Saking Licinnya, Mobil Dinas Camat Nyaris Masuk Jurang

Melihat Kondisi Layanan Kesehatan dan Infrastruktur Jalan di Pedalaman Sintang (bagian 2)

LICIN. Mobil rombongan Pemkab Sintang yang kesusahan ketika melintasi akses jalan menuju Desa Landau Panjang, Sepauk, Selasa (17/5). ACHMAD MUNANDAR

Bertahun-tahun diabaikan rezim-rezim sebelumnya, kesusahan warga di pedalaman Sintang akhirnya ditoleh pemerintah setempat. Selain mengecek pelayanan kesehatan di Desa Nanga Libau, Bupati Jarot Winarno turun langsung meninjau infrastruktur jalan dan jembatan di Desa Landau Panjang.

Achmad Munandar, Sintang

eQuator.co.id-Selasa (17/5), ketika matahari tepat di atas kepala, Jarot bertolak dari Pendopo Bupati Sintang menuju Desa Manis Raya, Kecamatan Sepauk. Awalnya perjalanan oke-oke saja. Setelah memasuki Desa Manis Raya, iringan kendaraan mulai terpisah-pisah. Kondisi infrastruktur jalan dan jembatan berstruktur tanah memerlukan tingkat kewaspadaan saat melintasinya.

Tepat pukul 15.00, rombongan tiba di Desa Nanga Libau, Kecamatan Sepauk. Sadar waktunya mepet, Jarot langsung memulai pertemuan dengan kepala desa berpenduduk 2000-an orang itu bersama, tentu saja, sejumlah warga setempat. Berbagai persoalan dibahas, mulai dari infrastruktur jalan dan jembatan serta pelayanan kesehatan.

Sebelum pertemuan dimulai, bupati memerintahkan perwakilan sejumlah instansi  terkait untuk menyimak dan mendengarkan secara langsung persoalan yang disampaikan warga di sana. “SKPD duduk sini dengarkan persoalan yang dihadapi masyarakat,” ucap Jarot.

Bersamanya hadir perwakilan dari Dinas Pekerjaan Umum, Kesehatan, Pendidikan dan Kebudayaan, Pemuda dan Olahraga, UPJJ Tebelian-Tempunak-Sepauk, Camat Sepauk, dan anggota DPRD Sintang. Mereka memang sengaja dia bawa guna melakukan perhitungan kasar pembangunan infrastruktur jalan dan jembatan.

Tepat pukul 15.30, pertemuan di Desa Nanga Libau berakhir. Perjalanan dilanjutkan ke Desa Landau Panjang.

Infrastruktur jalan dan jembatan dari Nanga Libau ke Landau Panjang menyedihkan. Banyak titik dalam keadaan rusak berat. Saking mirisnya, tak satupun kendaraan dinas milik Pemerintah Sintang terlihat lurus saat melintasinya.

Semua berjibaku melawan beratnya medan jalan yang masih beralaskan tanah merah. Bahkan, kendaraan dinas milik Camat Sepauk nyaris terjun bebas ke jurang. Beruntung setir mobil itu masih bisa dikendalikan sehingga kecelakaan dapat dihindari.

Perjalanan tersebut ternyata lumayan jauh. Baru pada pukul 17.30 rombongan tiba di Desa Landau Panjang. Di sana, Jarot dan rombongan melakukan hal yang sama. Menggelar pertemuan, menyerap aspirasi.

Berbagai persoalan dibahas, namun masyarakat setempat meminta Jarot fokus membangun jembatan sebagai penghubung ke desa-desa lainnya.  “Secara permanen. Karena, kondisi jembatan gantung yang kita gunakan saat ini sangat rawan bagi keselamatan yang melintasinya,” tutur Santoso, satu di antara warga Landau Panjang yang hadir di pertemuan itu.

Ia menilai kondisi jembatan itu sudah uzur. Bahkan, pada 2016, jembatan gantung itu sempat ambruk akibat talinya putus. “Kalau tidak salah bulan Oktober. Telah memakan korban,” ceritanya.

