Sewa Kamar Rp 133 juta

Raja Salman Booking Sejumlah Hotel Bintang Lima

Raja Salman bin Abdulaziz Al Saud. Foto: The Guardian

eQuator.co.id – JAKARTA. Kunjungan Kenegaraan Raja Saudi, Salman bin Abdulazis Al Saud, bakal membawa rombongan yang gemuk. Butuh sejumlah fasilitas akomodasi, termasuk hotel untuk menampung para delegasi. Sejumlah hotel bintang lima di Jakarta sudah dipesan oleh Kedutaan Saudi untuk menyambut kedatangan sang raja.

Informasi yang diperoleh Jawa Pos, sudah ada sedikitnya tiga hotel yang seluruh kamarnya disewa oleh delegasi Saudi. Masing-masing Hotel Ritz Carlton Mega Kuningan, Hotel JW Marriott, dan Hotel Raffles. Ketiganya berlokasi di kawasan Kuningan, Jakarta Selatan, tidak jauh dari Kedutaan Saudi.

Hingga kemarin, Jawa Pos belum mendapat konfirmasi di mana Raja Salman akan menginap. Namun, sangat mungkin Raja Salman akan menginap di Ritz Carlton. Mengingat, di antara ketiga hotel itu, Ritz Carlton memiliki kamar Presidential suites terbaik. Luasnya mencapai 401 meter persegi dengan fasilitas terbaik. Tarifnya Rp 133 juta per malam.

Secara keseluruhan, total kamar yang disewa di tiga hotel tersebut berjumlah 828. Masing-masing Ritz Carlton 333 kamar, JW Marriott (322), dan Raffles (173). Raja Salman dan delegasinya akan menginap selama tiga malam, mulai 1-3 Maret. Kemudian, baru keesokan harinya Raja Salman terbang ke Bali untuk liburan.

Marketing Communicatios Executive Raffles Hotel Jakarta Monica Agusta membenarkan bahwa hotelnya disewa oleh kerajaan Saudi. Meskipun demikian, dia mengatakan tidak diberi tahu profil tamu yang akan menginap di hotel itu. ’’Sejauh ini persiapan kami normal saja, sebagaimana melayani tamu pada umumnya,’’ ujarnya saat ditemui kemarin (24/2).

Tidak ada permintaan khusus dari kerajaan Saudi berkaitan dengan rencana delegasi Raja Salman menginap di hotel itu. Termasuk dalam hal menu makanan. Pihak hotel sendiri menjamin semua makan yang disajikan halal, termasuk menu western cuisine. Di luar itu, pihak Hotel Raffles juga menyediakan penerjemah untuk kebutuhan-kebutuhan tertentu. ’’Kebetulan ada staf kami yang fasih berbahasa arab,’’ tambahnya.

Sementara itu, cargo rombongan kerajaan Saudi masih terus berdatangan. Kamis (23/2) malam, dua buah kendaraan mewah kembali mendarat di Bandara Halim Perdanakusuma, Jakarta dari Saudi. Jenis kendaraan ini sama dengan dua kendaraan sebelumnya, yang tiba 18 Februari 2017 di Ngurah Rai, Bali. Yakni jenis Mercy S600.

Selain mobil seharga Rp 12 Miliar itu, rombongan ternyata turut mengangkut sejumlah logistik lain. Seperti, food and beverage, office tools, furniture, xray mechine dan lainnya. Disinggung soal jenis makanan dan furniture yang dibawa, Presiden Direktur PT JAS Adji Gunawan mengaku tak tahu detil. Sebab, seluruh barang tersebut dikemas dalam satu paketan. Sehingga tidak bisa jelas terlihat tanpa membuka kemasan.

”Yang jelas estimasi tonase kargo mencapai 450 ton. Sebanyak 63 ton (update sampai 23 Februari) dibongkar di Halim dan 396 ton di Denpasar,” ujarnya dalam temu media, kemarin (24/2).

