eQuator.co.id – Karawang-RK. Direktorat Reserse Narkoba Polda Metro Jaya menembak mati bandar Narkoba di Karawang, Jawa Barat, Senin (16/1). Bryan alias KB merupakan residivis Narkoba tiga kali.
“Pelaku mengedarkan Narkoba ke beberapa jaringannya yang ada di wilayah Jakarta. Pelaku mengambil keuntungan dari penjualan Narkoba tersebut,” kata Kombes Pol Nico Afinta, Direktur Resnarkoba Polda Metro Jaya, Selasa (17/1).
Nico menjelaskan, jajarannya terpaksa menembak mati Bryan. Sebab, Bryan melawan dan membahayakan nyawa petugas dengan senjata api yang dimilikinya.
“Setelah dilaksanakan tindakan tegas, selanjutnya dibawa ke RS Polri untuk diberi pertolongan. Namun sudah meninggal dunia,” katanya.
Bryan merupakan residivis Narkoba, sudah pernah divonis tiga kali kasus yang sama. Terakhir kasus sabu 12 Kg di LP Salemba. Selain Bryan, polisi juga menangkap Aminuddin alias Pelor.
Dari dua tangan pelaku ini, polisi menyita sabu seberat 8,7 Kg, Epiderin (H-five) 22 ribu butir, senjata api revolver dengan tujuh butir amunisi dan air softgun jenis revolver.
Tewasnnya Bryan hasil pengembangan kasus yang ditangani Direktorat Reserse Narkoba Polda Metro Jaya. Polisi menggagalkan peredaran Narkoba di DKI Jakarta. Sebanyak 88 Kg sabu, 21,9 ribu butir happy five dan 1.942 butir ekstasi berhasil diungkap.
Kapolda Metro Jaya Irjen M Iriawan mengatakan, pengungkapan kasus bermula dari informasi intelijen, terkait banyaknya peredaran Narkoba di kawasan Hayam Wuruk, Jakarta Barat dan Cengkareng, Banten. Kemudian menindaklanjuti laporan tersebut, pihaknya melakukan penyamaran dan berperan sebagai pembeli.
“Beberapa tersangka yang awalnya ditangkap Feri, Aminudin, Alvin dan Agung Setya,” kata Iriawan di RS Polri, Kramatjati, Selasa (17/1).
Setelah itu, jajarannya melakukan pengembangan lebih lanjut menuju daerah Karawang yang merupakan lokasi persembunyian Bryan, residivis kasus narkoba yang lolos.
“Kami terpaksa menembak mati Bryan. Sebab, Bryan melawan dan membahayakan nyawa petugas dengan senjata api yang dimilikinya,” kata Iriawan.
Siapkan Kamar Jenazah
Kapolri Jenderal Tito Karnavian kembali mengirim pesan perang kepada bandar Narkoba. Tito beserta jajarannya menggelar konferensi pers terkait penangkapan empat bandar narkoba di depan kamar jenazah Rumah Sakit Polri, Kramatjati, Jakarta Timur, Selasa (17/1).
Penangkapan yang dilakukan jajaran Polda Metro Jaya menewaskan satu bandar narkoba bernama Bryan alias KB. “Kepada para bandar, kalau masih melakukan, meracuni anak bangsa dan berani melawan saat ditangkap, maka ya akan berakhir sama. Di tempat ini juga di kamar jenazah, akan diautopsi dan dibelah-belah. Polri tidak pernah main-main,” ancam Tito di hadapan kamera yang mengarah kepadanya.
Sebelumnya, Jumat (6/1) Tito juga menggelar konferensi pers tentang pengungkapan Narkoba jaringan internasional dengan penyelundupan sabu yang melibatkan dua WN Nigeria, yakni Chukwuebuka Chornelis Ifemy dan Ayogu Malachy Chiwetalu. Keduanya tewas karena melawan petugas.
Tito kembali mengingatkan anak buahnya, agar tak segan-segan dengan bandar Narkoba. Dia juga meminta Kabareskrim Polri Komjen Ari Dono Sukmanto untuk memonitor anggota di bagian Narkoba yang penakut, agar diganti dengan petugas yang kompeten.
“Takut melakukan tindakan tegas kepada para pelaku Narkoba akan kami ganti. Masih banyak polisi-polisi yang berani,” tegas Tito.
Dalam penanganan kasus narkoba ini, Tito mengklaim sudah berkoordinasi dengan Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo dan Kepala Badan Narkotika Nasional Komjen Budi Waseso. Mereka sepakat bahwa Narkoba harus diberantas secara bersama.
“Polri bersama rekan-rekan dari BNN, mencanangkan perang terhadap narkotika. Bahkan Panglima TNI pun siap mendukung perang terhadap narkotika dengan kekuatannya,” kata dia. (jpnn)