SPBU 64.781.19 Meledak, Kata Pak RT-nya, Ini Insiden Kedua

BERSERAKAN. Bekas ledakan di SPBU 64.781.19 di Jalan HOS Tjokroaminoto Pontianak, Selasa (15/11) sore. Ocsya Ade CP-RK

eQuator.co.id – Siang menjelang sore di SPBU Jalan HOS Tjokroaminoto, Pontianak, seorang ASN, Dayat, 45, membawa Honda Scoopy biru tuanya berbelok masuk untuk mengisi bensin. Seperti biasa, ia mengantre di Premium di mesin nomer 3 yang terletak paling jauh dari jalan raya.

Iman Santosa dan Ocsya Ade CP, Pontianak

Tidak ada yang aneh saat itu. Hingga tepat sesaat sebelum gilirannya, sekitar pukul 13.45 Wib, tiba-tiba duaaaaaaaaarrrrrr, sebuah ledakan muncul dari mesin pengisi (dispenser) bahan bakar minyak (BBM) yang akan digunakan untuk mengisi bensin di sepeda motornya.

“Itu pas sekali, giliran sebelum saye, jok motor udah saye buka,” terangnya, di SPBU milik OSO group tersebut, Selasa (15/11).

Ledakan tersebut menyebar. Seluruh dispenser lainnya di SPBU yang berada di seberang Masjid At Tawwabin itu ikut meledak.

“Ledakannya masuk lewat tangki yang di bawah, kemudian mesin-mesin yang lain ikut meledak,” duga Dayat.

Ia mengatakan, saat terjadi ledakan tidak melihat adanya api. Hanya tampak asap dari mesin pengisi bensin yang pertama kali meledak.

“Petugas SPBU kemudian ngambil tabung pemadam dan memadamkan mesin yang berasap, mungkin takut masih ada apinya,” tambah dia.

Dayat sendiri sempat syok, tergamam saking kagetnya. Selang beberapa detik barulah ia tersadar dan bergegas lari menyelamatkan diri. Dayat pun mengaku tidak tahu apa penyebab ledakan tersebut.

“Ndak ade api, ndak ade yang ngerokok, ndak ade yang main HP, ndak tau kenape,” terangnya.

Beruntung dia hanya mengalami cedera ringan di jari kelingking tangan kanannya. Sementara sepeda motor dan tas punggungnya tertutupi debu sisa-sisa ledakan.

Semua mesin pengisi tampak terbengkas. Tim pemadam membuka seluruh penutup tangki bawah tanah dan berusaha menyemprotkan air.

Sedangkan di sekitar mesin-mesin pengisian yang meledak penuh dengan debu berwarna merah muda yang berceceran. Beberapa personil pemadam kebakaran masih berada di lokasi meski tidak ada api. Beberapa menit kemudian, SPBU dipasangi police line oleh pihak kepolisian.

Salah seorang warga, Anga mengatakan, ia mendengar suara ledakan cukup nyaring dari rumahnya yang berada di belakang SPBU. “Pas mau keluar rumah, saya melihat ada asap putih mengepul dari SPBU,” katanya kepada sejumlah wartawan.

Begitu  melihat kepulan asap, pria 66 tahun ini menyatakan langsung menelpon petugas pemadam kebakaran sambil menuju lokasi ledakan. Ketika sampai di SPBU, ia melihat semua orang yang ada di sana berhamburan.

“Saat saya di rumah, getaran ledakan itu terasa. Namun di SPBU tidak ada kobaran api. Cuma tadi saja, ada suara ledakan keras dan diikuti asap putih yang mengepul di atas SPBU,” paparnya.

Saksi lainnya, Ahmad Yani, 35, karyawan di SPBU tersebut. Dia mengaku berada di dalam kantor yang berada hanya sekitar 10 meter dari mesin yang meledak.

“Itu pas sekali mau ganti shift saya, lima belasan menit lagi lah,” terangnya.

Ia mengaku tidak bisa merinci kejadian karena semua terjadi begitu cepat. Jadi, Yani tidak tahu sebab ledakan secara pasti. Namun menurutnya, ledakan itu menyebar karena mesin-mesin di SPBU tersebut saling tersambung melalui tangki di bawah tanah.

“Yang jage jak tadak tau (penyebabnya). Masalah ape, Pius (penjaga mesin) saye tanya die, tak tau katenye,” ujarnya.