Diakuinya, ini bukan kali pertama PT JAS menangani groundhandling tamu VVIP. Namun, kedatangan rombongan Saudi merupakan paling besar dibanding rombongan PM Turki yang datang dengan tiga pesawat sebelumnya. ”Tadinya bahkan mau ada hercules. Tapi kita bilang tidak bisa,” ungkapnya.

Dalam penanganan ini, Adji mengaku pihaknya sudah melakukan persiapan jauh-jauh hari. Terhitung sejak Januari 2017 lalu, PT JAS sudah melakukan beberapa peremajaan. Salah satunya untuk ground power unit (GPU) dan persiapan petugas berlisensi.

Masalah GPU sendiri, disebutnya sempat menjadi topik hangat yang dibicarakan antara JAS dan pihak Saudi. Menurutnya, pihak Saudi meminta ada dua GPU dalam menyuplai satu pesawat yang remain over night (ron).

Dengan kata lain, harus ada enam GPU yang disiapkan untuk kedatangan tiga pesawat rombongan Raja Salman pada 1 Maret nanti. Sebagai informasi, GPU merupakan pembangkit daya yang biasanya dipasang saat mesin pesawat mati dalam posisi parkir. ”Ya kami tidak punya kalau harus dua GPU untuk satu pesawat. akhirnya kita negokan,” tuturnya.

Tantangan lainnya adalah soal ketersediaan apron atau tempat parkir pesawat. Dia mengatakan, meski Halim menjadi bandara Internasional namun ketersediaan apron juga terbartas. Karenanya, perlu diberi jeda antar satu penerbangan dengan lainnya.

Seperti misalnya, untuk kedatangan tanggal 4 Maret. Dia menyebut ada enam penerbangan yang waktu tibanya berdekatan. Mulai pukul 13.00-19.00 WIB. ”Sementara kalau Denpasar ada tiga penerbangan sekitar pukul 16.35-16.55 WITA,” ungkapnya.

Dalam mengelolah groundhandling rombongan Saudi ini, PT JAS mengantongi pendapatan yang cukup besar. Yakni senilai Rp 400 juta untuk berbagai konfigurasi pesawat. ”Yang jelas kami akan mempersiapkan pelayanan sebaik mungkin mulai dari SDM hingga peralatan,” paparnya.

Kunjungan Raja Arab Saudi Salman bin Abdulazis Al Saud ke Indonesia bakal lebih banyak dimanfaatkan untuk membicarakan investasi bidang non minyak dan gas. Tema itu sesuai visi pembangunan ekonomi Arab Saudi 2030.

Wakil Presiden Jusuf Kalla menuturkan selama ini hubungan Indonesia-Arab Saudi lebih banyak dalam bidang keagamaan, sosial, dan pendidikan. Sedangkan kerja sama di sektor investasi dan ekonomi masih kecil.

“Karena itulah maka sesuai dengan visi pemerintah Saudi Arabia 2030 yang isinya antara lain ingin meningkatkan investasi di luar minyak dan gas,” ujar JK di Istana Wakil Presiden, usai Jumatan kemarin (24/2).

Dengan arah kebijakan ekonomi non migas itu, peluang kerjasama Arab Saudi-Indonesia otomatis lebih banyak lagi. JK menyebut Indonesia akan menawarkan beragam investasi yang menjanjikan seperti di sektor pariwisata, keuangan, dan perbankan.

“Juga keinginan dia (Arab Saudi, red) khususnya investasi di bidang refinary, seperti itu,” ungkap JK.

Ditanya lebih detail proyek kerja sama yang akan ditawarkan Indonesia, JK menuturkan tidak ingin mendahului pembicaraan bilateral pada awal Maret. “Kita lihat nanti pertemuannya,” tambah dia.

Selain itu, Arab Saudi juga sedang mencari ceruk pasar baru. Selama ini, mereka lebih banyak investasi di daratan Eropa dan sebagian Afrika. Indonesia pun ingin memanfaatkan peluang bisnis yang sedang terbuka tersebut.

“Indonesia tentu sebagai negara yang besar ingin meningkatkan hubungan itu,” tegas dia.

