Valentine… Before and After

Ah, Valentine’s Day. Bagi sebagian orang, ada banyak kenangan indah. Bagi sebagian yang lain, ada banyak kenangan sedih. Bagi sebagian yang lain lagi, menantikan apakah bakal jadi kenangan indah atau sedih…

Oleh: AZRUL ANANDA

eQuator.co.id – Ah, Valentine’s Day. Entah seperti apa sekarang.

Kalau zaman saya single dulu (ditulis sambil tepok jidat menyadari kalau umur terus bertambah), sering deg-degan rasanya. Ketika belum punya pacar, bingung mau mengajak siapa dan bagaimana. Ketika sudah punya pacar, bingung mau menyiapkan date yang istimewa, tidak seperti biasanya.

Ketika punya pacar yang beda lagi, bingung bagaimana supaya benar-benar beda dengan yang sebelumnya. Walau sebenarnya, ilmu lama diulang juga tidak apa-apa, toh pasangannya kan berbeda. Wkwkwk…

Seperti banyak orang, saya juga pernah melewati fase berdebar-debar itu. Beli bunga nggak ya? Perlu candle light dinner gak ya? Perlu masak sendiri biar terasa lebih romantis gak ya?

Cokelat apa ya yang paling pas? Lagunya yang mana ya?

Kalau nonton film, yang apa ya? Film baru yang belum tentu bagus dan cocok, atau film lama yang sudah pernah ditonton tapi pasti bagus?

Untuk urusan lagu dan film, karena saya termasuk penggemar romantic comedy, selama ini memang saya banyak dibilang jago memilih.

Lagi pula, beberapa film favorit saya adalah film romantis. Dua teratas adalah Somewhere in Time (1980) dan Sleepless in Seattle (1993).

Kalau soal makan romantis, saya memang bukan jagonya. Gara-gara sampai sekarang memang penggemar fast food. Wkwkwk…

Tapi, ini tip buat cowok yang masih single, dan saya rasa ini berlaku untuk semua zaman: Cobalah memasak untuk sang cewek. Success rate saya dulu lumayan tinggi, ini cara dahsyat untuk meluluhkan hatinya. Wkwkwk…

Nah, anak muda sekarang seperti apa ya? Apakah cokelat masih relevan sebagai kado Valentine?

Mengingat, orang zaman sekarang jauh lebih peduli kesehatan dan penampilan. Jangan-jangan, kalau sang cewek dikado cokelat, dia malah marah. Lalu berteriak kepada sang cowok: ’’Kamu pengin aku gendut?!’’

Lagunya juga apa ya? Karena lagu merupakan penentu mood. Khususnya lirik. Dan belakangan, kok rasanya lagu-lagu makin lemah dan generik liriknya ya? Apalagi lagu Indonesia sekarang. Liriknya tidak ada deskripsinya. Hanya kalimat pendek sederhana yang sama diulang-ulang terus.

Saya tidak setua itu, tapi coba dengerin lagu Nat King Cole zaman 1950-an. Hal-hal sederhana, tapi kalau dideskripsikan dengan nada dan intonasi yang pas, benar-benar menjadi sesuatu yang indah dan romantis.

Coba dengerin lirik lagu Walkin’ My Baby Back Home yang dibawakan Nat King Cole itu. Sepanjang lagu, isinya hanya bercerita betapa indahnya pengalaman habis jalan-jalan kencan, berjalan kaki bergandengan tangan, mengantarkan sang kekasih pulang ke rumah.

We go ‘long harmonizing a song

Or I’m recitin’ a poem

Owls go by and they give me the eye

Walkin’ my baby back home

Menyanyi bersama sambil bergandengan tangan? Membacakan puisi? Rasanya zaman sekarang gak mungkin deh!

Romantis banget ya? Ini pasti cara generasi ayah, kakek, atau bahkan buyut kita dulu berpacaran.

Tapi, walau ini bukan lagu generasi saya (apalagi generasi sekarang), lagu ini pernah menjadi senjata ampuh untuk mencapai tujuan saya waktu itu. Wkwkwk…

Anyway, Valentine segera tiba. Walau di beberapa daerah mungkin sulit romantis karena suasana pilkada, saya yakin banyak orang yang akan mencoba menjadikan itu sebagai momen yang istimewa. Dengan harapan kelak menjadi kenangan indah, jangan sampai jadi kenangan sedih.

Saya tidak punya hak untuk melarang, saya juga bukan konsultan urusan beginian. Saya hanya minta tolong satu hal, karena ini sangat sering saya lihat kalau orang sedang berduaan makan di kafe atau restoran. Dan ini pernah saya tulis di edisi Happy Wednesday sebelumnya:

Tolong kalau makan berdua, jangan duduk bersebelahan! Duduklah berhadap-hadapan. Make eye contact, bukan sama-sama memandang tembok atau orang lalu-lalang di mal.

Sebagai orang yang termasuk beruntung dan dulu hampir tidak pernah punya masalah mencari pacar, tatapan mata –walau sesaat– bisa menentukan segalanya.

Serius. Duarius. Seriburius.

Satu detik tatapan atau lirikan bisa memberi indikasi langsung apakah Anda bakal senang, mendapatkan apa yang Anda inginkan. Atau Anda bakal ditolak dan dilepeh mentah-mentah. Wkwkwk… (*)

BONUS TAMBAHAN: Kalau sedang hangat-hangatnya, lagu In All The Right Places-nya Lisa Stansfield bisa bikin mood Valentine asyik. Kalau sedang ingin merebut kembali pasangan yang hilang, lagu Wonderful-nya Adam Ant juga keren. Siapa tahu berguna. Peace!