eQuator.co.id – PONTIANAK-RK. Tunjukkan dukungan dan solidaritas, Aliansi Pemuda Dayak Kalimantan Barat (APDKB) membuka Posko bantuan korban bom molotov di Samarinda-Kaltim dan pelemparan bom Vihara di Singkawang. Posko penggalangan dana ini di Rumah Betang Jalan Letjen Sutoyo, Pontianak.
“Kegiatan ini atas inisiatif Pemuda Dayak Kalbar, tanpa ditunggangi politik mana pun. Pemuda memang perlu peduli dan tanggap dengan lingkungan sekitar,” Kata Ketua Panitia Posko Solidaritas Penggalang Bantuan, Paulus Ade Sukma Yadi saat jumpa pers di Rumah Betang Jalan Letjen Sutoyo, Jumat (18/11).
Paulus menjelaskan, Posko bantuan tersebut sebenarnya telah dibuka sejak Selasa (15/11) dan akan berakhir Minggu (20/11). Posko dibuka dari pukul 09.00 – 21.00 WIB di Rumah Betang Jalan Letjen Sutoyo.
“Posko ini merupakan bentuk rasa peduli terhadap korban bom molotov di Samarinda yang masih dirawat di rumah sakit,” ujarnya.
“Kita tidak melihat jumlahnya, namun intinya kita ingin meringankan beban keluarga korban yang membutuhkan uluran tangan kita, terutama dalam biaya perawatan,” Timpal Paulus.
Disampaikan Paulus, APDKB mengecam aksi pelemparan bom molotov di Gereja Oikumene, Samarinda, Minggu (13/11) lalu. Apalagi kejadian tersebut mengakibatkan tewasnya seorang Balita dan lainnya masih dirawat di rumah sakit. Pihaknya juga mengecam pelemparan molotov oleh orang tak dikenal di Vihara Singkawang.
“Kami mengutuk keras siapapun yang mendalangi aksi tersebut, terlepas apa pun yang mendasari tindakan tersebut. Dampak dari peristiwa itu mengakibatkan kerugian material dan immaterial,” tegasnya.
Paulus juga mengajak semua pihak untuk menjaga kesatuan dan persatuan di Kalbar serta menjaga keutuhan negara kesatuan republik Indonesia yang sudah terjalin lama.
APDKB minta tokoh masyarakat dan tokoh agama untuk bahu membahu dalam menjaga kebhinekaan di tengah-tengah masyarakat yang majemuk serta menujukkan bahwa ideologi Pancasila di atas semua asas fondasi bangsa.
“Kita juga minta kepada Komisi Perlindungan Anak untuk berupaya memastikan anak yang menjadi korban agar tidak mengalami luka dan trauma,” Imbuhnya.
Selain itu juga meminta kepada semua elemen masyarakat agar tidak terprovokasi ketika ada aksi teror terhadap rumah ibadah.
Di tempat sama, Pembina APDKB Marselina Maryani Soeryamassoeka mengatakan, aksi mereka merupakan murni gerakan dan keinginan Pemuda Dayak. Kendati terusik dengan aksi teror bom di Kalimantan, pihaknya tidak turun ke jalan. Lebih baik membuka Posko untuk menggalang bantuan terhadap korban.
“Kita ingin Kalimantan tetap damai, dan kita menjaga keutuhan NKRI yang telah diwariskan oleh pendahulu kita”. Pungkasnya. (Amb)