eQuator.co.id – Sambas-RK. Ternyata Agus Mulyana, 37 yang meracuni puluhan murid kelas satu dan dua SDN 8 Kartiasa, Sambas. Penjual es krim itu pun dibekuk jajaran Polres Sambas, Rabu (8/3).
Warga Dusun Bangang, Desa Kubangga, Teluk Keramat, Sambas inipun tak menyangkap akan berurusan dengan polisi, usai membagi-bagikan es krim gratis di SDN 8 Kartiasa, Rabu (8/3). Niatnya ingin mempromosikan es krim yang dijualnya.
“Pada pukul 09.00, Agus berjualan di SDN 8 Kartiasa. Awalnya Agus hanya dapat menjual sebanyak lima es krim stik/batangan, dikarenakan baru pertama berjualan di SDN 8 Kartiasa. Kemudian Agus mempromosikan es krimnya kepada murid-murid SD dengan cara memberikan secara gratis. Namun besok sudah harus bayar,” kata Kapolres AKBP Cahyo Hadiprabowo, SH, SIK melalui Kasat Reskrim AKP Raden Real Mahendra, Kamis (9/3).
Tak sampai lima menit, es krim yang dijualnya ludes. Es krim itu Agus buat sendiri menggunakan bahan campuran susu, tepung maizena, gula pasir, pop ice serta air hujan. Kemudian diberikan pewarna makanan dan garam. “Itu bahan dari penuturan Agus,” jelas Real.
Bahan-bahan untuk membuat es krim itu dibeli di pasar. Dia juga sudah mengecek bahan yang dibelinya, terkait tanggal kedaluwarsanya.
“Es krim yang dijual Agus, apabila tidak habis terjual, maka dia akan mengonsumsinya sendiri. Harga satu es krim gelas Rp2.000 dan es krim stik Rp1.000,” kata Kasat Reskrim.
Air yang digunakan untuk dimasak, membuat es krim adalah air hujan yang ditampung dalam fiber penguin. Air hujan itu diendapkan terlebih dahulu. “Air hujan tersebut berwarna bening. Air tersebut juga digunakan oleh Agus dan keluarganya untuk dikonsumsi sehari-hari,” katanya.
Kasat juga mengungkapkan, Rabu (8/3) pukul 09.15, pada saat jam istirahat pertama murid SDN 8 Kartiasa, saksi Pendi melihat murid berkumpul beramai-ramai. Kemudian saksi diberitahu murid SD, ada sedekah es krim gratis.
“Kemudian Pendi pun mengambil es krim di dalam bok es jenis stik dan memakannya sedikit. Setelah es sudah dia ambil, puluhan murid pun melahap habis es krim, setelah itu merasakan sakit perut,” ungkapnya.
Setelah melihat banyak murid yang sakit, guru pun menelepon tim medis untuk melakukan pengecekan. Kemudian puluhan murid dibawa ke RSUD Sambas. Hasil diagnosa RSUD Sambas yang disampaikan dr. Janurico, korban menderita mual, muntah, sakit perut dan diare di akibatkan oleh makanan. Sedangkan untuk kandungan makanan, apakah positif racun atau tidaknya masih menunggu hasil laboratorium.
“Kami belum menindaklanjuti lebih jauh. Karena masih menunggu hasil pemeriksaan sample es tersebut untuk bukti pendukung yang lebih ilmiah,” tegas Real. (sai)