eQuator.co.id – Pontianak-RK. Setakat ini, kaum perempuan sudah banyak yang menempati posisi penting dalam berbagai bidang. Kendati begitu, kaum perempuan jangan melupakan kodratnya sebagai istri maupun ibu dari anak-anaknya.
“Ibu-ibu jangan tinggi hati, jangan mentang-mentang posisi karirnya lebih tinggi atau pendapatannya lebih tinggi dari suami, seenak-enaknya memperlakukan suaminya. Saya harap tidak ada seperti itu di Kota Pontianak,” terang Ketua Tim Penggerak PKK (TP-PKK) Kota Pontianak Lismaryani Sutarmidji usia menghadiri acara Peringatan Hari Ibu ke-88, Kamis (22/12) di aula rumah dinas Wali Kota Pontianak.
Diakuinya, saat ini tidak sedikit perempuan yang bekerja. Bahkan menduduki posisi atau jabatan tinggi di sebuah perusahaan maupun instansi pemerintahan.
“Hal ini membuktikan, perempuan apabila diberi peluang dan kesempatan, maka mereka mampu meningkatkan kualitas kehidupan secara mandiri,” kata Lismaryani.
Sementara itu, Wali Kota Pontianak Sutarmidji mengatakan, kesetaraan gender di kota yang dipimpinya tidak perlu diragukan lagi. Semuanya sudah diimpelementasikan dengan baik. Pemkot Pontianak salah satu pemerintah daerah yang memberi kesempatan seluas-luasnya kepada kaum perempuan untuk menduduki jabatan di jajarannya.
Bahkan jabatan-jabatan strategis, seperti Inspektorat, Kepala Satpol PP, Kepala Dishubkominfo, Dinas Pertanian, Dinas Kebersihan, Camat dan Lurah dan lainnya dipegang kaum perempuan. Demikian pula jabatan eselon III diisi oleh kaum perempuan. Bahkan, eselon IV justru kaum perempuan mendominasi dibanding pria.
“Banyak jabatan-jabatan diisi oleh kaum perempuan dan di tangan mereka berhasil membawa kemajuan SKPD-nya. Ini menunjukkan perempuan juga bisa memimpin dan menjalankan tugasnya dengan baik,” ujarnya.
Sutarmidji menilai, kaum perempuan dan laki-laki merupakan mitra yang sejajar. Sebagai mitra sejajar, antara kaum perempuan dan laki-laki bukan membicarakan perbedaan. Akan tetapi saling menunjang untuk hasil yang lebih baik.
“Jangan cerita perempuan harus seperti ini, seperti itu, karena tanpa kaum perempuan, kaum pria tidak akan bisa berbuat apa-apa,” katanya.
Dalam agama Islam, dipaparkannya, perempuan ditempatkan pada posisi yang terhormat. Namun, kata dia, dalam hal tertentu, kaum perempuan jangan salah mempersepsikan aturan dalam agama Islam. Misalnya, dalam hal pembagian warisan, di mana perempuan lebih kecil bagiannya dibanding pria.
“Jangan salah, sebab bagian yang diberikan kepada perempuan itu untuk dirinya sendiri, ia tidak diwajibkan menafkahi rumah tangga. Namun berbeda dengan pria yang mendapat lebih besar, sebab ia wajib menafkahi rumah tangganya. Artinya, agama menempatkan perempuan itu di tempat yang terhormat,” terangnya.
Demikian pula dalam kehidupan bernegara, sehingga ada sebutan ibu negara, ibu pertiwi dan lainnya. Semua sebutan ibu itu untuk memberikan rasa hormat yang besar terhadap sosok perempuan. (fik)