eQuator.co.id – Sintang-RK. Ratusan warga berkumpul di ruang Balai Praja Kantor Bupati Sintang, siap nonton bareng acara Coffee Break di TV One, sebagai ajang refleksi satu tahun pemerintahan dr. H. Jarot Winarno, M.Med. PH-Drs. Askiman, MM (JAS) yang digagas Pemkab Sintang, Jumat (17/2). Namun sangat disayangkan, acara tersebut dibatalkan.
Terlihat Bupati Jarot Winarno dan wakilnya, Askiman duduk di ruang Balai Praja. Ratusan warga yang terdiri dari tokoh masyarakat, pejabat daerah dan Aparatur Sipil Negara (ASN) yang sudah memenuhi ruangan merasa kecewa. Mereka terpaksa harus membubarkan diri. Padahal kehadiran mereka memenuhi undangan yang ditandatangani langsung oleh Bupati Jarot Winarno.
Reffleksi satu tahun pemerintahan Jarot-Askiman seharusnya disiarkan oleh TV One dalam acara Coffee Break pada pukul 10.30. Temanya ‘Membangun Bumi Senentang’. Namun hingga pukul 11.00, acara tersebut tak kunjung disiarkan.
Meski tampak kecewa, Bupati Jarot Winarno berterima kasih kepada tokoh mayarakat, pejabat daerah dan ASN yang begitu antusias untuk hadir.
Jarot mengatakan, acara nontan bareng kemarin, sekaligus syukuran satu tahun kepemimpinan JAS (Jarot-Askiman). “Biar pun kita tidak jadi nonton bersama hari ini, tapi tidak mengurangi makna acara ini. Karena acara hari ini juga merupakan syukuran satu tahun pemerintahan saya dan Pak Askiman,” katanya.
Menurut Jarot, 17 Febuari merupakan momentum dan hari bersejarah. Pasalnya, 17 Februari 2016 lalu dia bersama Askiman dilantik oleh Gubernur Drs. Cornelis, MH sebagai Bupati dan Wakil Bupati Sintang periode 2016-2021.
“Soal siaran di TV One, nanti kami kabari lagi. Karena kita juga masih menunggu jadwal pasti dari TV One,” ungkap Jarot.
Ungkapan serupa juga disampaikan Wakil Bupati Akiman. Menurutnya, acara hari ini merupakan satu tahun pemerintahan mereka. Sehingga perlu mereffleksi kembali perjalanan kepeminpinan Jarot-Askiman selama satu tahun.
“Ini merupakan ulang tahun masa jabatan kami. Dengan demikian, kita perlu mereffleksi kembali apa yang telah kami kerjakan. Apakah sesuai atau tidak dengan keinginan masyarakat,” jelasnya.
Terpisah, Kabag Humas dan Protokol Pemkab Sintang, Kurniawan mengatakan, terkait batalnya siaran di TV One kemarin, disebabkan kendala teknis. “Pihak TV One pun juga belum memberikan jadwal pasti kapan siaran itu akan ditayangkan. Intinya, ada kendala teknis,” kata Kurniawan.
Sementara Kasubag Humas dan Protokol Pemkab Sintang, Syukur Saleh mengaku, batalnya tayangan di TV One dalam acara Coffee Break dengan tema ‘Membangun Bumi Senentang’ disebabkan konflik internal TV One. Boyke selaku produser beserta dua kameramennya terjun langsung ke Kabupaten Sintang, namun dianggap melangkahi biro TV One Pontianak. Kemudian terjadi aksi boikot dan blokir tayangan tersebut.
“Boyke mengakui ada internal di TV One yang memblokir tayangan itu, karena adanya intervensi Biro Pontianak,” kata Syukur seraya meniru perkataan Boyke.
Dengan dibatalkannya acara Coffee Break di TV One, secara pribadi Syukur menyampaikan permohonan maaf kepada teman-temannya di facebook dan masyarakat Kabupaten Sintang.
“Saya menyampaikan hal ini, setelah mendapatkan penjelasan resmi penyebab batalnya penayangan tersebut. Penyebabnya adalah, adanya konflik internal di TV One. Ada intervensi supaya dibatalkan pada 30 menit sebelum tayang,” tegasnya.
Menurutnya, komunikasi dengan produser TV One pada pukul 09.00, mereka bilang tidak ada masalah. Intervensi dan pembatalan dilakukan pada pukul 10.00. “Pastinya, biaya sudah kami bayar dan yang ambil gambar ke Sintang juga betul dari TV One. Jadi ini bukan penipuan,” ungkap Syukur.
Dikatakanya, informasi terakhir dari TV One, video dokumenter tersebut akan ditayangkan minggu depan pada program dan jam yang sama. “Tanggal kepastian masih menunggu konfirmasi,” ujar Syukur.
Dikonfirmasi, kontributor TV One Pontianak, Tut Wuri Handayani mengaku tidak mengetahui pembatalan tayangan acara Coffee Break di stasiun televise tempatnya bekerja. “Saya tidak tahu. Itu bukan urusan saya. Silakan tanya kepada orang kita di pusat (Jakarta),” kata Tut Wuri tadi malam.
Laporan: Achmad Munandar
Editor: Hamka Saptono