eQuator.co.id – Perbankan gencar mencari pasar e-commerce untuk meningkatkan transaksi nontunai. Selain memudahkan transaksi konsumen, perbankan berperan mengurangi beban cash handling.
Direktur Treasury & Finance Bank Mandiri Pahala Mansury menyatakan, perbankan harus mendukung start-up dalam negeri. Bukan hanya e-commerce, tapi juga start-up lainnya yang potensial sebagai media peningkatan fee based income.
Secara terpisah, Direktur Komersial Criteo Alban Villani menyebutkan, tren e-commerce di Indonesia bakal terus meningkat. Perusahaan digital performance advertising tersebut melakukan pengamatan setahun terakhir sebelum masuk ke pasar Indonesia.
Temuannya, Indonesia adalah pasar mobile first. Artinya, lebih banyak konsumen mengakses e-commerce lewat ponsel pintar daripada laptop atau desktop. Konsumen Indonesia lebih suka melakukan pencarian barang dan membeli langsung lewat ponselnya. ’’Mobile payment punya peluang besar. Sayang kalau tidak segera ditangkap,’’ imbuhnya.
Karena itu, dia menyarankan perbankan lebih memopulerkan mobile payment, termasuk membuat skema aplikasi yang aman dan mudah untuk digunakan. Apalagi, pasar e-commerce Indonesia disebutnya unik. ’’Aktivitas pembelian pada hari kerja lebih tinggi daripada weekend. Artinya, konsumen lebih sering mengakses internet saat jam kerja,’’ jelasnya.
Mobile payment juga bisa mendukung musim belanja online yang biasa dilakukan pada 11 November. Menilik data tahun lalu, terjadi peningkatan traffic hingga 43 persen dan peningkatan penjualan sampai 61 persen. Jumlah itu lebih banyak daripada perayaan Black Friday yang mampu meningkatkan pengunjung hingga 48 persen, tapi penjualannya hanya 22 persen. (rin/dim/c5/noe)