(Masih) Langganan Banjir

AIR MENINGGI. Personil BPBD Sekadau meninjau banjir di Gonis Rabu, Minggu pagi (19/2). BPBD Sekadau for RK.

eQuator.co.id – Rakyat Kalbar. Seperti biasa, di penghujung musim penghujan, Kalimantan Barat diterpa cuaca buruk. Banjir di Pontianak sudah mereda, giliran beberapa kabupaten terendam.

Di Sekadau. puluhan rumah di Dusun Gonis Rabu, Desa Gonis Tekam, Kecamatan Sekadau Hilir, dan di Desa Mahap, Kecamatan Nanga Mahap, dikepung banjir bandang, Minggu pagi (19/2). Air bah itu mendadak datangnya, pascahujan lebat yang mengguyur Sekadau.

“Di Gonis Rabu, banjir terjadi akibat meluapnya Sungai Gonis,” ucap Edy Prasetyo SSos, Kepala Bidang Logistik dan Kedaruratan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sekadau kepada Rakyat Kalbar, Minggu siang (19/2).

Debit air di Sungai Gonis terus meningkat pasca hujan yang mengguyur Sekadau mulai sekitar pukul 02.30, Minggu dini hari (19/2). Hujan terus turun hingga lima jam dan baru mereda sekitar pukul 07.30.

Akibat curah hujan yang lebat itu, Sungai Gonis yang lebarnya hanya sekitar lima meter tersebut meluap. Airnya merendam pemukiman warga yang berada di dataran rendah, terutama daerah-daerah yang dekat dengan aliran sungai.

Menurut Edy, air sempat masuk ke dalam rumah beberapa warga. Namun sejak pagi kemarin, airnya sudah berangsur surut.

“Cuma banjir masih merendam jalan dan kebun milik warga. Bahkan ada kendaraan sepeda motor milik warga yang terendam,” paparnya.

Kepala Pelaksana BPBD Sekadau, Ir Akhmad Suryadi MT mengatakan, di Gonis, ketinggian air bervariasi. Ada yang puluhan sentimeter hingga yang mendekati semeter.

“Selain di Gonis, banjir juga merendam daerah Nanga Mahap, tepatnya di kawasan pasar Mahap. Airnya mulai meninggi sejak tadi (kemarin) pagi,” ucapnya.

Menurut dia, hingga sekarang belum ada laporan korban jiwa. “Tapi kita sudah menerjunkan personel untuk melakukan pemantauan. Kalau memang dibutuhkan bantuan, kita siap terjunkan bantuan,” imbuh Akhmad.

“Kita juga mengimbau warga untuk berhati-hati dengan banjir ini. Terlebih potensi banjir masih bisa terjadi sewaktu-waktu karena menurut perkiraan BMKG, hujan masih berpotensi melanda Sekadau,” tambahnya.

Demikian pula di Kapuas Hulu. Meski tak sampai banjir bandang, hujan deras yang mengguyur sejumlah daerah di sana menyebabkan beberapa ruas jalan tergenang.

Salah satunya di kilometer 12 jalur lintas selatan antara Kecamatan Putussibau Selatan-Kalis. Jalan tergenang dengan ketinggian 40-60 cm, Minggu (19/2).

Akibatnya, masyarakat yang melintas mesti ekstra hati-hati. Bagi yang takut menerobos air, pengendara rela menunggu berjam-jam sampai surut. Namun, yang punya urusan penting mau tak mau nekat menerobos banjir.

Diantara mereka yang nekat adalah Arif. Pria 32 tahun ini terpaksa menerobos banjir lantaran ada urusan yang tidak bisa ditunda.

“Saya dari Semangut bawa keluarga berobat ke Putussibau, jadi ndak bisa nunggu sampai air kering dari jalan,” katanya.

Dijelaskannya, jalan yang tergenang mencapai ratusan meter. “Ketinggian air hampir mendekati knalpot mobil,” ungkap Arif.

Sementara pengendara lainnya, Yusuf, yang rutin melintas di sana mengatakan, jalan di daerah kilometer 12 itu setiap musim penghujan selalu tergenang. Sebab lokasi merupakan dataran rendah.

“Di situ aliran airnya limpahan Sungai Kapuas yang masuk sampai ke darat,” tuturnya.

Menurut dia, banyak pengendara yang tidak hapal jalan kendaraannya rawan terendam air dan mogok. “Apalagi jalan itu gelap kalau malam, sehingga biasanya kalau sudah terlalu dekat, tidak bisa lagi ngerem,” ucap Yusuf.

Warga lainnya, Robi, mengaku khawatir jika jalan terus tergenang. Sebab bisa berbahaya terhadap keselamatan pengguna jalan. Lantaran sepanjang jalan yang tergenang itu ada tiang listrik yang juga terendam.

“Saya khawatirnya saat pengendara nekat menerobos genangan air, mereka kesetrum listrik. Itu tiang PLN sangat dekat dengan jalan, dan posisi tiang pun tergenang air juga,” ungkapnya.

Sementara itu, yang benar-benar mawas diri dengan cuaca buruk ini adalah Kabupaten Bengkayang. Empat titik banjir telah terjadi di Dusun Semidang, Desa Suka Maju, Kecamatan Sungai Betung, Senin (13/2) lalu. Bencana banjir besar pada tahun lalu pun menjadi acuan agar Pemkab dan warga Bengkayang waspada dalam beberapa waktu terakhir ini.

