Teror Gedor Pintu Masih Menghantui

Ratusan Warga Gelar Istiqosah

ISTIQOSAH. Ratusan umat muslim Sekadau menggelar istiqosah yang diisi dzikir dan doa bersama di Masjid At-Taqwa, Desa Mungguk, Selasa (14/2) malam. ABDU SYUKRI

eQuator.co.id – Sekadau-RK. Ratusan umat Islam memadati Masjid Jami’ At-Taqwa, Desa Mungguk, Sekadau Hilir, Selasa (14/2) malam. Mereka mengikuti istiqosah yang diisi doa dan dzikir bersama.

“Kegiatan ini kita lakukan dalam rangka berdoa kepada Allah SWT, agar Sekadau dalam kondisi aman dan tenteram,” ucap Kapolres AKBP Yury Nurhidayat SIK kepada wartawan usai pelaksanaan istiqosah.

Istiqosah yang dimotori Polres Sekadau itu disambut antusias masyarakat muslim Sekadau. Selepas magrib, ratusan umat muslim berbondong-bondong memadati masjid bersejarah itu, mengikuti kegiatan istiqosah yang dimulai usai pelaksaan salat Isya.

“Istiqosah ini juga kita lakukan dalam rangka menanggapi isu-isu yang berkembang. Termasuk aksi ketukan pintu yang belakangan ini marak terjadi di Sekadau,” papar Yury.

Dzikir dan doa bersama dipimpin Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Sekadau, Kyai Mudhlar. Istiqosah tersebut juga dihelat atas kerjasama Polres Sekadau dengan MUI, DMI, NU, pengurus Masjid At-Taqwa serta Ormas Islam Sekadau.

Ketenteraman masyarakat Sekadau saat ini sedikit terganggu dengan adanya aksi teror ketukan pintu pada malam hari. Bahkan terror tersebut terjadi sejak dua bulan belakangan. Awalnya, teror ketukan pintu hanya terjadi di Desa Sungai Ringin, Sekadau Hilir. Namun akhir-akhir ini semakin meluas hingga ke desa lainnya di Sekadau Hilir.

Anehnya, meski sudah puluhan orang yang menjadi korban, tidak ada satupun yang berhasil menangkap pelakunya. Bahkan beberapa warga berinisiatif mengintai, juga tidak ditemukan pelakunya.

Tak heran, banyak spekulasi yang berkembang di kalangan masyarakat. Santer dibicarakan, ada yang menuntut ilmu hitam, mengetes kemampuan ilmu magisnya.

Ketua MUI Kyai Mudhlar tidak mau ikut-ikutan berspekulasi. “Yang jelas, dalam ajaran agama Islam, Allah memang menciptakan mahluknya bermacam-macam. Ada yang kasar (nyata) dan ada yang gaib,” ucap Kyai Mudhlar.

Jika pelakunya makhluk nyata, tentu tugas seluruh masyarakat Sekadau, terutama aparat keamanan yang menindak. Namun jika makhluk gaib, maka sisi positifnya, mengingatkan warga agar lebih meningkatkan keimanan dan ketakwaan. “Ada juga dampak positif dari kejadian tersebut. Masyarakat mulai membangun pos ronda,” katanya.

Sekadau bukan satu-satunya daerah yang mengalami aksi teror ketukan pintu saat malam hari. Berdasarkan penelusuran Rakyat Kalbar, beberapa daerah di Pulau Jawa dan daerah lainnya juga pernah mengalami hal serupa. Bahkan sampai sekarang belum diketahui pelakunya.

Jangan Main Hakim Sendiri

Pasca merebaknya aksi teror ketukan pintu, masyarakat mulai meningkatkan kewaspadaan dengan menggelar ronda malam. Hampir setiap sudut Kota Sekadau dan beberapa daerah lainnya ada pos ronda yang dibangun masyarakat.

Di Desa Paniti, Sekadau Hilir, warga sudah mambangun delapan pos ronda. Warga yang berjaga pun diminta tidak main hakim sendiri.

“Kalau ada yang mencurigakan, silakan diamankan. Tapi jangan main hakim sendiri,” ingat Kapolres AKBP Yury Nurhidayat SIK saat meninjau pos ronda, Selasa (14/2) malam.

Yury juga meminta warga untuk melaporkan kepada kepolisian, jika ada pihak yang berbuat kekacauan. “Tapi sekali lagi, jangan dipukuli. Serahkan ke kita,” pintanya.

Aksi ketukan pintu di Sekadau memang sudah menjadi perbincangan hangat. Tidak hanya di Sekadau, kejadian tersebut juga sudah terdengar hingga ke luar Kalbar.

“Beberapa hari lalu, saya ditelepon kawan dari laur Kalbar. Dia menanyakan masalah ketukan pintu itu,” ucap Kajari Sekadau, Andri Irawan, SH, M.Hum kepada Rakyat Kalbar, belum lama ini.

Sementara Bupati Sekadau, Rupinus, SH, M.Si berharap masyarakat tetap tenang. “Aktifkan Siskamling,” ujar Rupinus.

M Supardi, salah seorang warga Sewak, Desa Mungguk, Sekadau Hilir yang pernah diteror ketukan pintu, mengaku heran dengan aksi tersebut. “Sebab dicari, orangnya tidak ada. Padahal rumah saya berpagar tinggi dan dalam kondisi pintu pagar terkunci,” kata guru SDN Nomor 2, Mungguk itu. (bdu)