eQuator.co.id – Pontianak-RK. Banjir yang melanda sejumlah kawasan Kota Pontianak sejak Rabu (15/2) masih sedikit menyusahkan sebagian warganya hingga kemarin (16/2). Di SDN 12 Kecamatan Pontianak Kota, air setinggi lutut orang dewasa merendam halaman sekolah tersebut.
Namun, pelajar di sana terlihat oke-oke saja dengan banjir ini. Yah, namanya juga anak-anak, ketika didatangi Rakyat Kalbar, pelajar justru happy dengan kondisi tersebut. Mungkin karena bisa main air, bisa belajar di kelas dengan melepas kaus kaki dan sepatu masing-masing. Nyeker.
Yang dibuat pusing, tak lain tak bukan pihak sekolah. Menurut salah seorang guru, Elmitin Malinda, banjir pada 2017 ini tertinggi dalam tiga tahun terakhir.
“Terendamnya udah dari sore kemarin (15/2). Ya, pastinya kegiatan belajar-mengajar jadi ndak efektif. Sangat mengganggu sekali lah,” tuturnya, Kamis (16/2).
Selain curah hujan, letak lapangan sekolah yang lebih rendah dari badan Jalan Ali Anyang, disebutnya sebagai salah satu sebab banjir terjadi. Malinda berharap, sudilah kiranya pemerintah membantu memperbaiki keadaan yang kerap dihadapi sekolah berakreditasi “A” ini ketika hujan dengan intensitas tinggi melanda Pontianak.
“Kami dari pihak sekolah sudah mengajukan untuk peninggian lapangan yang di dalam, cuma belum ada persetujuan dari pihak terkait. Kami sangat berharap pihak terkait bisa cepat melirik kami, soalnya kalau kita adakan pungutan dana kan udah gak boleh sekarang,” paparnya.
Di sisi lain, Wali Kota Sutarmidji merespons kesusahan yang dihadapi warganya. Melalui akun twitternya, @BangMidji, ia bercuit Sungai Kapuas penuh, hujan merata.
“Bbrp kawasan tergenang. 4 jam lagi baru surut jika kapuas juga surut,” tulisnya pada Rabu (15/2) sore.
Pada malam harinya, Midji yang sudah meninjau kondisi kota pun menyatakan penyesalan karena sebagian besar warga Pontianak dibuat susah oleh air yang meninggi di beberapa kawasan. “3 x mutar, mhn maaf krn kawasan Pancasila sbagian tergenang ckp tinggi. A Yani msh. Alianyang sedikit. Semoga hujan reda,” harapnya.
Sore kemarin, ia kembali bercuit hampir semua kondisi jalan di Kota Pontianak sudah tak tergenang. “Sedikit di Sutoyo dan Pancasila. Bkn krn saluran tapi curah hujan yg tertinggi,” tandas Midji. Imbuh dia, “Semua saluran sudah di chek dan dlm kondisi baik”.
Dalam Musyawarah Perencanaan Pembangunan (Musrenbang) Tingkat Kecamatan Pontianak Selatan, kemarin, ia meminta agar sepanjang Parit Tokaya, terutama dari Gang Syukur hingga Gang Dungun, harus bebas bangunan di atas parit. Tujuannya agar wilayah tersebut terbebas dari banjir.
“Parit Tokaya menjadi prioritas dalam penanganan drainase,” terang Midji.
Kawasan pemukiman yang berada di atas Parit Tokaya, lanjut dia, sudah tidak layak untuk dijadikan tempat tinggal. Karena posisinya yang berada di bantaran parit, sehingga mempersulit normalisasi parit yang dilakukan.
“Titik yang menyebabkan air terhambat itu ada di sana. Nanti mereka harus pindah ke rumah susun Harapan Jaya,” tuturnya.
Ia menegaskan keberadaan drainase sangat penting. “Musrenbang jangan hanya berbicara soal jalan gang saja, tetapi saluran yang diutamakan dan (bicarakan) banyak hal penting lainnya, seperti kesehatan ibu melahirkan dan banyak lagi,” kata Midji.
Penyelesaian pembangunan wilayah kumuh juga fokus dalam Musrenbang. Menurut Midji, Kcamatan Pontianak Selatan, Tenggara, dan Kota, sudah semestinya menjadi barometer dalam segala hal. “Saya senang Musrenbang di Pontianak Selatan ini hampir semua tokoh masyarakatnya serta yang berkepentingan hadir. Ini bagus, mudah-mudahan membuahkan hasil yang baik bagi kemajuan Kota Pontianak,” harapnya.
Laporan: Rizka Nanda, Fikri Akbar
Editor: Mohamad iQbaL