Sedangkan penambahan kuota haji tidak akan dibahas secara khusus. Lantaran, kuota haji itu telah bertambah secara otomatis seiring selesainya pembangunan Masjidil Haram. “Jadi tidak perlu kita minta-minta,” terang dia.

Kunjungan Raja Salman itu bisa dianggap kunjungan balasan setelah presiden Indonesia berkali-kali bertemu raja Arab Saudi. Dalam hitungan JK ada sekitar 25 kali kunjungan resmi pemerintah ke Arab Saudi. “Jadi dibalasnya perasaan besar, supaya seimbang. Jadi gitu pikirannya,” ujar JK lantas tersenyum.

Kunjungan selama sembilan hari itu lebih banyak waktu untuk berlibur. Tiga hari untuk kunjungan kerja, sedangkan enam hari lainnya untuk berlibur di Bali. “Jadi biasa Raja Saudi itu beristirahat di Indonesia, kita menyambut baik lah,” tambah dia.

Sementara itu, PT Pertamina (Persero) akan memanfaatkan kedatangan Raja Arab Saudi Salman bin Abdulazizke Indonesia untuk membantu mewujudkan ketahanan energi di Indonesia. Direktur Megaproyek Pengolahan dan Petrokimia Pertamina Rachmad Hardadi menjelaskan bahwa pihaknya akan menawarkan investasi di fasilitas pengolahan minyak (kilang) Bontang, Kalimantan Timur.

Hardadi menjelaskan, Pertamina akan menawarkan kepada para investor atau perusahaan yang ikut dalam rombongan Raja Arab Saudi ke Indonesia untuk ikut berinvestasi dalam pembangunan Kilang Bontang.

“Ini seperti pemaparan proyek. Kami melakukan semacam project expose untum cari patner. Kesempatan ini kami buka seluas-luasnya,” ujarnya di Kantor Pusat Pertamina, Jakarta, Jumat (24/2).

Kunjungan Raja Arab Saudi ke Indonesia, lanjutnya, akan dimanfaatkan semaksimal mungkin oleh Pertamina untuk menawarkan proyek pembangunan kilang Bontang. Hardadi menjelaskan, bisa jadi perusahaan minyak kelas seperti Saudi Arabian Oil Co (Saudi Aramco) ikut dalam rombongan tersebut. “Kaitannya dengan Raja Salman, pasti ada yang mewakili entitas Saudi Aramco. Semua akan kami beri kesempatan,” imbuhnya.

Selain itu, dalam kunjungan tersebut juga akan dibicarakan peluang kerja sama antara Indonesia dan Arab Saudi pada sektor energi. Beberapa diantaranya adalah kerja sama membangun cadangan strategis untuk memperkuat ketahanan energi Indonesia.

Dia menambahkan, kunjungan tersebut merupakan momen langka, karena Raja Arab Saudi baru kembali berkunjung ke Indonesia setelah 47 tahun lalu terakhir mengunjungi Indonesia. Dia juga mengapresiasi lobi-lobi yang dilakukan Presiden Joko Widodo kepada Raja Salman patut diacungi jempol. “Kunjungan ini luar biasa, sebelumnya 47 tahun lalu, termasuk kunjungan ini upaya sinergi apa yang bisa dilakukan akan dibicarakan,” tutup Hardadi.

Sebelumnya, pada 22 Februari lalu, Pertamina tengah mencari mitra strategis dan calon investor untuk bersama-sama mengembangkan proyek Grass Root Refinery (GRR) Bontang. Kerjasama tersebut terkait pembangunan dan pengoperasian kilang minyak baru di kota Bontang, Kalimantan Timur (Kaltim) paling lambat 2023.

GRR Bontang yang membutuhkan total investasi USD 12 miliar-USD 15 miliar ini ditargetkan mampu mengolah minyak mentah 300 ribu barel per hari.

Pelaksanaan pembangunan kilang baru di Bontang tersebut merupakan tindak lanjut dari Keputusan Menteri ESDM no 7935 K/10/MEM/2016 tanggal 9 Desember 2016 yang menugaskan PT Pertamina (Persero) untuk membangun dan mengoperasikan kilang minyak di Bontang, Kaltim.

