
eQuator.co.id – Bengkayang-RK. Berita runtuhnya Gunung Van Mandring di media sosial (Medsos) facebook menggemparkan warga Bengkayang, Jumat (17/2) malam. Ternyata itu hoax atau bohong.
Awalnya warga khawatir, berita itu sudah menyebar luas tidak hanya facebook, tetapi juga melalui short message service (SMS), Whatshap, Line, Instagram dan Blackberry Messenger (BBM). Apalagi jalan raya di Gunung Van Mandring itu satu-satunya akses yang menghubungkan Kota Singkawang-Bengkayang. Warga mencari kebenarannya melalui berbagai sumber. Bahkan mengecek langsung ke lokasi yang dikabarkan runtuh. Ternyata itu berita hoax.
“Ketika kami melihat lokasi yang diberitakan runtuh itu, Sabtu (18/2) pukul 15.00, jalan raya di Gunung Van Mandring memang ada yang longsor. Tetapi tidak sampai memutuskan akses jalan. Longsor terjadi, diduga akibat adanya lahan kebun sawit milik warga sebelum memasuki tikungan kedua jalan berliku Gunung Van Mandring. Lahan kebun itu terlihat hanya berjarak sekitar satu meter dari badan jalan,” kata Hendri, warga Bengkayang.
Perbedaan dari berita hoax dengan menampilkan foto di facebook, ada tiga garis marka, tengah, kiri dan kanan jalan. Sedangkan yang benar, garis marka jalan di Gunung Van Mandring hanya di tengah.
Warga Dusun Anggrek Desa Pasti Jaya Kecamatan Samalantan ini mengaku sudah delapan tahun bermukim di Gunung Van Mandring. “Warga jangan mudah percaya dengan berita hoax. Analisa dan cek setiap kebenaran informasi, agar tidak salah artikan. Sehingga tidak menimbulkan permasalahan akibat salah penerimaan informasi,” tegas Hendri.
Dikatakan pria 36 tahun itu, selama tinggal di area Gunung Van Mandring, situasi selalu aman, tidak pernah ada masalah. Warga asal Abah, Suti Semarang, Bengkayang ini mengatakan, sebaiknya Pemkab Bengkayang bisa lebih fokus memperhatikan alur jalan di Gunung Van Mandring. Karena ada beberapa areal sudah banyak ditanami sawit. Bisa saja menyebabkan longsor, karena tidak ada lagi penahan air saat hujan.
“Kita bisa lihat sendiri, setiap melewati tikungan, sudah banyak bentukan lubang air yang lama-kelamaan dapat merobohkan jalan. Sebelum rusak parah, sebaiknya dilakukan perbaikan,” harap Hendri. (kur)