eQuator.co.id – Sungai Raya-RK. Suatu kebanggaan. Untuk kesekian kalinya Presiden Ir. H. Joko Widodo (Jokowi) dan ibu negara Ny. Iriana Joko Widodo mendatangi Kalbar.
Kali ini presiden dan rombongan Kabinet Kerja jilid II mengunjungi warga Kubu Raya, Rabu (21/12). Presiden Jokowi menyerahkan bantuan makanan tambahan kepada 200 balita, 200 ibu hamil (Bumil) dan 100 lanjut usia (Lansia) di Gedung Pertemuan Umum Paroki Desa Sungai Durian, Sungai Raya, Kubu Raya.
Menteri Kesehatan Nila Moeloek mengaku, masih ditemukan anak kurang gizi dan bertumbuh pendek di Kalbar. Bahkan jumlahnya masih mencapai 19,8 persen dari jumlah penduduk Kalbar.
“Melalui kunjuang kami ke sini, saya titipkan anak-anak kurang gizi di Kubu Raya, agar terus dipantau. Karena gizi ini sangat penting. Bagitu juga dengan pemberian makanan tambahan untuk ibu hamil, agar melahirkan anak dengan normal,” kata Menteri Nila.
Diakui Menteri Nila, masih ditemukan 876 anak kekurangan gizi di Kubu Raya. Jumlah ini cukup besar, Pemkab harus memiliki program khusus untuk mengatasinya. Begitu juga ibu hamil, harus lebih serius memperhatikan gizi anak dalam kandungannya. Supaya melahirkan anak dengan baik.
“Jangan sampai mengalami gizi buruk. Itu yang tidak kami inginkan,” tegas Menteri Nila.
Di tempat yang sama, Presiden Jokowi menginginkan rakyatnya menjadi sumber manusia yang pintar. Harus siap bersaing dengan negara-negara lainnya.
“20 tahun yang akan datang, anak-anak kita berkompetisi dengan anak-anak negara lain. Untuk itu, harus pinter, pandai dan gizinya yang cukup, mulai dari ibu hamil, balita dan anak-anak,” kata Presiden Jokowi.
Memberikan gizi tambahan, kata Presiden Jokowi, ibu dan anak harus memakan makanan yang bergizi pula. Seperti telur, tahu, tempe, ikan dan daging. “Itu harus diberikan kepada anak-anak kita. Kita tidak mau anak-anak tubuhnya rendah-rendah. Anak-anak kita harus tinggi-tinggi,” ungkapnya.
Selang beberapa menit, Presiden Jokowi meminta seorang ibu menunjukkan anaknya yang berusia satu tahun. Warga Sungai Durian, Kubu Raya itu pun menunjukkan anak di hadapan presiden. “O tinggi. Tinggi bagus. Tapi masih kurus kayak saya,” ungkap Presiden Jokowi yang disambut gelak tawa warga dan pejabat negara.
Presiden Jokowi bertanya kepada pejabat di Kalbar, berapa jumlah ibu hamil di Kubu Raya. Mantan Gubernur DKI itu pun tertawa setelah mengetahui ada 12.700 ibu hamil di Kubu Raya. “Yang paling penting dijaga kandungannya,” ungkapnya sambil tertawa.
Dia menyarankan ibu hamil, diusia kandungan 1/3 bulan, harus makan dua keping biskuit per hari. Untuk balita, usia sampai setahun, harus diberi makan delapan keping per hari. Sedangakan 1,5 tahun harus makan 12 keping biskuit bergizi per hari.
“Untuk anak-anak sekolah, memakan enam keping per hari. Itu saja. Kita semuanya ingin anak sehat, pinter. Negara juga sama, rakyat harus sehat-sehat, pinter-pinter semuanya,” harap Presiden Jokowi.
Sama seperti kunjungannya di Kalbar sebelumnya, Presiden Jokowi bagi-bagi hadiah sepeda. Kali ini dia bertanya kepada anak-anak SD, siapa yang hafal Pancasila.
Fikri Ramadan lansung mengacungkan jarinya dan maju ke depan. Dengan santai dia menjawab pertanyaan presiden dengan baik. Murid SD ini pun mendapatkan hadiah sepeda. “Jangan ditunjuk. Biarkan dia (Fikri Ramadan) pilih sendiri,” ungkap Jokowi menyuruh Fikri Ramadan memilih sepeda pemberiannya.
Kemudian Presiden Jokowi bertanya tentang ibu hamil. Merasa hamil, Maya Sari Pratisna pun maju ke depan. Usia kandungannya sudah mencapai sembilan bulan. “Pertanyaannya bukan itu (guyonan Presiden Jokowi). Yang saya tanya, vitamin yang menambah gizi untuk ibu hamil,” ungkapnya.
Seorang ibu langsung menjawab dengan semangat, tahu, tempe, daging dan ikan. Merasa jawabannya benar, Presiden Jokowi meminta ibu itu mengambil sepeda yang sudah disediakannya. “Silakan ambil sepedanya,” katanya.
Terakhir Presiden Jokowi menanyakan terkait ibu yang memiliki balita untuk maju ke depan. Seorang ibu mengacungkan tangannya dan maju ke depan. Dia ditanya tentang nama-nama provinsi di Indonesia. “Indonesia ini ada 34 provinsi. Sebutkan empat provinsi saja,” tanya Presiden Jokowi.
Dengan semangat ibu itu menjawab, Provinsi Jawa Timur, Kalimantan Barat, Jawa Barat, Kalimantan Tengah, Surabaya,” jawab ibu tersebut.
Presiden Jokowi pun mengatakan, Surabaya itu nama kota. Seorang ibu itu langsung menambahkan, Kaltim. “Ya udah, betul, silakan ambil sepedanya,” ujar Presiden Jokowi.
