Adrianus: Sebetulnya Iwan Bisa Menang KO di Ronde Pertama

Petinju Tak Terkalahkan Binaan Thailand Tumbang di Ronde 4

DI BAWAH ‘TATAPAN’ GARUDA. Iwan Zoda bertarung melawan petinju Laos, Solieng Souvannaphakdy, di Gedung Graha Puri Ardiya Garini Halim Perdanakusuma Jakarta, Rabu (23/11) malam. Di bawah ‘tatapan’ lambang Garuda Indonesia, Iwan bertarung penuh semangat dan menumbangkan lawannya itu pada ronde ke-4 untuk merengkuh Sabuk Emas KASAU. Panitia Kejuaraan for Rakyat Kalbar

eQuator.co.id – Pontianak-RK. Prestasi demi prestasi terus ditoreh oleh Iwan ‘Sniper’ Zoda. Di pinggang Juara dunia kelas terbang IBF Youth itu, kini melingkar pula Sabuk Emas Kepala Staf Angkatan Udara (KASAU). Ia memukul KO lawannya, Solieng Souvannaphakdy, di Gedung Graha Puri Ardiya Garini Halim Perdanakusuma Jakarta, Rabu (23/11) malam.

Solieng, petinju binaan Thailand yang cukup disegani di kawasan Asia Tenggara. Berbekal postur tubuh tinggi yang tentunya dibarengi jangkauan tinju mendukung, dia cukup percaya diri pada menit-menit awal laga. Memang, selama karir tinjunya, petarung bernama alias Payu Sor Kulawong itu tidak pernah kalah.

Hingga akhirnya, petinju Kayong Utara, Kalbar, menulis ulang sejarah petinju kelahiran Laos tersebut di dunia tinju profesional. Solieng tersungkur di ronde 4 menit 1 detik 15 setelah Iwan menghantam keras rusuk kirinya.

Dalam keterangan pers di Lanud Supadio, Kubu Raya, Kamis (24/11), Iwan menyampaikan bahwa sebenarnya dia sudah membaca strategi lawan pada ronde pertama menit ke 2. Saat itu, pukulan tangan kirinya mendarat telak di rusuk kiri Solieng. Kata Iwan, ekspresi kelemahan Solieng langsung terlihat. Walhasil, tempo permainan bisa dia kendalikan.

“Dari situ, saya dapat kode dari Pak Adri (Ketua KTI Kalbar, Adrianus Asia Sidot,red), tunggu (jangan selesai dulu), dan saya bermain terus,” bebernya.

Diakui Iwan, pada ronde-ronde berikutnya, Solieng tetap berupaya menekan dirinya. Namun, pukulan-pukulan Solieng terasa sarat dengan pertimbangan. Ragu-ragu, mungkin takut dengan serangan balik yang bisa melumpuhkan perlawanannya.

Kondisi itu berbanding terbalik dengan kepercayaan diri Iwan. Sang Sniper cukup memunggu waktu, membidik untuk mendaratkan pukulan pamungkas dan menyelesaikan laga di ronde ke-4.

Sang Promotor, Ketua Komisi Tinju Indonesia (KTI) Kalbar, Adrianus Asia Sidot mengaku sejak awal sangat yakin Iwan bakal merebut Sabuk Emas KASAU. “Sebetulnya Iwan bisa menang KO dari ronde pertama. Sejak awal, Iwan terlihat bermain santai melawan Solieng. Pertandingannya menjadi penuh hiburan,” ujarnya.

Yang bikin ia semakin bangga, kemenangan Iwan mendapat apresiasi luar biasa dari KASAU Marsekal TNI Agus Supriatna. Kedepan, kata mantan Bupati Landak ini, KTI akan terus membina regenerasi petinju Kalbar melalui kejuaraan berjenjang. Tentu, pihaknya juga memacu prestasi para petinju profesional untuk berbicara di level dunia.

“Kita juga sedang menggalakkan kejuaraan tinju di daerah. Desember itu di Sintang, Januari di Singkawang. Semakin banyak event, maka semakin banyak calon juara dunia yang dilahirkan dari Kalbar,” tegas Adrianus.

