Eiger Tumbangkan Petinju Malaysia di Ronde Tiga

JAWARA. Petinju Eiger Lamandau bersama Ketua KTI Kalbar Adrianus Asia Sidot (kiri) usai merobohkan petinju Malaysia, di GOR Baning Sintang, Minggu (18/12) dini hari. Terlihat pula Bupati Sintang Jarot Winarno (belakang berkaca mata) yang mendukung penuh acara tersebut. Achmad Munandar-Rakyat Kalbar

eQuator.co.id – Sintang-RK. Keberhasilan yang tertunda dari Timnas sepakbola Indonesia untuk merengkuh Piala AFF sedikit terobati. Di Sintang, Eiger Lamandau berhasil menumbangkan petinju Malaysia, Amirulfadzly Pendi, dalam gelaran kejuaraan internasional memperebutkan sabuk emas Ketua Komite Tinju Indonesia (KTI) Kalbar.

Turun di kelas bulu 57 Kg di GOR Baning, Sintang, Minggu (18/12) pukul 01.00, Eiger berusaha menghibur publik penikmat olahraga yang terpukul dengan kekalahan Timnas Indonesia. Dia mengulur waktu, menari-nari di ring, hingga akhirnya merobohkan Pendi di ronde 3 dengan sebuah straight kanan.

Di ronde pertama, kedua petinju berusaha membuka pertahanan lawan. Saling menjajaki, melontarkan jab-jab ringan terarah.

Memasuki ronde kedua, tempo pertandingan mulai meningkat. Intensitas pukulan bertambah. Eiger mampu memanfaatkan celah dan kombinasi hook kiri-kanannya telak mendarat di wajah Pendi. Anggota Tentara Diraja Malaysia (TDRM) itu pun mencium kanvas.

Namanya prajurit, semangat juang tentu luar biasa. Dia bangun. Tapi Eiger yang sudah di atas angin meladeni Pendi. Sebuah straight-nya mendarat di ulu hati Pendi. Dia jatuh lagi jelang berakhirya ronde kedua itu.

Dan, pamungkasnya di ronde ketiga. “Penderitaan” Pendi di ring berakhir. Dia tak bisa lagi melanjutkan pertandingan setelah straight dari Eiger mendarat di wajahnya. Wasit Jafar sempat bertanya apakah Pendi ingin melanjutkan. Namun, dia menyerah, penglihatannya sudah kabur.

“Saya bersyukur atas capaian ini. Sama sekali tidak ada kesulitan, semua berjalan dengan baik,” ungkap Eiger.

Sebelum pertandingan, ia dan pelatih Damianus Yordan sebenarnya menargetkan menang sedini mungkin. “Saya yakin 100 persen sebenarnya dari awal. Karena saya mampu. Namun, saya ingin menghibur masyarakat,” tuturnya.

Imbuh dia, “Kemana pun tanding berikutnya saya akan siap. Saya akan terus latihan demi hasil terbaik buat masyarakat Kalbar khususnya dan Indonesia umumnya”.

Kemenangan Eiger ini disambut Ketua KTI Kalbar, Adrianus Asia Sidot. Ia menyatakan, Eiger memang salah seorang petinju yang disiapkannya untuk menghadapi berbagai kejuaraan.

“Sudah menang 4 kali, termasuk di Piala Presiden. Nanti akan mulai kita arahkan untuk merebut juara dunia,” ungkapnya.

Mantan Bupati Landak ini mengatakan, setakat ini Kayong Utara menjadi kabupaten yang paling banyak melahirkan jawara-jawara tinju Kalbar. Dua diantaranya ditasbihkan jadi juara dunia, Daud Yordan dan Iwan Zoda.

Keberhasilan itu tentu ditunjang dengan keberadaan dua sasana tinju milik Damianus Yordan dan Daud Yordan. Itu sebabnya, Adrianus memprogramkan kejuaraan digelar di kabupaten/kota lain di Kalbar. Agar bibit petinju amatir dan profesional dari seluruh Kalbar bisa dijaring.

