Kartini belum mati. Kiprahnya memperjuangkan hak-hak kaumnya masih berakar di sanubari rata-rata perempuan Indonesia. Termasuk, tentu saja, dalam jiwa perempuan-perempuan Kalbar.
—
eQuator.co.id – KALBAR-RK. Jumat (21/4), elemen-elemen masyarakat di sejumlah kabupaten dan kota se-Kalbar memperingati hari kelahiran RA Kartini. Di Sanggau, acara puncak peringatan dilaksanakan di Gedung Pertemuan Umum (GPU). Wakil Bupati Sanggau, Yohanes Ontot, ditemani unsur Forkopimda, para Ketua Organisasi Wanita dan seluruh anggotanya, serta para ASN, hadir memimpin langsung acara tersebut.
Berbagai lomba diadakan. Mulai dari masak-memasak, fashion show, penyuluhan hukum, busana kreasi, dan sebagainya. Wabup Yohanes Ontot bahkan ikut lomba memasak ikan. Sedangkan, di sekolah-sekolah Sanggau digelar karnaval, fashion show, dan lomba mewarnai. Plus apel bersama.
Dalam sambutannya, Yohanes Ontot mengatakan, sebagai bangsa Indonesia khususnya kaum ibu, peringatan Hari Kartini merupakan momentum kebangkitan jiwa wanita Indonesia. Kartini merupakan pahlawan bagi kaum wanita. Meski pada saat itu hidup berkecukupan, dia tetap memperjuangkan kaum wanita agar mendapatkan pendidikan dan sejajar dengan kaum pria tanpa melupakan kodratnya sebagai seorang perempuan.
“Kartini itu simbol kemuliaan kaum ibu. Sebagai ibu rumah tangga, Kartini mampu merawat keluarganya dan mampu membesarkan dan membimbing anak-anaknya dengan baik,” tuturnya.
Ia berharap, di masa yang akan datang, terbentuk kader-kader baru dan Kartini-Kartini yang tangguh untuk menyongsong era pembangunan di Kabupaten Sanggau. Artinya, perempuan-perempuan mampu meneruskan jerih payah Kartini.
“Saya atasnama pemerintah daerah dan keluarga menyampaikan selamat hari Kartini bagi seluruh perempuan, khususnya di Kabupaten Sanggau. Semoga perempuan-perempuan di Kabupaten Sanggau semakin maju dan terdepan dan mampu memenuhi cita-cita RA. Kartini,” pinta Ontot.
Ketua PKK Sanggau, Arita Apolina, berharap perempuan di Kabupaten Sanggau khususnya menjadi perempuan yang kekinian. Dalam arti, dewasa dan mampu beradaptasi menyikapi segala situasi dan kondisi dengan melakukan tindakan-tindakan positif.
Ia mengakui, saat ini, Kartini-Kartini (perempuan) zaman sekarang memiliki tantangan yang lebih berat. Baik dalam hal profesi, status sebagai ibu rumah tangga, dan lain sebagainya.
“Situasi ini harus disikapi kaum perempuan secara serius,” tutur istri Bupati Sanggau, Paolus Hadi, itu.
Perempuan, lanjut dia, sejak dini diharuskan mendewasakan dirinya supaya tidak menjadi korban pelecehan dan korban kekerasan dalam rumah tangga. Juga diharapkan mampu menuntun generasi berikutnya.
“Dalam berumah tangga, kalau punya anak perempuan jauh-jauh harilah membimbingnya. Karena kita sebagai kaum perempuan ini banyak hal yang harus diwaspadai. Tantangannya itu, yang saya katakan sangat berat, sebab perempuan harus hati-hati dan mawas diri karena perempuan juga sudah banyak yang berprofesi,” tandas Apolina.
