eQuator.co.id – Sekadau-RK. Tidak hanya menggunung, bau sampahnya juga menyengat, apalagi di musim hujan seperti sekarang. Kondisi inilah yang nampak di Tempat Pembuatan Sampah (TPS) di Gg Kangkung, Kabupaten Sekadau.
“Kenapa tidak diangkut-angkut. Kalau memang minta dibayar, kami dari warga setempat siap membayarnya,” ucap Husen, salah seorang warga Gg Kangkung kepada Rakyat Kalbar, Minggu (4/12).
Bukan hanya harus menutup hidup, warga Gg Kangkung pun terancam dihinggapi berbagai penyakit yang diproduksi TPS di samping Toko Citra atau di depan eks minimarket Bintang Mitra (BM) yang terbakar sekitar tiga bulan lalu itu.
Jangankan warga Gg Kankung, siapapun yang akan ke Pasar Sekadau, dipastikan akan kewalahan menahan napasnya ketika melintasi TPS tersebut. Hal ini membuat warga kesal.
“Sejak BM itu terbakar, sampahnya sudah tidak pernah diangkut lagi. Kalau dulu sebelum BM terbakar, setiap hari diangkut. Apa karena tidak ada yang bayar, sehingga tidak diangkut lagi,” kesal Husen.
Dia mengungkapkan, bangunan TPS tersebut terbuat dari beton. Namun, kondisinya sudah tidak utuh lagi, beberapa bagiannya banyak yang pecah. Alhasil, air busuk pun merember kemana-mana.
Warga Gg Kankung dan beberapa warga di kawasan Pasar Sekadau sudah terbiasa membuang sampah di TPS bertuliskan “Terimakasih Sudah Membuang Sampah Pada Tempatnya”.
“Makanya sekarang sampahnya menggunung dan menimbulkan bau. Apalagi sekarang musim hujan, baunya sangat menyengat dan mengundang banyak lalat. Kita minta sampah itu diangkut rutin,” tegas Husen.
Terpisah, Kepala Seksi (Kasi) Kebersihan dan Pertamanan, Dinas PU dan Pertambangan Kabupaten Sekadau, Evodius yang dihubungi via selular, berjanji segera menangani tumpukan sampah tersebut .
Mendapat keluhan seperti, Evo–sapaan Evodius–mengaku tidak akan tinggal diam. Dia akan segera bertindak. “Besok (hari ini, red), akan saya sampaikan ke kawan-kawan di lapangan,” ucapnya.
Evo mengaku tidak mengetahui secara persis, mengapa sampah di TPS Gg Kangkung itu tidak diangkut petugas kebersihan. Padahal dahulu sering diangkut. “Nanti akan saya evaluasi ada apa. Permasalahannya apa. Mungkin juga ada kendala di armada,” tutupnya.
Laporan: Abdu Syukri
Editor: Mordiadi
