eQuator – Sirkuit Sentul Kecil Jakarta menjadi saksi beratnya perjuangan yang dilakoni para pembalap Ikatan Motor Indonesia (IMI) Kalbar dalam Prakualifikasi PON.
Sejak awal pengundian nomor urut, tim Kalbar untuk kelas 150 cc yang diwakili oleh Alvian Renaldi dan Faruk Faisal, masuk dalam group A. Yang diisi oleh para pembalap handal dari dari tanah Jawa dan Jakarta. Sebagian besar tim yang berada di grup tersebut merupakan atlet nasional yang dikontrak oleh masing-masing Pengprov IMI di daerahnya.
“Jadi dalam kejuaraan ini dibagi dalam dua grup, pool A dan B. Di kelas 150 cc, kita berada di pool A, satu pool dengan Jawa dan Jakarta dan beberapa daerah-daerah itu membeli pembalap nasional. Kita sudah berusaha semaksimal mungkin, namun pembalap kita tidak berhasil lolos, baik di perorangan maupun beregu,” ujar Humas Pengprov IMI Kalbar, Muhamad Bayu, Kamis (5/11).
Kendati demikian, untuk kelas 125 cc usia di bawah 20 tahun, IMI Kalbar masih diselamatkan oleh Jacky Fuadi yang berhasil lolos ke PON diperingkat 15 besar perorangan. Namun begitu, IMI Kalbar mengaku masih merasa belum puas, karena sebenarnya IMI Kalbar mampu merebut satu tiket lagi di kelas 125 cc perorangan. Jika saja panitia penyelenggara mau fair.
“Di kelas ini, Rivaldo juga sebenarnya bisa bersaing. Dan Jacky Fuadi juga bisa menduduki peringkat 14. Karena kalau Jacky di peringkat 14 maka dia tidak hanya akan lolos perorangan, tapi (otomatis) juga akan lolos beregu bersama Rivaldo,” ulasnya.
Bayu menuding, kegagalan Jacky menempati urutan ke-14 besar, karena terhalang oleh beberapa pembalap lainnya yang sudah berada di posisi over lap pada 20 putaran terakhir. Menurut Bayu, seharusnya panitia mengibarkan bendera biru agar pembalap yang over lap bisa menepi dan memberikan jalur pada pembalap lain yang sedang berebut posisi 14 besar.
“Saat itu Jacky mau memposisikan dari 15 ke 14, tapi langsung terhalap oleh salah satu pembalap dari daerah lain. Sebenarnya tidak bisa begitu, dalam aturan lomba tidak seperti itu,” tegasnya.
Dari hasil ini, IMI Kalbar sempat bersitegang dengan pihak panitia penyelenggara dan minta banding kepada PB IMI Pusat supaya dapat mempertimbangkan keberatan IMI Kalbar. Menurut Bayu ini penting dilakukan, karena seperti yang telah dijatah oleh PB IMI sebelumnya bahwa bagi yang berhasil lolos pada nomor 1-14 besar sehingga berhak lolos ke PON untuk pererorangan dan beregu.
“Kenapa itu tidak dikibarkan? Kami sempat bersitegang juga tadi. Namun akhirnya dari panitia mau menerima surat banding kami, nanti surat itu akan diteruskan ke PB IMI. Jelas kami protes, karena kami merasa dirugikan,” lugasnya.
Tidak hanya beberapa persoalan di atas, sebenarnya IMI juga sudah mencium aroma ketidakberesan panitia dalam penyelenggaraan Prakualifikasi PON ini.
Satu lagi contoh, kata Bayu, pada saat melakukan percobaan sebelum tanding, motor yang ditunggangi Rivaldo yang dipersiapkan oleh panitia juga sempat mengalami kendala. Koplingnya mendadak rusak.
“Masa pas mau dipakai koplingnya rusak? Jadi sebelum lomba kami juga sudah sempat bersitegang minta agar diganti. Karena motor ini kan kita beli. Akhirnya panitia mau mengganti dengan motor lain. Namun masalahnya waktu kan terus berjalan. Berdasarkan jadwal latihan resminya, untuk sesi ini diberikan waktu hanya 25 menit. Jadi dengan kejadian itu, Rivaldo hanya bisa mengikuti sesi ini dengan waktu tinggal kurang lebih 10 menit saja. Ya kita sangat kecewa,” bebernya.
Terlepas dari faktor-faktor tersebut, IMI Kalbar mengakui bahwa kegagalan tiga orang pembalap Kalbar dalam Prakualifikasi PON juga difaktori oleh minim atau terbatasnya sarana dan prasarana latihan yang ada di daerah.
“Untuk kelas 150 cc sebenarnya kami pakai motor 150 cc juga, tapi pada saat latihan kami hanya pakai yang 125 cc saja, karena tidak ada motornya. Ya kami sudah berusaha dengan biaya yang ada, namun inilah yang bisa kita berikan,” ulasnya.
Sementara itu, tokoh otomatif Kalbar yang kini menjadi Ketua Auto Sport Reacing Team, Gusti Hersan Aslirosa mengapresiasi perjuangan IMI Kalbar dalam merebut tiket PON.
“Saat ini yang sudah pasti lolos dari Kalbar satu orang, yakni Jacky Fuadi. Sementara ini kita lagi mengajukan banding di nomor beregu. Di nomor beregu itu, Jacky bersama rekannya Rivaldo. Jadi, menurut IMI jika ada yang bilang Kalbar tidak lolos satu atlet pun, itu adalah informasi yang keliru dan sesat,” tukas mantan pembalap yang kini menjadi penasehat Pengprov IMI Kalbar. (fik)