Di tempat yang sama, Kepala Dinas Kesehatan Kalbar, dr. Andy Jap menegaskan akan pentingnya perkembangan sel-sel otak yang tak terlepas dari asupan gizi. Pemberikan makanan bergizi harus dilakukan sedini mungkin. Sejak dari kandungan lebih bagus.
“Kekurangan gizi itu masih sekitar tiga persen. Makanya pemberian asi eksklusif juga sangat penting dengan pola yang benar. Diberikan selama enam bulan dan harus full,” kata Andy Jap.
Diakui Andy Jap, saat ini pemberian asi kurang totalitas. Hanya 50 persen ibu yang menyusui anaknya. Padahal target Pemprov Kalbar, 90 persen ibu harus menyusui. “Targetnya masih jauh,” jelas andy Jap.
Mengejar target pemberian asi eksklusif kepada bayi, Dinas Kesehatan Kalbar akan terus meningkatkan pengetahuan masyarakat. “Yang akan kita lakukan, memberikan pembinaan kepada masyarakat agar memahami manfaat asi,” kata Andy Jap.
Bupati Kubu Raya, H. Rusman Ali, SH mengatakan, bayi dan ibu hamil memerlukan makanan bergizi. Terutama ibu hamil, butuh tambahan gizi, karena satu tubuh dua orang.
“Gizi ini sangat penting bagi anak. Sehingga Presiden turun langsung untuk mengingatkan masyarakat agar bisa memenuhi gizi bagi bumil dan bayi serta anak dalam masa pertumbuhan,” kata Bupati Rusman Ali.
Usai bertatap muka dengan ibu-ibu, Presiden Jokowi melanjutkan kunjungannya ke Gedung Pramuka Kubu Raya untuk menyerahkan 2000 sertifikat untuk warga Kalbar. “Kami meminta yang menerima sertifikat untuk menjaga tanahnya, agar tidak dijual. Begitu juga dengan BPN, kami meminta agar tidak sembarangan mengeluarkan sertifikat,” tegas Presiden Jokowi.
Tidak Boleh Ada Penyelundupan Lagi
Pos Lintas Batas Negara (PLBN) yang selama ini terkesan ’yang penting ada’ dirombak total. Sedikitnya, ada tujuh PLBN yang rampung sebelum akhir tahun ini. Rabu (21/12), Presiden Jokowi meresmikan salah satu PLBN strategis di Entikong, Sanggau, Kalbar. Sebelumnya, Jokowi mengkritik bangunan PLBN itu mirip kantor kelurahan.
“Saat itu juga saya perintahkan kepada Menteri PU, bangunan ini segera diruntuhkan, dan lebih baik dari Malaysia,” ujar Presiden Jokowi.
Kini, PLBN Entikong yang baru sudah resmi berdiri dengan desain yang lebih baik. Selain Entikong, masih ada enam PLBN lain yang selesai pada tahun ini. Yakni, PLBN Aruk di Kabupaten Sambas, PLBN Nanga Badau di Kabupaten Kapuas Hulu dan PLBN Motaain di Kabupaten Belu. Kemudian, ada PLBN Motamasin di Kabupaten Malaka, PLBN Wini di Kabupaten Timor Tengah Utara, dan PLBN Skouw di Kota Jayapura.
Menurut Presiden, PLBN bukan sekadar bangunan untuk pemeriksaan pelintas batas. Lebih dari itu, PLBN sudah menjadi bagian dari kebanggaan sebuah negara. Sebab, lokasinya berada di ujung terdepan wilayah negara. PLBN memberikan kesan pertama kepada warga asing yang melintas batas.
PLBN yang selesai dibangun itu akan menjadi stimulant untuk membangun kawasan di sekitarnya. Presiden meminta ada pembangunan infrastruktur di sekitar PLBN untuk merangsang pertumbuhan ekonomi. Salah satunya, pasar. “Nanti kalau sudah ada pasar yang besar di situ, sudah ada pergerakan ekonomi,” lanjut Presiden 55 tahun itu.
Pembangunan lainnya adalah jalan raya dan berbagai fasilitas umum penunjang. Targetnya, dalam dua tahun ke depan kawasan sekitar PLBN sudah bisa berkembang pesat. Warga perbatasan yang menggantungkan hidup dari negara tetangga harus terus dikurangi.
Di luar itu, PLBN itu juga dilengkapi dengan fasilitas pemeriksaan yang mumpuni. Sehingga, tidak ada lagi alasan kebobolan barang ilegal. “Mestinya hal-hal yang berkaitan dengan penyelundupan itu bisa dihilangkan, termasuk di dalamnya penyelundupan Narkoba,” tambahnya.
Presiden juga mengingatkan bahwa PLBN juga diawasi dalam hal Pungli (pungutan liar).
Sementara itu, Menteri PUPR Basoeki Hadimoeljono menjelaskan, PLBN Entikong dibangun sejak 2015. “Kita pakai kontrak tahun jamak senilai Rp152,4 miliar,” terangnya. Masing-masing Rp64,4 miliar pada 2015 dan Rp88 miliar di tahun ini.
Dia menguraikan, PLBN umumnya berisi beberapa bangunan. Mulai bangunan utama, bangunan pemeriksa terpadu kedatangan, klinik dan carwash/disinfectant. Kemudian, di luar kompleks bangunan utama, terdapat beberapa bagunan lain. Seperti jembatan timbang, pemindai truk, bangunan pemeriksaan keberangkatan, gudang sita, kennel, utilitas, check point dan monumen.
Laporan: Syamsul Arifin
Editor: Hamka Saptono