Sementara itu, Ketua Gabungan Organisasi Wanita (GOW) Sekadau, Vixtima Heri Supriyanti Aloysius, menginisiasi sejumlah kegiatan serupa. Tema yang diangkat GOW Sekadau dalam perayaan Hari Kartini tahun ini adalah “Dengan Semangat Kartini, Kita Perkuat Daya Cipta dan Kreatifitas Perempuan Masa Kini”.
Vixtima menjelaskan, tema itu dipilih agara kegiatan yang digelar GOW dapat membuat kaum perempuan khususnya di Kabupaten Sekadau menjadikan perjuangan RA Kartini sebagai inspirasi dalam mengembangkan diri. Pengembangan dimaksud bisa dilakukan dengan berkreatifitas.
“Tentu disesuaikan dengan talenta di bidang masing-masing. Sehingga, dapat ikut berperan aktif dalam pembangunan di Kabupaten Sekadau tanpa melupakan kodrat sebagai wanita,” ujarnya di Gedung Kateketik Sekadau, Jumat (21/4).
Ketua TP PKK yang juga pembina GOW Sekadau, Kristina Rupinus menyatakan, RA Kartini merupakan pahlawan Nasional yang mengambil tempat tersendiri di hati kaum wanita. Dengan keberanian dan pengorbanan yang tulus berjuang, RA Kartini mampu menggugah kaum wanita dari belenggu diskriminasi.
“Tapi perjuangan kaum wanita belum berakhir,” tegasnya.
Menurut dia, di era globalisasi ini, masih banyak dirasakan adanya penindasan dan perlakuan tidak adil terhadap perempuan. “Untuk mengatasi hal itu, kepeloporan RA Kartini wajib ditiru dan diamalkan serta ditularkan,” papar Kristina.
Tema hari Kartini ini dinilai relevan dengan kondisi aktual saat ini. Tema itu bisa dimaknai bahwa perempuan dituntut untuk memiliki daya cipta dan kreatifitas dalam mendukung ekonomi keluarga.
“Perempuan diharapkan mampu menciptakan hal-hal baru yang miliki arti penting dalam kehidupan. Diantaranya menyadari arti penting keluarga,” papar Bupati Sekadau, Rupinus.
Menurut dia, perempuan merupakan tokoh sentral yang memiliki kemampuan dan kapasitas yang luar biasa besar dalam membentuk karakter bangsa dan keluarga. Bahkan, dalam keluarga, baik atau buruknya anak kelak sangat tergantung dengan bimbingan seorang ibu. Sebab, anak secara emosional lebih dekat dengan ibu. Kemampuan ini tentunya memerlukan pondasi yang kuat serta rasa percaya diri yang tinggi.
“Dengan kemampuan inilah pula yang mendasari Raden Ajeng Kartini dalam memperjuangkan hak perempuan. Sehingga mampu memberikan perubahan tatanan kehidupan,” terangnya.
Dalam kaitan pembangunan di Kabupaten Sekadau, khususnya pemberdayaan perempuan, ia menegaskan, banyak program pembangunan yang harus menjadi fokus dan membutuhkan partisipasi dari kaum perempuan untuk menjadi motor penggerak. Antara lain, bagaimana upaya untuk meningkatkan kesehatan ibu dan anak, menurunkan angka kematian ibu melahirkan (AKI) dan angka kematian bayi (AKB) serta pendidikan dasar sembilan tahun.
Kemudian, mendukung kesetaraan gender dan pemberdayaan perempuan, memastikan keikutsertaan perempuan dalam kelestarian lingkungan hidup, dan lain sebagainya. “Peringatan hari Kartini tahun ini dapat menjadi momen kebangkitan kaum perempuan, untuk ikut berpartisipasi dan berusaha memberikan yang terbaik bagi kemajuan pembangunan di Kabupaten Sekadau,” ajak Rupinus.
