eQuator.co.id-Pontianak. Tekad Kepala Dinas Kepemudaan, Olahraga dan Pariwisata (Disporapar) Kalbar Kartius ingin membangun tugu atau monumen kuntilanak di Kota Pontianak sepertinya sudah bulat. Dia bahkan tidak peduli dengan Wali Kota Pontianak H Sutarmidji SH MHum yang tak mengizinkannya.
Menurut Kartius, pembangunan menara Kuntilanak tidak perlu izin Wali Kota Sutarmidji.
“Tidak perlu lapor ke mereka (Pemkot). Memang pembangunan Kalbar perlu izin mereka,” tegas Kartius kepada wartawan di Kantor Gubernur Kalbar, belum lama ini.
Kartius mengklaim, idenya tersebut mendapat dukungan dari beberapa daerah di Kalbar.
“Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten Kayong Utara mendukung saya dan beberapa daerah di Kalbar juga mendukung,” ujarnya.
Bahkan orang dekat Gubernur Kalbar Cornelis ini mengatakan survei Wali Kota soal 98 persen warga Pontianak menolak wacana pembangunan menara kuntilanak dianggap abal-abal.
“Asita Kalbar dan PHRI dukung. Yang tidak mendukung itukan orang sepok. Dia tidak pernah ke mana-mana,” sindir Kartius.
Menurutnya, wacana pembangunan menara sosok hantu perempuan tersebut dominan yang pro daripada kontra. “Banyak yang pro dibanding kontra. Sudah saya bilang, sejumlah kabupaten telah mendukung,” pungkasnya.
Tak mau kalah dari Sutarmidji, Kartius juga mengaku melakukan survei.
“Saya sudah survei ke beberapa orang sambil bertanya apakah pernah ke Kuching? Kenapa di sana semua orang berfoto?” pungkasnya.
“Karena itu icon. Padahal Kuching di sana ekornya buntung, kucingnya kurab, kurus, telinga sompeng, hidung pesek, mengapa semua orang berfoto? Apakah sepok? Kan tidak,” timpal Kartius.
Pro kontra dalam wacana pembangunan, kata dia, itu biasa.
“Kita orang Kalbar mari berintelektual. Keluarkan ide untuk memajukan Kalbar. Anak muda mari mewujudkannya,” gugahnya.
Terkait adanya “tantangan” debat terbuka, menurut Kartius, hanya buang waktu.
“Untuk apa berdebat. Kalau pro ya pro, kalau kontra ya kontra. Saya senang dikritik, yang takut dikritik itu tempayan,” ucapnya.
Kartius menyampaikan, wacana pembangunan menara Kuntilanak jangan dibilang syirik. Di Indonesia, banyak monumen berkaitan dengan hantu. Diantaranya, Si Manis Jembatan Ancol, Mak Lampir dan Nyi Roro Kidul.
“Kenapa buaya dan ikan betangkap tidak dikritik? Itu juga syirik, kalau kita mau jujur. Cuma wacana pembangunan menara Kuntilanak ini ada yang suka dan tidak suka,” sebutnya.
Ia mengaku, rencana membangun menara Kuntilanak bukan untuk mencari popularitas semata.
“Saya tidak perlu cari popularitas. Saya tidak perlu cari muka, muka saya sudah lawar,” candanya.
Kalbar merupakan bagian dari negara Demokrasi. Silakan berbeda pendapat.
“Silakan pro dan silakan kontra, itu namanya demokratis,” ucap Kartius.
Reporter: Deska Irnansyafara
Redaktur: Arman Hairiadi