eQuator.co.id – Berapa harga durian termahal di dunia? Tak lain jenis MDUR 88, hasil silangan pertanian Malaysia. Di Singapura, durian unggul jiran itu dihargai sekitar Rp800 ribu hingga sejuta rupiah sebutir.
Nah, ketika harga durian di kawasan Jalan Teuku Umar, Pontianak, memviral di Facebook lantaran ada pembeli terpaksa bayar Rp700 ribu setelah makan, itu bikin Wali Kota Pontianak Sutarmidji heran. Bahkan dia setengah tak percaya dengan keluhan warga di Medsos.
“Kita sudah tanya ke penjual durian, tidak ada. Kita tidak tahu yang benar yang mana. Saya suruh Sat Pol PP panggil untuk klarifikasi itu,” kata Sutarmidji usai menghadiri kegiatan Donor Darah Abdi Negara di halaman Masjid Mujahidin, Minggu (20/11).
Percaya atau tidak, akhirnya Bang Midji mengakui kalau makan durian bayar belakangan kondisinya riskan. Itu bisa saja terjadi kalau durian yang dimakan dari jenis tertentu yang memang mahal harganya.
“Namun berapapun harganya, kedua belah pihak haruslah punya kesepakatan harga terlebih dahulu,” Bang Midji mengingatkan agar jangan merasa tertipu soal harga.
Tak disebutnya apakah jenis durian monthong dari Thailand, Petruk dari Jawa atau Sumatera dan lainnya. Kalau monthong impor rat-rata per kg di atas Rp30 ribu.
“Bisa saja, kalau durian di swalayan kan bagus, itu durian apa yang dimakannya? Ada jenis-jenianya. Ada yang satu buah bisa sampai berapa ratus ribu, tapi durian yang betul-betul bagus ya. Tapi kalau di situ (Jl Teuku Umar) sampai Rp700 ribu tidak benarlah,” tegas Bang Midji.
Untuk menjaga citra Kota Pontianak sebagai kota wisata yang jujur dan ramah harga, Wali Kota tidak membenarkan jika sampai terjadi ada warga kenak gerek. Bila ada warga masyarakat tertipu, Wali Kota Sutarmidji menyarankan agar masyarakat jangan lagi mau beli di situ.
“Jangan makan di situ lagi, biar saja dia tak laku tak apa-apa. Dari pada merusak citra kota, nanti saya larang jual di Teuku Umar. Kalau hanya mau merusak citra kota, jangan jualan di situ duriannya,” kata Bang Midji, kemarin.
Wali Kota mengimbau masyarakat yang ingin makan, tak hanya sebatas durian, boleh menanyakan harganya dan membayarnya terlebih dahulu. Agar antara penjual dan pembeli sama-sama diuntungkan.
“Jangan makan dulu baru bayar, namanya jual beli kan. (Terserah) kalau dia mau jual Rp1 juta satunya, tapi kalau orang sudah makan kemudian ditagih mahal-mahal tidak benar cara-cara seperti itu,” katanya.
Bagaimanapun, Bang Midji minta masyarakat membiasakan kritis terhadap hal-hal jual beli. Pemerintah sendiri sulit untuk terlalu jauh ikut campur persoalan standar harga jual, apalagi seperti durian runtuh. “(Mau nerapkan) label harga itu susah,” katanya.
Laporan: Fikri Akbar
Editor: Mohamad iQbaL