Di kabupaten terujung timur Kalbar, Kapuas Hulu, melalui momentum Hari Kartini, Bupati AM Nasir mengajak seluruh elemen masyarakat agar saling menghargai. Kartini sudah berjuang untuk mendapatkan hak pendidikan bagi kaum perempuan agar setara dengan kaum pria. Hal itu merupakan bentuk emansipasi perempuan. “Menurut saya, apa yang dilakukan Kartini adalah esensi perjuangan yang menjadi karakter perempuan Indonesia. Mereka sejajar dengan kaum pria, namun tidak melupakan kodratnya sebagai perempuan,” kata Nasir.
Menurut dia, saat ini sudah banyak jabatan strategis di pemerintahan yang di isi oleh kaum perempuan. Baik lembaga legislatif ataupun eksekutif.
“Sebab itu, perempuan sekarang semakin dituntut karena mereka sudah diberikan posisi yang berat, mereka harus tangguh dan berbudi luhur, mampu menjauhi bentuk-bentuk degradasi moral seperti seks bebas dan kegiatan negatif lainnya,” pesan Bupati yang hadir didampingi Ny. Erlinawati Nasir.
PAWAI HARI KARTINI
DIIKUTI RIBUAN ORANG
Di Nanga Pinoh, PKK Kabupaten Melawi menggelar pawai Bhinneka Tunggal Ika dan lomba Melawi Fashion Carnaval ke-2. Kegiatan diikuti kurang lebih enam ribu peserta. Terdiri dari PNS dan pelajar, dibuka langsung Bupati Melawi, Panji, di lapangan Kuliner Kecamatan Nanga Pinoh.
Bupati menyampaikan rasa syukurnya dan mengucapkan selamat kepada ibu-ibu pengerak PKK dan panitia, serta pihak pengamanan dari TNI dan POLRI untuk peringatan hari Kartini di Melawi yang sukses. “Saya memperkirakan pada pawai dan karnaval ini hanya sekitar empat ribu peserta. Namun, ternyata, yang mengikutinya malah membeludak hingga kurang lebih enam ribu orang perserta,” ungkapnya senang saat membuka kegiatan.
Pawai dimulai sejak pukul 06. 30 dan selesai pukul 10.00. Rutenya dimulai dari lapangan kuliner Kecamatan Nanga Pinoh ke Jalan Juang pasar, terus ke Jalan Merak. Kemudian mutar di terminal SDF pasar pantai dan kembali lagi ke ke lapangan kuliner.
Senada, istri Panji yang juga Ketua TP-PKK Melawi, Nur Betty Eka Mulyastri, mengaku bahagia dengan peringatan hari Kartini yang sangat meriah ini. Sebab, target awal peserta yang dua ribu orang bisa membengkak hingga enam ribu orang.
“Kedepan kita berharap ini menjadi ajang yang dilaksanakan setiap tahunnya. Dimana kreatifitas anak-anak muda pada fashion bisa menjadi lebih baik. Kemudian juga semangat Raden Ajeng Kartini bisa membuat mereka menjadi lebih maju,” ungkapnya.
Perempuan yang karib disapa Astrid ini mengatakan, pada peringatan hari Kartini tahun ini, PKK juga melaksanakan nikah isbat yang diikuti 28 pasangan, pemberian akte lahir gratis untuk anak-anak. Kurang lebih 65 anak sudah diurus akte lahirnya.
“Pada hari yang sama juga, PKK menggelar seminar wanita Melawi cerdas dan kreatif dengan mendatangkan narasumber seorang bintang film dr. Marissa Haque, yang diselenggarakan gratis untuk umum. Kemudian, juga dilaksanakan pemeriksaan PAP Smear (deteksi kanker mulut rahim) gratis untuk wanita-wanita di Melawi yang memiliki BPJS,” pungkas dia.
AJAK PEREMPUAN KALBAR
AGAR MENYEHATKAN DIRI
Kampanye pencegahan kanker serviks ini juga dilakukan tim penggerak PKK Provinsi Kalbar. Kemarin, dimotori Wakil Ketuanya, Karyanti Christiandy Sanjaya, mereka menggelar pemeriksaan kanker mulut rahim di sejumlah Puskesmas Kota Pontianak. Puluhan kaum perempuan mengikuti kegiatan tersebut.