Melalui proyek tersebut, Pertamina diharapkan bisa mendukung program Nawacita Presiden Joko Widodo, sebagai upaya meningkatkan program kemandirian energi dengan mengurangi impor BBM.

Terpisah, Ketua Fraksi PKS DPR RI, Jazuli Juwaini, menilai kunjungan merupakan kunjungan yang istimewa dan bersejarah. Bagi umat muslim, Raja Salman adalah figur yang dihormati sebagai Khodimuk Haromain, atau penjaga dua kota suci Mekah dan Madinah. “Ini adalah kunjungan resmi Raja Saudi sejak terakhir Raja Faisal di tahun 1970 atau 47 tahun silam,” kata Jazuli.

Menurut Anggota Komisi I ini paling tidak ada empat manfaat yang bisa dioptimalkan oleh negara kita dari momen kunjungan Raja Salman. Pertama, manfaat diplomasi politik, yaitu untuk memperkuat relasi saling menguntungkan antara dua negara, terutama dari sisi Indonesia dalam rangka memperkuat posisi tawar dalam isu-isu spesifik. “Khususnya dalam isu kuota dan pelayanan haji, perlindungan dan kesejahteraan TKI kita di sana,” kata Jazuli.

Kedua, manfaat diplomasi ekonomi dan investasi (ekspor maupun impor). Diharapkan melalui kunjungan ini dapat direalisasikan nilai investasi yang dibawa Saudi mencapai USD 25 Milyar sebagaimana diharapkan Presiden Jokowi. “Kerjasama investasi itu terutama dalam pengelolaan minyak antara Pertamina dan Aramco milik Saudi,” jelas Jazuli.

Ketiga, manfaat diplomasi budaya, pendidikan, dan agama, yaitu dalam rangka mempromosikan Islam moderat dan berkontribusi bagi perdamaian dunia. Di bidang pendidikan Indonesia dapat mendorong pertukaran pendidikan dan beasiswa yang lebih meningkat bagi pelajar atau mahasiswa dari kedua negara.

Terakhir, manfaat diplomasi dunia Islam, yaitu dalam rangka menggalang solidaritas bagi peningkatan pembangunan, kemajuan, dan kesejahteraan di negara-negara muslim.

“Posisi Indonesia yang strategis baik secara geopolitik maupun sebagai negara muslim (demokratis) terbesar di dunia merupakan keunggulan yang sangat diperhitungkan Saudi dalam kerangka kerjasama dua negara,” kata Jazuli.

Sementara Kapala Bagian Penerangan Umum (Kabagpenum) Divhumas Mabes Polri Kombespol Martinus Sitompul menjelaskan, kedatangan raja Arab itu masuk dalam kategori very very important person (VVIP) yang artinya dalam pengamanan akan dikoordinir pasukan pengamanan presiden (Paspampres). ”Kami menunggu koordinasi dari Paspampres,” jelasnya.

Jumlah personil yang akan disiapkan membantu masih fluktuatif. Hal tersebut bergantung kondisi dan situasi, sekaligus permintaan dari Paspampres. ”Kalau situasi berubah, tentu jumlahnya personil harus disesuaikan. Yang pasti, pengamanannya di Jakarta dan Bali,” paparnya.

Bagaimana bila Raja Arab meminta penutupan sebuah pantai yang dikunjungi? Martinus menuturkan, pengamanan membutuhkan empat hal, manusianya yang aman, benda yang melekat juga aman, seperti kendaraan. Lalu, lokasi acara dan kegiatan yang harus aman dan berjalan. ”Kalau membutuhkan penutupan lokasi tentunya akan dikomunikasika. Selalu ada hambatan untuk memulai suatu tujuan, tapi bisa dilalui,” tuturnya.

Hingga saat ini, Polri belum mengetahui secara pasti terkait bagaimana pengamanan internal dari Kerajaan Arab. ”Kami akan komunikasi terus. Kalau personil pengawal itu melekat ya. Nanti juga koordinasinya di Paspampres,” ujarnya. (jpg)