eQuator.co.id – Pontianak-RK. Dikunjungi di Rumah Sakit Pendidikan Universitas Tanjungpura, Zahrul Basim terbaring lemah dengan wajah masih terlihat pucat. Jarum dan selang infuse masih melekat di lengannya.
Lurah Bangka Belitung Laut, Pontianak Tenggara, it uterus dibezuk keluarga, staf kelurahan, pegawai Pemkot serta kawan-kawannya. Ia masih dalam tahap penyembuhan dan memerlukan istirahat dari shok akibat dijemput paksa alias diculik dari rumahnya pukul 03.00.
Khalid, saudaranya, ketika ditemui di ruang rawat Diamini III, mengatakan bahwa dari kepolisian sudah melakukan pemeriksaan tambahan terhadap Zahrul.
Khalid menegaskan, apa yang menimpa saudaranya itu dan siapapun pelakunya harus diproses hukum dengan tegas dan tuntas. Termasuk jika ada oknum-oknum aparat yang terlibat jangan pilih bulu. “Kasus utang tidak ada kaitannya dengan saudara saya, pelaku salah orang,” tegasnya.
Khalid juga membenarkan berkaitan dengan adanya laporan penipuan dan penggelapan oleh pelaku. “Betul ada laporan. Laporan itu salah orang, bukan saudara saya (Zahrul),” tegasnya, “Kita maju terus (proses hukum pelaku),” tambahnya.
Ia mengaku tidak tahu menahu kalau ada dugaan oknum anggota kepolisian yang terlibat. “Kalau memang ada juga harus ada sanksi tegas,” katanya.
Menurut Khalid, bukan hanya saudaranya yang jadi korban penganiayaan. Sebelumnya para pelaku juga sudah berbuat serupa terhadap Deni teman Zahrul dan beberapa orang lainnya. “Ini saudara saya yang terakhir, sebelumnya itu Deni juga mengalami hal yang sama,” bebernya.
Kawal Kasus
Setelah Wali Kota Sutarmidji meminta penegasan kepolisian mengusut tuntas kasus penganiayaan pejabat eselon IV Pemkot Pontianak, Wakil Wali Kota Edi Kamtono jega menegaskan serupa.
Edi Rusdi Kamtono yang sempat satu ruangan dengan Kapolresta Pontianak di Grand Mahkota Hotel Pontianak, Selasa (7/2) pagi sempat mengkonfirmasi terkait kasus penculikan Lurah Bangka Belitung Laut.
“Saya baru dapat informasi dari Kapolresta, katanya berkaitan dengan masalah utang piutang, saya masih belum mendapat secara detil, tapi Pak Kapolresta menyampaikan akan terus diselidiki,” ungkap Edi.
Sebagai pejabat teras Pemkot Pontianak yang membawahi ratusan staf dan pegawai, Edi Kamtono mengecam tindakan penculikan dan penganiayaan Lurahnya.
“Saya sebagai pribadi maupun Pemerintah Kota Pontianak prihatin, apalagi ini aparat terdepan kita. Kalau sampai dianiaya dengan cara-cara premanisme, saya minta untuk ditindak secara tegas,” kata Edi.
Edi masih menunggu penyelidikan kepolisian. “Kita akan lihat peristiwa yang sebenarnya dan kita harapkan Pak Lurah ini bisa segera sembuhlah, biar bisa beraktivitas lagi,” harapnya.
Pemerintah kota sendiri akan terus mengawal kasus ini. “Kita akan kawal, ini kan pejabat pemerintah kota, kalau salah ya harus diproses hukum, kalau itu benar akan kita bela mati-matian,” ujarnya.
Sementara itu, salah seorang keluarga pelaku kasus penculikan mendatangi RS Untan Pontianak menemui Lurah Zahrul Basim yang masih terbaring lemah, Selasa (7/2) malam. Ia meminta maaf kepada Zahrul.
“Ada datang istri salah satu pelaku, dia ditemani dua orang, satu anggota serse kepolisian menunggu di bawah. Saya katakan tetap lanjut, harus diproses hukum sampai tuntas,” ungkap Khalid, saudara sang lurah.
Kemudian ia pun mempersilahkan perwakilan keluarga pelaku itu untuk pulang. “Tidak ada urusan damai dalam proses hukum. Kita tetap menyelesaikannya dengan proses hukum,” tegasnya.
Imbuh Khalid, “Siapapun yang terlibat, saya katakan harus diproses”.
Laporan: Achmad Mundzirin, Iman Santosa
Editor: Mohamad iQbaL