Jumlah STP Indonesia Mengalahkan Korsel

ilustrasi.JPNN

eQuator.co.id – Pemerintah saat ini gencar membangun science-techno park (STP). Tidak tanggung rencananya akan dibangun 100 unit STP di seluruh penjuru Indonesia. Rencana membangun banyak STP mendapatkan respon kritis dari peneliti di Science and Technology Policy Institute (Stepi) Korea Selatan Chi-ung Song.

Chi-ung Song berkesempatan hadir di forum ilmu pengetahuan, teknologi, dan inovasi (Iptekin) yang digelar Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI). Chi-ung menjadi salah satu dari empat pembicara utama dalam agenda tahunan LIPI itu. Chi-ung terlihat kaget saat mendengar Indonesia mulai membangun 100 unit STP di seluruh Indonesia. Saat ini sudah ada sekitar 60 unit STP yang sudah beroperasi.

“Di Korea Selatan, hanya ada delapan STP,” katanya kemarin (8/11). Dia menjelaskan kuantitas atau jumlah STP yang ada tentu baik. Namun dia mengingatkan yang paling utama adalah kualitas dan kinerja STP itu sendiri. Yang menjadi kawah untuk menggodoj sebuah inovasi sekaligus menyalurkan ke dunia industri.

Menurut mantan dewan penasihat ahli presiden Korea Selatan bidang pendidikan, sains, dan teknologi (2011) itu, jika jumlah STP yang dibangun banyak, dikhawatirkan kualitasnya tidak maksimal. “Di sini kecil, di sini kecil, dan di sana kecil,” katanya.

Menurutnya pembangunan STP yang maksimal adalah berbasis pada kelompok bidang. Misalnya STP khusus untuk bidang pertanian, kesehatan, telekomunikasi, dan sejenisnya. Setiap bidang teknologi itu, sebaiknya cukup satu STP. Sehingga para peneliti dan kalangan industri bisa fokus berinovasi.

Kepala Pusat Penelitian Perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (Pappiptek) LIPI Trina Fizzanty mengatakan sudah pernah melakukan monitoring terhadap kinerja STP yang sudah beroperasi saat ini. “Memang masih banyak yang harus dikembangkan,” katanya. Diantaranya adalah memaksimalkan penggunaan hasil inovasi oleh kalangan industri. Dia berharap industri nasional memiliki komitmen untuk berinovasi atau memanfaatkan inovasi karya anak bangsa.

Dirjen Penguatan Inovasi Kemenristekdikti Jumain Appe mengatakan pemanfatan inovasi oleh kalangan industri penting. Diantara upaya menggerakkan pemanfatan inovasi dalam negeri itu adalah, memasukkannya dalam indikator tingkat komponen dalam negeri (TKDN). “Kami berharap industri bisa bekerjasama dengan STP untuk pemanfatan inovasi,” jelasnya. (wan)