Minggu (19/2) sejumlah warga sudah melaporkan ke BPBD Bengkayang tentang situasi terkini. “Ada yang lapor banjir terjadi di Kecamatan Sungai Betung dan infomasi tanah longsor di sekitar Gunung Van Mandring,” tutur Ir. Yosep, MSi, Kepala BPBD Bengkayang, via selulernya, Minggu (19/2) pagi.

Lanjut dia, pengalaman pada tahun 2016, bencana banjir mulai terjadi pada 8 Februari 2016 di Kecamatan Seluas. Selanjutnya, menjalar ke Kecamatan Jagoi Babang, Kecamatan Ledo, Kecamatan Sungai Betung, dan Kota Bengkayang.

“Dan itu berlangsung hingga awal Maret 2016,” ungkapnya.
Nah, pada tahun ini, pekan lalu sudah ada empat titik banjir. Yang terparah terjadi di Kecamatan Sungai Betung.

“Kita terus mendorong agar semua pihak waspada, sebab bencana bukan hanya tanggung Jawab BPBD semata. Namun kita secara bersama terlibat untuk mencegah dan meminimalisir bencana ini,” ajak mantan Kabid Cipta Karya Dinas Pekerjaan Umum Bengkayang ini.
Pihaknya sendiri telah memasang rambu peringatan dan pemberitahuan di tempat rawan bencana. Dan, menyiapkan tim tanggap darurat dengan dinas terkait.

Terpisah, warga Kecamatan Ledo, Natalia mengaku rumahnya sering terkena banjir musiman. Sebab terletak di tepi Sungai Ledo. Tahun ini ia tak mau mengambil risiko.

“Karena beberapa tahun sebelumnya sering terkena banjir, kami mengambil keputusan untuk pindah di tempat yang aman dan lebih tinggi. Sekarang kami tinggal di Jalan Subah-Sambas agar terhindar banjir,” tuturnya singkat.

Di sisi lain, air yang menggenangi jalan berefek lain di Landak. Setakat ini, para pengendara harus ekstra hati-hati ketika melintas di ruas jalan antarnegara, dekat kota ibukota kabupaten, Ngabang, dari arah Pontianak. Persisnya di depan kantor Balai Nikah Ngabang. Terutama jika berpapasan dengan kendaraan lain.

Pasalnya, ruas jalan tersebut mulai longsor akibat curah hujan yang tinggi. Longsor tersebut berawal dari lubang kecil yang terkena curah hujan terus-menerus. Ruas jalan yang mengalami longsor kecil tak hanya di depan kantor Balai Nikah Ngabang. Juga di jalan samping kantor Bupati Landak KM 3 Ngabang.

Wawan 43, warga Ngabang mengatakan, awalnya ada lubang cuma tidak terlalu dalam dan belum mengenai badan Jalan. “Selama musim hujan ini jalan tanahnya longsor hingga mengenai badan Jalan. Kita pesan agar masyarakat yang melewati jalan ini supaya berhati-hati,” pesan Wawan, Minggu ( 19/2).

Pasalnya, dari jauh, lubang jalan ini tidak kelihatan, setelah dekat baru kelihatan ada lubang dalam. Dikhawatirkan ketika berlintas sesama mobil, terutama pada malam hari. “Kita berharap ada yang memasang tanda rambu-rambu supaya dari jauh kelihatan supaya tidak terjadi kecelakaan,” harap Wawan.

Selain Wawan, juga dikatakan Ismail, 35, warga Jalan Pemuda Ngabang. Dikatakannya kerusakan jalan yang longsor tersebut sudah lama terjadi. “Dulunya lubangnya kecil, tapi lama-lama makin besar, hingga ke badan Jalan,” katanya.

Semakin membesar lubang jalan tersebut, sampai-sampai pipa air PAM yang dikubur di tepi jalan tersebut terlihat. Ia berharap pemerintah segera memperbaikinya, sebelum memakan korban. “Hal-hal seperti itu, kita minta jangan sampai terjadi. Kalau sudah ada korban jiwa baru diperbaiki,” pinta Ismail.

Ia khawatir pengendara yang baru pertama kali masuk ke Jalan Pemuda Ngabang ini bisa menabrak lubang tersebut. “Seharusnya supaya dari jauh sudah kelihatan ada jalan yang longsor, harus dipasang tanda dekat lubang tersebut. Jadi pengendara bisa berhati-hati,” pesannya.

Menanggapi itu, Kepala Dinas Pekerjaan Umum (PU) Kalbar, Jakius Sinyor, berjanji akan memperbaikinya. “Kita sudah ada dana melalui Kementerian PU-PR yang penangannya diserahkan kepada Dinas PU-PR Kalbar melalui Bidang Bina Marga tahun anggaran 2017 untuk pemeliharan rutin dan berkala ruas jalan dari Anjungan-Sidas-Sosok,” ungkapnya.

Kemarin, masih dalam rekayasa lapangan termasuk di KM 2 dan KM 10 Sidas Ngabang. Agar penguna jalan bisa melihat tanda di jalan raya akan dipasang rambu atau lampu.

“Nanti kita perintahkan agar dipasang rambu-rambu dan malam kalau bisa dipasang lampu agar dari jauh sudah kelihatan dan berhati-hati jika melintas dijalan itu,” katanya.

Tak lama setelah konfirmasi ini, di lokasi tersebut, BPBD Landak memasang rambu-rambu di dekat jalan. “Agar pengguna jalan bisa berhati-hati ketika melewati jalan ini, kita memasang tanda rambu-rambu. Agar tidak terjadi kecelakaan, karena jalan yang longsor ini cukup dalam,” kata Kepala BPBD Landak, Banda Kolaga.

 

Laporan: Abdu Syukri, Andreas, Kurniadi, Antonius

Editor: Mohamad iQbaL