Perlu Protokol Media Sosial

Diantara Isu Utama di Munas Ke-8 LDII

Ilustrasi.NET

eQuator.co.id – Penggunaan media sosial seperti Facebook, Twitter, dan sejenisnya, menjadi keresahan bagi Lembaga Dakwah Islam Indonesia (LDII). Mereka mengusulkan perlunya protokol penggunaan media sosial. Supaya media sosial memberikan manfaat bagi bangsa.

Penggunaan media sosial masa kini, menjadi salah satu bahasan utama di musyawarah nasional (munas) ke VIII LDII. Dua bahasan lainnya adalah gerakan menghormati guru dan pengembangan ekonomi Islam. Gelaran pembukaan munas kemarin (8/11) dipimpin langsung Ketua Umum Dewan Pimpinan Pusat (DPP) LDII Prof Abdullah Syam dan Menteri Agama (Menag) Lukman Hakim Saifuddin.

Syam menuturkan dalam munas kali ini, akan dikaji soal pemanfaatan media sosial. Diantaranya adalah masukan kepada pemerintah, supaya menerapkan sejenis protokol pemanfaatan media sosial. “Agar bisa dikelola. Supaya konten yang merusak bisa diminimalisir,” katanya.

Guru besar Fakultas Kehutanan Institut Pertanian Bogor (IPB) itu mengatakan mencegah dampak buruk teknologi informasi sudah dilakukan cukup baik melalui program internet sehat. Diantaranya ada menutup akses situs-situs pornografi serta situs negatif lainnya. Dia ingin upaya serupa juga dilakukan untuk mengontrol aktivitas di jagat media sosial. Syam optimis media sosial itu jika dikelola bisa bermanfaat buat bangsa.

Syam juga menyinggung pentingnya menghormati guru. Dia menyebutkan saat ini ada perilaku oknum yang menurunkan kehormatan (marwah) guru. Padahal peran guru sangat vital untuk kemajuan bangsa. Dia meyakini ada korelasi positif antara kemajuan sebuah bangsa dengan upaya menghargai dan menghormati guru. “Contohnya seperti di Jepang dan negara-negara maju lainnya,” tuturnya.

Menag Lukman Hakim Saifuddin menyambut baik isu yang dibahas di munas. Khusus soal media sosial, Lukman menuturkan memang harus dikontrol. “Kita hidup di era digital. Lalu lintas infornasi digital luar biasa,” katanya. Sehingga memang perlu ada panduan supaya masyarakat bisa arif menggunakan media sosial atau buah kemajuan teknologi informasi lainnya.

Menurut Lukman masyarakat harus berhati-hati dalam mengkonsumsi informasi yang berseliweran di dunia media sosial. Perlu dicek apakah informasi itu dibuat oleh orang yang ahli atau kompeten di bidangnya. “Sayangnya kita seperti tidak ada waktu untuk mengkonfirmasi i formasi yang masuk,” jelasnya.

Lukman juga titip ke warga LDII untuk menjaga keutuhan NKRI. Baginya relasi antara negara dengan agama di negeri ini sudah terjalin cukup lama. Baginya LDII harus bisa menjaga pilar-pilar harmonisasi agama dan negara. Di tengah kemajemukan masyarakat Indonesia. “NKRI harga mati,” tandasnya. (wan)