eQuator.co.id – Membangun perbatasan Indonesia tak cukup cuma mendirikan kantor pintu lintas batas yang megah. Percuma lebih mewah dari tetangga kalau barang ilegal dari sana masih bisa masuk ke sini melalui jalan-jalan tikus.
Kepolisian sendiri telah mencatat puluhan jalan masuk dari Malaysia ke Indonesia. Resmi maupun tidak.
“Walaupun istilah saat ini pintu resmi hanya tiga dari 59 jalan tikus, tapi truk bisa lewat. Ini yang menjadi kendala kita,” tutur Kapolda Kalbar, Brigjen Pol Musyafak, pada hari yang sama ketika Menteri Dalam Negeri Tjahjo Kumolo meninjau langsung progres pembangunan border Entikong, Sanggau, Minggu (16/10).
Jamak diketahui, jalan tikus di kawasan perbatasan Kalbar dimanfaatkan oleh oknum tertentu untuk memasok barang-barang ilegal dari luar negeri. Menurut Kepala Kantor Imigrasi Kelas III Putussibau, Ade Rahmat, jalan tikus di wilayah perbatasan seperti Kecamatan Badau, Kapuas Hulu, memang menjadi celah bagi pelaku penyelundupan barang-barang termasuk Narkotika ke Indonesia.
“Logikanya untuk apa lewat jalan tikus, sementara jalan resmi sudah ada, itu jelas patut kita curigai,” ujarnya dalam acara Silaturahmi Komite Intelijen beserta Ormas dan Media yang diselengggarakan Kodim 1206/Putussibau (Psb.), Jumat (23/12).
Selain itu, sambung dia, adanya jalan tikus juga bisa dimanfaatkan WNA (Warga Negara Asing) masuk ke Indonesia tanpa dokumen resmi. Ini akan mempersulit pengawasan Keimigrasian.
Sebab, kendati Tim Pora (Pengawasan Orang Asing) telah terbentuk, sampai melibatkan sejumlah instansi, pihaknya masih terbentur dengan anggaran. “Apalagi jangkauan yang mestinya diawasi secara ketat cukup jauh dengan medan yang sulit ditempuh,” tutur Ade.
Bulan lalu, petugas gabungan di wilayah perbatasan Indonesia-Malaysia berhasil mengamankan warga jiran yang hendak memasok puluhan kilo sabu-sabu plus ribuan butir pil ekstasi ke Kalbar. Senada dengan Ade, Dandim 1206/Psb. Letkol Inf M. Ibnu Subroto menyatakan, banyaknya jalan tikus yang ada di wilayah perbatasan memang celah para pelaku menyeludupkan barang ilegal. Juga orang.
“Sekarang ini wilayah perbatasan PLB Badau Kapuas Hulu menjadi target masuknya yang ilegal, termasuk Narkoba. Hal ini dikarenakan Entikong, Jagoi Babang, dan Sajingan, sudah semakin diperketat,” ujarnya.
Meski tugas dia dan jajarannya semakin berat, ia optimis dengan kerja sama tim gabungan TNI/Polri dan Bea Cukai di perbatasan untuk mempersempit ruang gerak aktivitas penyelundup. “Patroli di perbatasan telah diperketat, kedepan tidak ada lagi Narkoba masuk melalui wilayah perbatasan Badau,” janji Ibnu.
Laporan: Andreas
Editor: Mohamad iQbaL