eQuator.co.id – KETAPANG-RK. Mengaku prihatin dengan kondisi bangunan Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas II B Ketapang, anggota Komisi III DPR, Erma Suryani Ranik akan membantu merenovasi.
“Kalau bisa kita dapat renovasi minimal untuk plafon dan tembok, itu yang mendesak,” kata Erma saat kunjungan kerja ke Ketapang, Selasa (1/11).
Dikatakan Erma, jika plafon, tembok dan personil Lapas Ketapang sudah bagus, dia tidak mau mendengar ada cerita narapidana melarikan diri. Tidak ada alasan narapidana bisa melarikan diri.
Pengobatan para tahanan juga akan diupayakan lebih maksimal. Misalnya bisa melalui program Badan Penyelengagra Jaminan Sosial (BPJS). Itu semua akan dianggarkan 2017 mendatang.
“Mudah-mudahan kondisi Lapas Ketapang kedepan jauh lebih baik. Saya harap Kepala Lapas Ketapang mengawal hal ini serius, agar semua yang kita harapkan terwujud,” ujar Erma.
Sedangkan penambahan sipir, anggarannya harus dari Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (MenPAN-RB). “Penambahan staf Lapas itu agak panjang urusannya,” ungkapnya.
Erma menegaskan, semua hasil resesnya ini akan dibawa ke rapat resmi di Komisi III. Lapas Ketapang menjadi perhatian serius. Apalagi tingkat warga binaannya melarikan diri cukup tinggi.
Kepala Lapas (Kalapas) Ketapang, Hensah sangat berharap adanya bantuan renovasi bangunan Lapas yang sangat tidak standar dan mengerikan. Apalagi sudah ada kunjungan anggota DPR, melihat secara langsung kondisi Lapas Ketapang yang memang sangat memprihatinkan.
“Memang banyak sekali yang harus dibenahi. Paling urgen bangunan Lapas yang jauh dari kata standar,” keluh Hensah. Bangunan Lapas yang tidak standar, diantaranya sekat blok yang masih menggunakan kayu. Tembok bangunan hanya diplaster, kemudian disemen tanpa dicor. Sangat rawan dijebol narapidana.
“Jadi harapan kami ada renovasi bangunan. Karena ini memang sangat urgen. Bisa dikatakan Lapas Ketapang sangat rawan dan mengerikan,” akunya.
Terlebih jumlah pegawai yang belum memadai, ditambah dengan jumlah penghuni Lapas yang sudah overload hingga 100 persen. Ini semua menjadi persoalan tersendiri bagi Lapas Ketapang.
“Kapasitas Lapas di bawah 200, tapi isinya selalu melebihi. Bahkan bisa dikatakan sudah overload 100 persen,” ujar Hensah. (jay)