Ketika jembatan gantung itu putus, pemerintah masih belum bisa hadir. Akhirnya, masyarakat setempat memutuskan memperbaiki jembatan gantung yang putus itu secara swadaya.

“Kita hanya minta perbaiki jembatan dan akses jalan dari Manis Raya hingga ke Desa Landau Panjang,” pinta Santoso.

Anggota DPRD Sintang dari Dapil Sepauk yang juga hadir di tengah pertemuan mengungkapkan hal serupa. Kusnadi sangat berharap Pemerintah Sintang dapat membangun jembatan permanen. Sebab, jika melintasi jalur alternatif akan memakan waktu kurang lebih 1,5 jam agar bisa sampai ke pusat Desa Landau Panjang.

“Kita minta Dinas PU untuk peka terkait persoalan yang terjadi saat ini,” tuturnya.

Persoalan jalan dan jembatan inipun tidak hanya terjadi di wilayah Desa Nanga Libau dan Desa Landau Panjang. Merata di Kecamatan Sepauk.

“Hampir semua akses jalan dan jembatan mengalami tingkat kerusakan berat,” kata Camat Sepauk, Cinghan.

Kata dia, rombongan telah merasakan sendiri persoalan yang dihadapi masyarakat Sepauk ketika menuju ke sana. “Persoalan ini yang terus menghantui masyarakat setempat. Tadi mungkin juga lihat, kalau mobil yang saya kendarai hampir nyaris masuk ke jurang akibat licinnya jalan yang berstruktur tanah,” bebernya.

Mendengar kritik dan masukan ini, Bupati Jarot menyebut, Sintang saat ini memang mengalami kegawatdaruratan infrastruktur jalan dan jembatan. Situasi ini merata di 14 Kecamatan dan 391 Desa.

Kata dia, Pemerintah Sintang tidak bisa bekerja sendiri. “Harus bersama-sama (dengan seluruh elemen masyarakat,red). Kita tidak bisa bekerja dan membangun Sintang dengan cara sendiri-sendiri,” ujarnya.

Terkait permintaan dibangunnya jembatan permanen, Jarot justru menilainya sebagai pertanda kemajuan ekonomi setempat. Artinya, dulu masyarakat cukup puas dengan adanya jembatan gantung sebagai penghubung, tetapi kini tidak lagi. Sebab, masyarakat berkeinginan agar mobil sekalipun sudah bisa melintasi jembatan gantung itu.

“Ya, solusinya dibangun jembatan gantung permanen agar kendaraan roda empat bisa lewat dan aman bagi anak anak sekolah yang melintasinya,” tegas dia.

Hanya saja, mantan Wakil Bupati Sintang itu belum bisa memastikan bisa membangun jembatan gantung menjadi permanen. Sebab, perencanaan anggaran tahun 2017 sudah diketuk palu di DPRD Sintang beberapa waktu lalu. Yang pasti telah masuk perencanaan pembangunan jembatan di Desa Nanga Sepauk.

“Untuk jembatan gantung Landau Panjang ini akan kita masukkan di perencanaan tahun 2018. Apakah itu jembatan baily, jembatan kayu tapi kokoh, atau jembatan dengan rangka baja. Itu akan kita pikirkan kedepannya,” terang Jarot.

Pemerintahannya, lanjut dia, membangun secara bertahap. Tahun ini juga akan ada pembangunan badan jalan yang dimulai dari Simpang Manis Raya-Sekujam Timbai- Siran Seteman yang telah dianggarkan di APBD Sintang sebesar Rp3,5 miliar.

Kemudian, dari Siran Setaman-Simpang Buluh Kuning juga telah dianggarkan sebesar Rp1,75 miliar. “Sudah dihitung oleh teman teman PU, dana yang tersedia cukup untuk dibangunnya badan jalan. Tidak pun aspal atau rabat beton, pasti terbangun badan jalannya. Sisanya akan dibangun oleh UPJJ kita,” bebernya.

Dia berjanji untuk mengganggarkan perbaikan infrastruktur jalan setiap tahun. “Sehingga sampai ke jalan perhuluan dapat terbangun. Karena kita komitmen membangun dari pinggiran,” pungkas Jarot. (*/habis)

Editor: Mohamad iQbaL