Namun demikian, untuk memenuhi impian besar tersebut, KTI Kalbar perlu dukungan dari semua pihak. Terutama pemerintah dan swasta, agar potensi yang ada tergali optimal.

“Untuk menyelenggarakan kejuaraan level dunia memerlukan dana yang lebih besar, maka dari itu keterlibatan para sponsor penting. Dan saya mengimbau kepada kawan-kawan swasta untuk terpanggil mengembangkan potensi tinju di Kalbar ini,” pintanya.

Senada, Komandan Lanud Supadio, Marsekal Pertama Minggit Tribowo. Menurut dia, respon KASAU sangat baik.

“Beliau sangat bangga binaan AU bisa menunjukkan prestasi yang membanggakan. Beliau berharap ini dapat dipertahankan dan ditingkatkan, sekaligus memicu para petinju lain supaya terus berlatih. Sehingga muncul Iwan Zoda-Iwan Zoda baru di kelas yang berbeda,” terangnya.

Ia menyatakan, kemenangan Iwan merupakan kemenangan masyarakat Kalbar.

“Kita punya potensi yang sangat bagus. Saya dan Lanud tentunya terus mendorong program-program KTI Kalbar kedepan. Kita akan berkoordinasi dengan KTI Kalbar untuk menyediakan sarana berlatih dan bertanding para atlet tinju Kalbar, agar skill mereka semakin terasah dan siap untuk bertanding,” terang Minggit.

Ditambahkannya, Lanud Supadio bekerja sama dengan KTI Kalbar akan menggelar kejuaraan tinju profesional pada perayaan HUT AU, April 2017 mendatang, di Pontianak. “Kita juga baru menjajaki untuk (pembuatan) sasana di daerah, karena untuk para petinju selama ini langsung ditangani oleh Mabes,” pungkasnya.

SIAPA LAWAN BERIKUTNYA?

Di sisi lain, Iwan Zoda menyerahkan agenda pertandingan berikutnya kepada pelatih dan promotor. “Belum tahu. Saya intinya kapanpun dan dimanapun saya siap bertanding. Memang itu profesi saya. Walaupun tidak ada tanding, saya tetap rutin berlatih pagi dan sore. Sasana di Lanud Supadio sudah seperti kantor bagi saya untuk bekerja,” terangnya.

Sebagai informasi, para petinju yang menjadi lawan Sang Sniper pada beberapa kejuaraan terakhir relatif mudah untuk ditumbangkan, semua KO sebelum ronde lima. Bahkan, salah seorang lawannya harus dibopong menggunakan tandu untuk keluar dari ring. Jadi, berikutnya siapa petinju dunia yang ingin dihadapinya?

“Petinju yang mau saya incar, Zou Shiming, asal Cina. Dia petinju binaan Top Rank. Kelas Bantam WBO dunia sekarang dia yang pegang,” tutur Iwan kepada Rakyat Kalbar.

Yang menarik, sebenarnya manager Zou sudah akan mempertemukan Iwan dengan Zou beberapa waktu lalu. Namun, entah mengapa, mendadak duel keduanya batal dilaksanakan. Pembatalan itu pun dari pihak Zou, dengan alasan sudah menemukan lawan di kelas yang sama, 50,8 Kg, asal Brazil.

“Saya menduga ada kekhawatiran ketika melihat rekaman pertandingan antara kami (laga Iwan dan laga si petinju Brazil). Dan dia (manager Zou) lebih memilih petinju dari Brazil” bebernya.

Namun demikian, Iwan menyatakan, tak pernah meremehkan petinju-petinju yang bakal menjadi lawannya. “Pada dasarnya, siapapun yang menjadi lawan saya, saya anggap dia lebih kuat. Prinsip saya jangan pernah menganggap orang lain rendah. Solieng punya tinju yang keras lho,” ungkapnya.

Zou Shiming merupakan petinju kelahiran Zunyi, Tiongkok. Dia merebut juara dunia kelas terbang, 50,8 kg, WBO setelah berhasil mengalahkan petinju Thailand, Prasitsak Phaprom. Kala itu, Zou menang angka mutlak.

 

Laporan: Fikri Akbar

Editor: Mohamad iQbaL