Warga Serawai-Ambalau, Seperti Tinggal di Hutan

Cuma Ada Tiang dan Kabel Listrik

JUNTAIAN KABEL. Inilah kondisi ibu kota Kecamatan Serawai. Jalan berlubang mudah ditemukan, juntaian kabel semraut diantara bangunan rumah toko, hanya saja tidak ada aliran listriknya. Foto ini diambil Selasa (8/11). ACHMAD MUNANDAR-RK

eQuator.co.idSintang-RK. Serawai dan Ambalau adalah kecamatan yang kurang mendapatkan perhatian. Berbagai fasilitas umum di kecamatan itu masih tergolong minim.

Selain persoalan infrastruktur jalan dan jembatan, masyarakat Serawai juga mengeluhkan pelayanan listrik. Meski jaringan listrik sudah terbangun seperti tiang dan kabelnya, namun setiap harinya sering terjadi pemadaman. Parahnya, tidak hanya satu hingga tiga jam saja. Jika terjadi pemadaman, bisa memakan waktu satu harian. Misalnya, listrik matinya pagi, sekitar pukul 21.00 hingga 22. 00 baru menyala kembali.

Warga setempat mengaku, pernah terjadi pemadaman listrik oleh PLN dari Juli hingga Oktober 2016. Masyarakat harus melakukan aktifitasnya tanpa pelayanan PLN. Bahkan, jika pada malam hari kondisi Serawai seperti kecamatan tanpa penghuni karena kegelapan.

Pelaku usaha di Serawai mengaku mengalami kerugian besar akibat pemadaman listrik selama tiga bulan. Masyarakat tidak bisa berbuat apa-apa. Hanya bisa menunggu dan menunggu kapan tibanya pemadaman itu berlalu.

Tidak hanya di Kecamatan Serawai saja yang merasakan hidup seperti di hutan. Melakukan berbagai aktivitas tanpa aliran listrik juga dirasakan warga Desa Nanga Mau Kecamatan Kayan Hilir, Desa Nanga Tebidah Kecamatan Kayan Hulu dan Kecamatan Ambalau.

Pemadaman di Desa Nanga Mau, Nanga Tebidah serta Ambalau terjadi pada malam hari. Padahal di waktu malam itulah warga membutuhkan aliran listrik untuk penerangan.

Ketika Rakyat Kalbar berkunjung ke berbagai wilayah tersebut, Selasa (8/11), kawasan Nanga Tebidah hingga Nanga Mau seperti hutan. Penduduk enggan keluar rumah, suasana di kecamatan sangat sunyi di tengah kegelapan.

Kondisi kelistrikan di Serawai, Kayan Hilir, Kayan Hulu dan Ambalau menjadi masalah tanpa solusi. Sudah bertahun-tahun warga mengalami kegelapan. Pemkab dan PLN Sintang belum memberikan pelayanan maksimal terkait persoalan kelistrikan.

“Mau mengeluh dengan siapa kami di sini? Kami tanya kepada pihak kecamatan, mereka juga tidak tahu mengenai kondisi listrik,” kata Siti, warga Serawai.

Beginilah kondisi kehidupan masyarakat Serawai dan Ambalau. Daerahnya terisolir karena buruknya infrastruktur jalan dan jembatan. Ditambah lagi minimnya pelayanan PLN.

“Kami di sini hanya bisa bersabar. Mungkin dengan bersabar akan ada mukjizat dari yang Maha Kuasa, untuk memperhatikan kondisi kehidupan masyarakat Serawai yang minim akan pelayanan publik,” kesal Siti.

Warga Serawai dan Ambalau merindukan kehadiran Pemkab Sintang. Terutama berbagai program pembangunan yang harus direalisasikan. “Belum ada pemerintah yang benar-benar hadir di tengah masyarakat, ketika rakyatnya mengalami berbagai persoalan. Harapan kami, pemerintah ada dalam persoalan ini. Namun itu semua hanya menjadi angan-angan yang tak bisa terwujud menjadi nyata,” keluh Siti.

 

Laporan: Achmad Munandar

Editor: Hamka Saptono