Kata Yani, rekannya Buripius, 27, mengalami luka di kaki akibat terkena penutup mesin pengisian yang meledak. Pius dilarikan ke RS Promedika untuk mendapat perawatan. Pius sendiri sudah bekerja sekitar 4 tahun di sana.

Di sisi lain, menurut pengurus RT setempat, Hadi Utaryo, ini kejadian yang kedua kalinya. “Dahulu sempat kejadian, tapi tidak meledak, hanya berasap saja,” terangnya. Ia juga menunjukkan bukti surat permintaan maaf yang dikeluarkan oleh pihak SPBU kepada masyarakat pada 23 Maret 2016.

Hadi mengatakan, seharusnya pihak pengurus SPBU mau duduk bersama, karena lokasi SPBU yang berada di lingkungan masyarakat padat penduduk. “Dari pihak SPBU hanya menyampaikan maaf, tidak pernah berkoordinasi dengan RT setempat,” ungkapnya.

Sementara itu, polisi belum bisa menyimpulkan penyebab ledakan di SPBU 64.781.19 tersebut. Apakah terjadi kelalaian atau tidak, sedang didalami.

“Nanti tim ahli dari Labfor (Laboratorium Forensik) Mabes Polri yang akan menyampaikannya,” tutur Kapolresta Pontianak, Kombes Pol Iwan Iman Susilo, setelah mengecek lokasi.

Iwan menjelaskan, berdasarkan pemeriksaan di lapangan, ledakan terjadi sekitar pukul 13.45 Wib. Kala itu situasi di SPBU tidak begitu ramai. Sedang-sedang saja.

“Diduga ledakan tersebut berasal dari tangki pendam. Setelah meledak menimbulkan gas dan asap, namun tidak ada api,” terangnya.

Lanjut dia, petugas SPBU telah melakukan upaya-upaya sesuai standar untuk penyelamatan. Salah satunya, dengan membuka dan menghentikan semua dispenser SPBU tersebut. Di SPBU ini, terdapat tiga dispenser.

“Kerugian material belum diketahui,” kata Iwan.

Imbuh dia, “Seorang petugas SPBU mengalami luka ringan dan satunya masyarakat umum mengalami gangguan pendengaran karena kaget mendengar suara letupan itu tadi”.

Kasat Reskrim Polresta Pontianak, Kompol Andi Yul Lapawesean merinci sebanyak enam orang petugas SPBU diperiksa. “Kita bawa ke Mapolresta untuk dilakukan pemeriksaan awal guna mengetahui sebab terjadinya ledakan itu,” ujar Andi yang juga mengecek lokasi ledakan.

Selain memeriksa petugas SPBU, server CCTV dan sejumlah barang bukti lainnya telah disita kepolisian. “Kami juga masih mencari masyarakat yang betul-betul melihat dan mendengar terjadinya ledakan tersebut,” terangnya.

Tak hanya itu, pihaknya sudah menghubungi Tim Labfor Mabes Polri untuk membantu dalam pemeriksaan dan indentifikasi penyebab ledakan. “Diperkirakan lusa (Kamis), tim Labfor tiba di Pontianak,” ungkap Andi.

Sepanjang pemeriksaan, lanjut dia, SPBU tersebut berada dalam status quo. “Tidak boleh ada aktivitas di SPBU ini. Setelah ada hasil dari pemeriksaan Labfor itu, baru kita sampaikan ke pihak Pertamina, apa dugaan terjadinya ledakan,” jelasnya.

Terpisah, Area Manager Communication and Relations Pertamina Kalimantan, Dian Hapsari Firasati mengatakan, langkah yang diambil petugas SPBU menggunakan APAR (alat pemadam api ringan) dalam kejadian tersebut sudah sesuai standar keadaan darurat untuk memastikan tidak adanya kebakaran.

“Dalam kejadian ini, tidak ada korban jiwa dan kerusakan material dalam proses estimasi,” kata Dian.

Setelah mengetahui adanya ledakan itu, Tim Health Safety Environment (HSE/Kesehatan Keselamatan Lingkungan) Terminal BBM Pertamina Pontianak langsung melakukan penyelidikan awal dan sepenuhnya siap berkoordinasi dengan instansi terkait dalam hal proses investigasi ke depannya.

“Tim HSE telah melakukan pemeriksaan awal terkait meledaknya tangki pendam milik SPBU tersebut,” ujarnya. Namun, hingga berita ini diturunkan, belum ada keterangan resmi dari manajemen SPBU terkait penyebab ledakan tersebut. (*)