-Nanga Mahap itu lantaran patahnya as pikul. Akibatnya mobil oleng ke kiri dan keluar dari berem.
Senada dengan Cucu, ia meminta seluruh penyedia jasa angkutan umum benar-benar memperhatikan kondisi kendaraan yang digunakan. “Bagi penumpang, letakkan barang bawaan di tempat yang telah disediakan, seperti di bawah bus ataupun di atasnya,” pinta Refandri. “Jangan sampai barang bawaan tersebut menyulitkan pergerakan di dalam kendaraan,” imbuhnya.
Sementara itu, khusus di wilayah hukum Ibukota Provinsi Kalbar, Polresta Pontianak mendata tujuh Laka Lantas sepanjang Operasi Ramadaniah atau saat arus mudik maupun balik. Kasat Lantas Polresta Pontianak, Kompol Syarifah Salbiah mengungkapkan, dari jumlah itu, tiga nyawa melayang, satu luka berat, dan sembilan luka ringan.
“Kalau di Polresta Pontianak, masih daerah Trans Kalimantan yang rawan terjadi kecelakaan lalu lintas, termasuk saat arus balik saat ini,” beber Salbiah.
Trans Kalimantan selalu rawan Laka Lantas karena jalan tersebut memang menghubungkan antar kabupaten/kota di Kalbar. Bahkan, penghubung Indonesia-Malaysia. Sedangkan, menurut Salbiah, masyarakat setempat belum sepenuhnya menyadari kalau jalan tersebut terbuka untuk antarnegara.
“Sehingga kebanyakan mengemudikan kendaraan tidak pakai helm dan tidak memperhatikan aturan lalu lintas,” terangnya.
Penyebab lain kecelakaan yang terjadi, lanjut dia, adalah human error. Entah itu pengemudi mengantuk, melanggar batas kecepatan, juga menyalip kendaraan lain tidak pada waktu yang tepat.
Sepanjang jalannya Operasi Ramadaniah tahun ini, pihaknya mencatat bahwa Laka Lantas kerap terjadi antara kendaraan roda dua dengan sejenis. Ada juga kendaraan roda dua dengan bus.
Alhasil, Salbiah mengimbau kepada masyarakat yang memasuki wilayah Kota Pontianak via jalan Trans Kalimantan, Kecamatan Sungai Ambawang, Kubu Raya, maupun yang melewati jalan Khatulistiwa, Kecamatan Pontianak Utara, untuk tidak mengemudikan kendaraan ketika kondisi mengantuk atau tidak fit.
“Tolong patuhi rambu-rambu lalu lintas, jaga jarak dan perhatikan kecepatan, ini juga berlaku untuk sopir-sopir angkutan umum,” pungkasnya.
Laporan: Achmad Mundzirin, Kiram Akbar
Editor: Mohamad iQbaL