eQuator.co.id – Pontianak-RK. Dua tahun lalu, tepatnya medio Oktober 2014, bermula dari obrolan warung kopi (Warkop) terucaplah kalimat “Kita memiliki banyak peninggalan sejarah. Sama sekali tidak kalah dengan kota-kota lain di Indonesia”.
Selanjutnya, obrolan tentang seputar potensi sejarah yang berada di Kota Pontianak dan sekitarnya menjadi intens dibicarakan. Dari Warkop satu ke Warkop lainnya. Entah seberapa banyak cangkir kopi yang telah dinikmati dalam menemani diskusi panjang nan menarik itu. Terpenting, perbincangan itu mesti dieksekusi. Jangan sampai menguap entah ke mana.
“Akhirnya kami sepakat untuk membentuk sebuah komunitas yang bernama Komunitas Wisata Sejarah (KUWAS),” kenang salah seorang Koordinator KUWAS Pontianak, Haris Firmansyah, baru-baru ini.
Komunitas ini terbuka untuk umum. Sebagai wadah bagi semua kalangan tanpa terkecuali. Siapa saja boleh bergabung. KUWAS Pontianak sebagai tempat berkumpul bagi para peminat sejarah, kajian perkotaan, wisata kota serta lainnya.
“Kegiatan yang dilaksanakan berupa wisata sejarah sebagai pintu masuk untuk melihat serta mempelajari sejarah kota beserta peninggalan-peninggalan sejarahnya agar tetap dijaga dan lestari,” ujarnya.
Di balik nama KUWAS. Apabila dengar sekilas maka kata yang didengar adalah Kuas. Yang memiliki makna alat untuk melukis atau mengecat. Selain itu, Kuas sebagai salah satu alat yang dipergunakan oleh para arkeolog dalam melakukan ekskavasi temuan-temuan bersejarah.
“Dari makna Kuas itu, kita berharap dengan hadirnya KUWAS dapat memberikan warna pemandangan yang berbeda dari sesuatu yang sering dilihat agar menjadi bermakna. Serta akan menjadi salah satu penggerak dalam membersihkan sejarah yang tak sedikit sudah terlupakan,” ulasnya.
Reporter: Isfiansyah
Redaktur: Andry Soe