eQuator.co.id – Pontianak-RK. Guru Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) memiliki tugas yang teramat berat, yakni membentuk karakter anak bangsa. Tetapi, gaji yang mereka terima, jauh dari kata memadai.
“Bayangkan saja, guru PAUD hanya menerima gaji Rp300 Ribu hingga Rp400 Ribu per bulan. Mau makan apa guru-guru ini,” ungkap Yuli Armansyah, Ketua Komisi D DPRD Kota Pontianak, kepada Rakyat Kalbar, Rabu (2/11).
Menurut Maman–sapaan Yuli Armansyah–pemerintah menumpukan harapan besar kepada Guru PAUD dalam membentuk atau membina karakter anak. Tetapi tidak sejalan dengan perhatiannya terhadap kesejahteraan pendidikan anak usia dini tersebut.
“Sesuai atau tidak (tugas berat itu, red) dengan gaji yang mereka terima. Kalau dilihat dari jam mengajar, Guru PAUD ini tidak kalah jauh dengan guru umumnya seperti di SD, SMP,” kata Maman.
Memang, tambah dia, jam mengajar Guru PAUD tidak sepenuh jam mengajar guru di jenjang pendidikan yang lebih tinggi. Namun, setidaknya pemerintah menyesuaikannya gaji mereka. Kalau tidak bisa dibayar penuh, minimal setengahnya saja.
“Mereka (Guru PAUD, red) mengajarnya hanya setengah dari Guru SD dan SMP, ya…seharusnya gaji mereka juga setengahnya. Misalnya, kalau Guru SD dan SMP itu Rp1,7 Juta, gaji Guru PAUD Rp900 Ribu atau mendekati itu,” papar Maman.
Sejauh ini, ungkap dia, Pemerintah Kota (Pemkot) Pontianak hanya memberikan tunjangan atau kompensasi jika Guru PAUD menghadiri suatu pertemuan. Ini bukanlah langkah tepat. Pertimbangannya, Guru PAUD juga sibuk.
“Iya kalau mereka datang ke pertemuan tersebut. Bagaimana kalau ada tugas lain hingga tidak sempat datang, tentu mereka tidak bisa mendapatkan tunjangan, insentif atau kompensasi itu kan,” ketus Maman.
Dia sangat mengharapkan, Pemkot Pontianak menjadikan persoalan gaji Guru PAUD ini perhatian serius. “Saya pikir, persoalan ini bisa kita rembukkan bersama-sama. Kalau memang berniat memberi guru PAUD, sepadanlah dengan kerja mereka. Mari kita bahas dan anggarkan untuk mereka ini,” ajak Maman.
Kalau memang terasa berat memberikan gaji yang setimpal kepada Guru PAUD, coba pikirkan bagaimana rasanya bila hal itu terjadi pada pengelola negeri ini. “Coba dibalik, kita yang jadi Guru PAUD. Apakah masih mau menggeluti tugas dengan gaji yang tidak seberapa itu,” tutup Maman.
Laporan: Gusnadi
Editor: Mordiadi