eQuator.co.id-SANGGAU. Toleransi antarumat beragama di Kabupaten Sanggau ditunjukkan warga non muslim ikut membangun surau Baitul Ikhlas, Kelurahan Tanjung Kapuas, Minggu (26/3) pagi.
Bagi Heri Lino, 45, penganut Konghucu yang disapa Alu, dan Aloysius Budi Hartoko, 37, penganut Katolik, ikutan tetangga di lingkungannya membangun surau tersebut. Bersama puluhan warga lingkungan Sompu, mereka bahu-membahu mengecor atap surau.
Tanpa mengenyampingkan peran puluhan muslim lainnya, Bendahara surau Baitul Ikhlas, Satriadi, 42, mengapresiasi keikutsertaan Alu dan Aloysius Budi. “Toleransi dan gotong-royong di sini masih sangat tinggi. Cuma memang terkadang tak ada yang menggerakkannya,” kata Satriadi.
Ia sempat kaget ketika warga yang datang gotong-royong sekitar 30 orang. Itu sama sekali di luar perkiraannya. Tak hanya tenaga, warga juga menyisihkan uang mereka untuk konsumsi dan membeli bahan bangunan. “Belum pernah kerja bakti sebanyak ini. Habis kerja bakti ini juga ada makan siangnya. Itu juga bantuan dari warga,” ungkapnya.
Satriadi mengaku sempat khawatir. Pasalnya uang kas yang ada hanya Rp1,7 juta. Sangat tidak cukup untuk biaya mengecor atap surau. Namun dengan gotong-royong warga, bukan hanya bahan bangunan yang terbeli, bahkan konsumsi warga yang bergotong-royongpun dapat disediakan.
“Bahkan uang kas itu masih utuh. Belum terpakai, karena banyak sumbangan dari warga. Ada yang nyumbang besi, pasir, semen, uang dan konsumsi,” bebernya.
Sebagai media komunikasi, Satriadi memanfaatkan yasinan rutin tiap dua pekan sekali, yang digilir di tiap rumah warga. “Di situlah kita informasikan rencana kegiatan kita” akunya. (KiA)