eQuator.co.id – Melawi-RK. Tidur merupakan aktivitas yang mendominasi waktu bayi. Dalam satu hari, bisa lebih dari sepuluh jam. Namun, Bunda kadang enggan meninggalkannya untuk beraktivitas. Apalagi jika bayinya sulit tidur di malam hari.
“Awal-awalnya, aktivitas bayi lebih banyak tidur, sama seperti sewaktu dia masih di dalam perut ibunya,” kata Yupita Yuyun AMdKeb, Bidan Desa Sungai Raya, Kecamatan Nanga Pinoh, Kabupaten Melawi, kemarin.
Kebutuhan tidur yang merupakan bawaan sejak dalam kandungan itu, kata Yuyun, menyebabkan bayi seringkali rewel. “Sangat sensitif jika ibunya tidak di dekatnya,” katanya.
Namun, tambah dia, secara bertahap dan perlahan, bayi akan menyesuaikan diri dengan lingkungannya. “Jadi bayi dapat tidur dengan nyeyang walau tidak ditunggui ibunya,” jelas Yuyun.
Ketika usianya satu hingga tiga tahun, kata Yuyun, sangatlah penting bagi Bunda untuk tetap memerhatikan waktu istirahatnya. “Istirahat yang cukup akan membuat anak tidak mudah sakit,” ungkapnya.
Namun, menurut Alumnus Akademi Bidan Cipto Mangunkusumo Jakarta ini, saat ini Bunda mendapat kendala yang cukup signifikan untuk mempertahankan waktu tidur anak yang cukup. “Sekarang anak-anak yang sudah bisa nonton atau dikenalkan pada gadget sulit untuk disuruh tidur,” kata Yuyun.
Umumnya hal tersebut terjadi di wilayah perkotaan. Tetapi persoalannya sedikit berbeda bila di pedesaan. “Di kampung, anak-anak sebagian besar diasuh anak-anak usia sepuluh tahunan, karena orangtuanya seharian bekerja di ladang atau kebun,” ungkap Yuyun.
Bunda Jeanne Vanessa ini memberikan tips sederhana kepada orangtua untuk mengatasi kendala yang dihadapinya tersebut. “Buatlah pola tidur anak sedini mungkin, harus diatur dari bayi kebiasaan waktu istirahatnya,” kata Yuyun.
Laporan: Marselina Evy
Editor: Mordiadi