“Nah, kita harap kedepan ada petinju profesional dari Sintang. Ada sasana yang terbangun di Sintang. Ring tinju (yang digunakan dalam kejuaraan tersebut,red) ini kita tinggal di Sintang. Bukan untuk penyelenggaraan kejuaraan dunia, tapi untuk pembinaan tinju amatir dan profesional di Kabupaten Sintang,” terangnya.

Ia pun berterima kasih kepada Pemkab Sintang yang mendukung gelaran tersebut sehingga KTI dan Pertina (Persatuan Tinju Amatir) bisa menyelenggarakan dua event sekaligus dalam satu waktu. Yakni tinju amatir dan profesional.

“Ini sejarah dan mungkin pertama kali di Indonesia, dua badan tinju yakni Pertina dan KTI bersatu dalam event tinju yang kami sebut Ampro (Amatir dan Profesional),” papar Adrianus.

Sambung dia, “Kita ingin tinju jadi ikon olahraga Kalbar. Mimpi saya membawa petinju Kalbar bertinju di Las Vegas”.

Gelaran tinju di Sintang ini juga jadi ajang bagi Iwan Zoda mempertahankan gelar juara dunia IBF Youth yang direncanakan bulan Februari 2017 mendatang.

“Semoga kegiatan ini jadi momentum kebangkitan dunia tinju Kalbar,” tutupnya.

Bupati Sintang Jarot Winarno juga berterima kasih atas kehadiran KTI dan Pertina Kalbar di wilayah yang dia pimpin. “Masyarakat Sintang terhibur, karena ini pertama kali melihat pertandingan tinju secara terbuka di halaman GOR Baning Sintang,” tuturnya.

Menurut dia, ini modal awal membangkitkan cabang olahraga tinju baik amatir dan profesional di Sintang. “Kedepan, kami lakukan pembinaan tinju. Pertina Sintang sudah terbentuk, KTI juga sudah saya usulkan segera dibentuk,” timpal Jarot.

Ia juga berterima kasih terhadap pemberian ring tinju kepada Pertina Sintang. Dia berjanji ring itu akan digunakan semaksimal mungkin.

“Ini ring akan kita manfaatkan betul-betul sebagai sumber pembinaan kita. Sehingga dapat melatih bibit-bibit petinju yang ada di Sintang,” tegasnya.

Tambah Jarot, “Nanti ada tahapannya dimana Sintang mulai mengikuti Kayong Utara, sedikit-sedikitlah. Kita juga selalu siap jika Sintang ditunjuk menjadi tempat penyelenggaraan event olahraga”.

Bagi Pembina KTI Kalbar, Minggit Tribowo, kemenangan Eiger membuktikan potensi petinju Kalbar yang luar biasa. “Malam ini, sudah terbukti para petinju Kalbar dapat menampilkan pertandingan luar biasa. Baik itu amatir maupun profesional,” tutur pria berpangkat Marsma TNI ini.

Menurut dia, petinju-petinju Kalbar menampilkan pertandingan berkelas dan menghibur. Termasuk, tentu saja, Iwan Zoda di kelas bantam 53,5 Kg yang memperbaiki rekornya dalam partai tambahan kejuaraan tersebut memperebutkan sabuk emas Danlanud Supadio menghadapi Dedi Sahputra.

“Selaku Pembina KTI Kalbar, saya sangat bangga karena banyak putera daerah khususnya Kalbar bisa menunjukkan prestasi luar biasa,” ujarnya.

Komandan Landasan Udara (Danlanud) Supadio ini menyatakan, prestasi tersebut tentu tidak terlepas dari peran para pengurus dan keluarga besar KTI Kalbar yang telah mendorong dan membina bibit-bibit petinju. “Kejuaraan-kejuaraan yang diadakan ini semoga bisa memicu petinju-petinju Kalbar lainnya berprestasi di level nasional maupun internasional,” tutup Minggit. Selain Eiger dan Iwan, Agustinus Amat juga menang dari Petinju Ghana Kanil Oulare di kelas 70 kg memperebutkan sabuk emas Bupati Sintang.

 

Laporan: Achmad Munandar

Editor: Mohamad iQbaL