eQuator.co.id – Pontianak-RK. Seri kedelapan Star Wars mulai tayang perdana Kamis (15/12). Tentu sesuatu banget, luar biasa ditunggu para penggemarnya.
Berjudul Rogue One : A Star Wars Story, film ini mengambil garis waktu di semesta Star Wars diantara film keenamnya Star Wars Episode III – Revenge of Sith dan film pertamanya Star Wars Episode IV – A New Hope. Jika Anda bukan penggemar berat, mungkin akan sedikit sulit untuk enjoy atau menikmati alur ceritanya.
“Akhir film Rogue One ini spin off dari Star Wars Episode III dengan episode IV,” tutur Agung Kalis, penggila Star Wars asal Pontianak, dihubungi Rakyat Kalbar, Sabtu (17/12).
Karena itu, ia menyarankan untuk mereka yang hendak menonton film terbaru ini agar menonton ulang Star Wars III dan IV. “Ini saya lagi nonton (episode lama) Star Wars maraton,” ujarnya.
Rencananya kemarin, saat malam minggu, Agung menonton Rogue One untuk kali kedua. “Filmnya bagus sekali mas, saya ikut kasi polling di imdb.com, saya kasi nilai 9,” tuturnya penuh semangat.
Memang, kata dia, soal urutan cerita Star Wars terbilang unik. Film pertamanya justru mulai dari episode IV. Kemudian berlanjut hingga episode VI yang dirilis pada tahun 1983. Hilang hampir 15 tahun.
Film ke 4 Star Wars, yakni episode I dirilis tahun 1999 hingga episode III yang dirilis tahun 2005. Kisah-kisah di episode I-III merupakan prequel dari episode IV-VI.
Sementara, lanjut Agung, film ketujuh yakni Star Wars: Force Awakens, mengambil garis waktu satu generasi setelah era Star Wars IV-VI. Dan film kedelapan ini, mengambil garis waktu transisi generasi antara episode III dan IV. Karenanya, film terbaru ini bukan merupakan lanjutan dari film ketujuhnya.
“Nanti tahun 2017 baru lanjutannya yang Force Awakens,” ungkapnya.
Sebenarnya, yang paling menarik adalah membedah siapa yang betul-betul penggemar Star Wars masa kini, mengingat film pertamanya dirilis tahun 1977. Seandainya para penonton pertama Star Wars saat itu berumur 20 tahun, maka saat seri kedelapan ini diluncurkan mereka telah jadi kakek berusia 59 tahun.
Bisa jadi, itu sebabnya penonton baru Star Wars masa kini yang tak menonton film pendahulunya tak lagi terhubung dengan nama-nama macam Luke Skywalker, Hans Solo, Chewbacha, atau Putri Leia. “Bisa dibilang sudah 33 tahun saya suka Star Wars,” tukas Agung.
Pria yang kini memasuki usia 39 tahun itu mengaku sudah mulai menyukai Star Wars sejak masih duduk di sekolah dasar. Berawal dari mainan Star Wars yang dibelikan orangtuanya.
“Kalau ndak salah itu sekitar tahun 83-an,” kenangnya.
Menurut dia, sampai saat ini di Kalbar belum ada komunitas resmi yang jadi tempat berkumpulnya para penggila Star Wars. Namun, ia mengaku kenal dengan beberapa rekannya yang juga sesama penyuka Star Wars.
Kalau dikilas balik, film Star Wars mungkin saja salah satu film paling laris di dunia. Tapi bagi sebagian orang, fiksi ilmiah ini lebih dari sekedar hiburan. Ia adalah ‘agama’.
Adalah Daniel Jones, seorang pria asal United Kingdom (UK)/Inggris. Dia lah yang menyebut dirinya Grandmaster Mordi Hehol mendirikan ajaran bernama Jediisme pada 2007. Ini merupakan ‘agama’ yang terinspirasi dari film Star Wars. Mereka menjalankan hidup dengan falsafah seorang Jedi, sebutan untuk para ksatria di film Star Wars.
“Menjadi Jedi adalah tentang menolong orang lain, itulah ajaran utama agama ini,” ujar Master Chi-Pa Amshe, salah seorang petinggi Jediisme sebagaimana dilansir media Inggris, Telegraph, pada 15 Desember 2015 silam.
Percaya tidak percaya, pengikut Jediisme di UK berdasarkan sensus tahun 2011 mencapai 200.000 orang. Hal itu berdasarkan fakta jumlah orang yang mengisi “Jedi” di kolom agama mereka. Meski banyak yang menilainya sebagai lelucon, namun para pengikut Jediisme mengklaim angka tersebut sebagai bukti eksistensi ajaran mereka.
Rilis perdana puluhan tahun silam, Star Wars memang bukan film biasa. Kehadirannya dianggap melintasi jaman. Dengan cepat, film ini menjadi fenomena. Kehadiran seri terbarunya selalu ditunggu penggemar.
Beberapa bagian film ini juga menjadi ikon pop masa kini. Lightsaber alias pedang laser yang sering jadi senjata di film ini adalah atribut yang sangat khas. Clone Troops, pasukan berbaju perang putih yang juga sangat ikonik. Dan tentu tak bisa luput menyebut Darth Vader. Sosok antagonis di Star Wars ini begitu melegenda, baik secara karakter, penampilan maupun suara.
FORCE AWAKENS GAK ADA APA-APANYA
Meski tidak sampai segila Daniel Jones, Agung Kalis mengakui sebagai penggila Star Wars. “Kalau koleksi ya lumayan lah. Yang jelas ada lah koleksi standar seperti clone trooper, pedang lightsaber, action figure, pesawat dan beberapa vehiclenya,” beber dia.
Untuk ukuran Pontianak, bagi Agung, koleksinya terbilang cukup banyak. Ia menceritakan telah mengumpulkan mainan Star Wars semenjak masih kecil.
“Cuma, begitu SMP ke SMA mulai berhilangan, saya ngumpulkan lagi setelah mulai kerja,” tukasnya.
Di benaknya, Rogue One sangat memenuhi ekspektasinya. Bahkan ia menilai film ini jauh lebih baik dari seri ketujuhnya.
“Jauh lebih bagus Rouge One dibanding Force Awakens,” tegas Agung.
Kalau diurut, maka ia menempatkan Rouge One di peringkat kedua sebagai film Star Wars terfavoritnya. Hanya kalah dengan Star Wars: Episode I – Phantom Manace. The Force Awakens justru diletakkan di posisi buncit.
“Tapi itukan menurut saya, selera orang-orang kan beda-beda,” selorohnya.
Kepada yang belum menonton Rogue One, khususnya pencinta lama Star Wars, Agung memberikan sedikit bocoran. Salah satunya kemunculan beberapa karakter lama.
“Selain tentu saja Darth Vader yang legendaris, muncul juga R2D2 dan C-3PO,” terang Agung. Dua robot ini kelak yang akan berjumpa dengan Luke Skywalker, tokoh utama Star Wars dan menjadi awal cerita dari sejarah panjang kesuksesan film bertajuk Perang Bintang ini.
Laporan: Iman Santosa
Editor: Mohamad iQbaL