“Kegiatan pemeriksaan ini sangat baik, jadi kita semua perempuan diajak untuk melindungi kesehatan diri sendiri. Tadi semuanya diperiksa melalui metode IVA dan nanti bisa diprediksi secara dini jika positif,” tutur Karyanti di Puskesmas Kampung Bali, Pontianak, Jumat (21/4).
Ia mengimbau seluruh perempuan di Kalbar untuk segera memeriksakan diri mereka.”Malunya ditahan-tahan dulu lah demi kesehatan. Kita beramai-ramai untuk memeriksakan diri,” pintanya.
Imbuh Karyanti, “Itu sangat bagus, metode IVA oleh BPJS dicover biayanya. Kita harapkan wanita yang sudah melakukan hubungan seksual dapat berbondong-bondong datang ke pemeriksaan di fasilitas kesehatan lainnya, jadi semua wanita bisa sehat lah”.
Menurut dia, berdasarkan data yang diperolehnya dari Dinas Kesehatan Kalbar pada tahun 2016, terdapat sekitar 8000-an kaum hawa yang sudah diperiksa dan terdeteksi positif kanker sekitar 5%. “Namun, belum tentu 5% gambaran dari perempuan di Kalbar, mungkin lebih besar lagi. Kita mengajak semua datang periksa. Melalui deteksi dini IVA ini, kita berharap banyak perempuan yang masih bisa disembuhkan sebelum stadiumnya berlanjut,” ungkapnya.
Dikatakannya, di Kalbar, jumlah kaum perempuan yang paling banyak positif kanker mulut rahim adalah mereka yang berdomisili di kawasan pesisir pantai. “Karena banyak disinggahi para pelaut ya, kita himbau kepala daerah lebih menggiatkan sosialisasi supaya lebih banyak cakupannya,” terang Karyanti.
Di hari Kartini ini, ia berharap wanita di Kalbar bisa lebih berkualitas. “Menjadi inspirasi bagi keluarganya, bagi masyarakat, dan negara tercinta ini,” tandasnya.
Senada, Neni Dwi Anggraini, Dokter Spesialis Kandungan Pontianak mengatakan, kaum perempuan yang sudah melakukan hubungan seksual usia di bawah 20 tahun rentan terkena kanker serviks. Selain itu, faktor banyaknya memiliki anak, jarak kelahiran yang terlalu dekat, serta ukuran anak yang dilahirkan terlalu besar, juga menjadi penyebab kanker mulut rahim.
“Pemeriksaan atau sreening dengan metode IVA ini dapat melihat kondisi mulut rahim yang terkena gejala awal kanker serviks,” tuturnya.
Selain itu, menurut Neni, Penyakit ini juga dapat disebabkan oleh terganggunya kondisi hormonal akibat kehadiran radikal bebas seperti merokok dan minum minuman beralkohol. Kata dia, sebagian besar penderita kanker serviks baru mulai merasakan penyakitnya setelah menginjak usia 40 tahun.
Setelah melakukan pemeriksaan atau screening, para wanita yang memiliki kondisi mulut rahim yang dicurigai kanker serviks akan melalui pemeriksaan lebih lanjut untuk mengetahui virus yang menyerang dan memastikan jenis kanker yang diderita.
“Kita berharap para perempuan semakin sadar untuk segera memeriksakan dirinya ke pusat pelayanan kesehatan terdekat. Hal itu merupakan upaya dalam mewujudkan Kartini Indonesia yang peduli deteksi dini kanker serviks,” pungkas Neni.
Laporan: Kiram Akbar, Dedi Irawan, Abdu Syukri, Andreas, Rizka Nanda
Editor: Mohamad iQbaL