Harga-harga Naik, Mana Suara Mahasiswa?

Ilustrasi-Pixabay

eQuator.co.id – Rakyat menjerit karena pemerintah menaikkan berbagai harga. Mulai dari biaya administrasi pengurusan surat kendaraan, Bahan bakar minyak, hingga tarif dasar listrik. Namun mahasiswa yang biasanya nyaring bersuara, kenapa kini seolah sunyi?

“Seharusnya sebagai intelektual, mahasiswa harus berani mengambil sikap oposisi ketika kepentingan rakyat terabaikan,” ujar mantan aktivis mahasiswa Pontianak, Taufik Ikhwan.

Alumni FE UNTAN tersebut dahulu sempat menjadi pengurus himpunan jurusan di kampusnya semasa kuliah. Juga pernah menjadi pengurus BEM. Aktif berorganisasi membuat ia sempat terlibat berbagai gerakan kemahasiswaan.

Ia menyebut bahwa sebagai seorang mahasiswa punya kewajiban kepada masyarakat. “Benar bahwa mahasiswa wajib berprestasi secara akademik, namun mahasiswa juga punya kewajiban untuk pengabdian pada masyarakat, salah satunya dengan menyuarakan keresahan masyarakat,” tambahnya.

Taufik mengingat pernah mengikuti beberapa kali demonstrasi ketika semasa kuliah. Ia menyebut peringatan 10 tahun reformasi pada mei 2008 sebagai salah satu yang terbesar yang pernah diikutinya. Satu hal yang ia sayangkan, seringkali eksponen mahasiswa di Kalbar masih jalan sendiri-sendiri.